32. Fii Amanillah [End]

264 20 12
                                    

"Tau ga sih..
Ada seseorang yang lebih semangat karena ketemu kamu dihidupnya.
Ada seseorang yang ga jadi nyerah karna apa yang kamu katakan, ada seseorang yang masih inget sama nasehat kamu dan itu membuat dia tetap bertahan sampai hari ini.
Ada seseorang yang terinspirasi keluar dari zona nyaman karena ngeliat keberanian yang kamu lakuin.
Sesederhana apapun motivasi yang kamu bagi, yang mungkin kamu anggap kecil dan biasa aja, bisa jadi 'have means a lot' banget untuk orang-orang yang nganggep kamu spesial"

_Bumantara Santri_

_Bumantara Santri_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Suster!!" Panggil Ridwan dengan cepat

Dua perawat itu berhenti dan menoleh padanya

"Ada yang bisa kami bantu?"

"Maaf. Kalau boleh tau, siapa pasien yang kalian bilang tidak bisa diselamatkan tadi?"

"Oh, itu pasien luka tembak yang baru dibawa pagi tadi. Dia kehilangan banyak darah akibat pendarahan. Pasien semakin kritis, stok darah golongan O kosong, akibatnya pasien-"

"Dimana sekarang?"

"Emm.. dibawa pulang ke kediamannya-"

Belum selesai perawat itu berbicara, Ridwan melepaskan pegangan dari Adnan dan melangkah dengan cepat menuju pintu utama dengan nafas yang semakin tersengal.

"GUS" Adnan berlari menyusul dan menahannya disana

"Kang tolong antar saya"

"Guse! Njenengan masih belum pulih total. Pripun kalau nanti Njenengan drop di jalan"

"Sampeyan Ndak dengar perawatnya bilang apa kang? Pasien gagal diselamatkan-"

"Kenapa Njenengan yakin kalau itu mbaknya? Kita kan belum tau pasti siapa yang gagal diselamatkan tadi. Banyak pasien dengan luka tembak disini Gus. Panjenengan coba tenang dulu. Jangan panik begini"

"Ndak bisa kang. Pikiran saya sudah Ndak tau piye ini. Saya cuma-"

"Saya ngerti Njenengan khawatir. Tapi jangan juga Njenengan abaikan kesehatan Njenengan Gus"

"Tapi-"

"Njenengan tunggu disini. Duduk dulu. Biar saya yang cari tau siapa yang perawat bicarakan tadi" melangkah pergi dengan cepat agar Gusnya itu tak tertambah panik.

Ridwan menghela nafas berat. Ia duduk sembari menenangkan pikirannya.

Astaghfirullahaladzim,

Astaghfirullahaladzim,

Astaghfirullahaladzim..

Ya Allah..

Kenapa rasanya isi kepala ini gak karuan..

Bumi Santri🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang