Pagi hari yang cerah, Amara dan Rikcy mati-matian berlari dengan tergesa-gesa menuju sekolah mereka.
"Ini semua karna kamu begadang main FF tau gak!" kesal Amara berlari bersama Rikcy. Rikcy yang tidak terima pun melotot kearah Amara.
"Gua!? salah lo kenapa nungguin gua mandi." kata Rikcy tidak terima disalahkan.
Saat mereka berdua sampai digerbang sekolah, ternyata pagarnya telah tertutup. Dan ternyata ada dua anggota OSIS yang berjaga.
"A-anu...kak?" panggil Rikcy, laki-laki yang memiliki kesan berwajah lucu itu langsung melihat Rikcy dan Amara dengan wajah datar.
"Lagi-lagi, kalian ini gimana hah!? udah tau hari pertama MPLS kok malah telat." katanya dengan kedua tangan yang bertumpu di pinggangnya. Rekan di sebelahnya hanya tertawa sambil membuka gembok pagar dan menyuruh Amara dan Ricky untuk masuk.
Amara dan Rikcy menunduk meminta maaf dan memasang wajah menyesal.
"Udah san, maafin aja...lagian namanya anak baru ya gitu." kata jaen. Cowok yang dipanggil San oleh Jaen tadi memutar matanya malas.
"Terserah deh." jawab Sandy dengan wajah kesal.
"Iya bang, maklum lah kita kan anak baru." lanjut Ricky dengan takut-takut. Sandy melotot kearah Ricky membuat Rikcy kicut dan melirik Amara yang sedari tadi sudah sangat terlihat pucat. Jaen yang sadar pun langsung melihat Amara.
"Temennya kenapa, sakit?" tanya jaen.
Ricky menggeleng dan tersenyum membalas pertanyaan Jaen. Sandy melihat jam tangannya lalu melihat Jaen.
"Pacarnya?" tanya jaen pada Ricky. Ricky menggeleng.
"Bukan bang." jawab Ricky.
"Oh..cuman pegangan tangan ya...mana erat banget lagi." ketus Sandy.
Amara yang sadar pun langsung melepaskan tangannya dari Ricky, sedangkan Ricky menatap tangannya yang terlepas dari tangan mungil Amara pun menampakkan raut wajah yang kecewa, namun langsung di tepisnya. Dia tidak boleh menyukai Amara, Benar. Dia dan Amara tidak lebih dari sekedar teman kecil.
♪♪♪♪☆*: .。.o(≧▽≦)o .。.:*☆♪♪♪♪
Saat Amara dan Ricky bergabung dengan barisannya masing-masing. Para kakak-kakak senior pun mulai mengambil ahli setiap kelompok yang sesuai dengan kelas mereka. karena kelas Amara dan Ricky sangat jauh alhasil keduanya terpisah.
"Nanti kalo ada apa-apa langsung telpon gua, okay." kata Ricky, sejujurnya dia mengkhawatirkan Amara. Takut jika nanti terjadi pembullyan Atau terjadi tragedi yang tidak diinginkan. Amara hanya mengangguk dan menatap Ricky dengan tatapan yang tidak yakin.
"Jangan liat gua kayak gitu. lo harus mandiri, masa harus apa-apa sama gua terus." kata Ricky sambil memegang kedua bahu Amara meyakinkan. Amara menggangguk.
"Iya. nanti juga pulangnya tunggu Mara,ya?" kata Amara.
Ricky mengangguk, cowok mulai berjalan pergi ke arah kelompoknya dan meninggalkan Amara yang bergabung dengan kelompoknya juga.
"Halo, perkenalkan kami adalah senior kalian yang akan memandu perkenalan kalian hari ini. Nama gua Sean dari kelas IPA 12 A dan di samping gua itu Joshua, salam kenal." kata senior yang meperkenalkan diri itu. Tapi perkenalanya terlalu datar, wajar saja karena Sean dikenal sebagai pangeran es di Sma ini. Sedangkan Joshua adalah orang yang hambel, di tersenyum setiap kali orang menyapanya dan memperhatikannya. Amara melihat Joshua dan tanpa sadar menatapnya lama dan dikira bengong oleh orang lain, Joshua yang sadar pun mengangkat alisnya dan mendekati barisan Amara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan lukisan
Fiksi Remaja"Dia yang membuat ku ingin mengabadikan setiap momen." .....✍️✍️✍️✍️..... Namaku Amara bilqis, biasa di panggil mara. Cantik? tentu tidak, tinggi? juga tidak. Yang ada aku hanyalah anak culun yang selalu di bully di sekolah. Wajar...