09. Bencinya Pudar?

198 20 4
                                    

"Ada ribuan alasan mengapa aku membencimu. Salah satu alasannya karena kamu terlalu baik. Aku benci laki-laki yang baik. Karena dengan kebaikan yang ia punya, sudah pasti iman yang lemah ini tidak bisa mengabaikan. Karena itu, aku memilih untuk membencimu. Agar diri yang masih dalam tahap renovasi ini, tidak goyah terhadapmu. Maaf.. aku akan terus membencimu untuk menyelamatkan imanku"

~Alzannia Rizky Nayyara

...

TAYO/BUS

Dalam perjalanan pulang menuju pesantren, Waffa tetap sebagai driver.

"Alhamdulillah rek.. lolos dari ustadz Fatih" Zakir

"Kok gak kepikiran ya ada Ustadz Fatih disana" Ali

"Di takzir gak nanti kita Gus?" Nur

"Walah, kalau sama kita dilaporkan ke Ustadz Adnan takzirannya di luar nurul" Huda

"Bener! Aku sampe gak habis fikri. Coba, gak sholat jamaah hukumannya di suruh bersihin kolam guramenya Pak Kiyai" Ali

"Plus larlaran nadhom kelas Diniyyahnya. Jadi pinter gak tuh ikannya" Rafly

Waffa terkekeh "Masih mending bersihin kolam. Kalian belum pernah ngerasain tahlilan di maqam (kuburan) masyaikh ba'da isya' karena gak ikut ngaji Pak kiyai."

"Innalilahi.. kok serem begitu! Pas sementara tahlil ada mbak-mbak yang ketawa di pohon" Ucap Nur ngeri

"Loh bagus toh. Kita ikut ketawa aja. Tambah ngakak, nanti pasti dia yang kabur" kekeh Waffa

"Tetep! Mending gak kena hukuman apa-apa"Ali

"In Syaa Allah enggak, Tenang rek, enek aku (ada saya)" Waffa dengan tenangnya.

"Lah! Begitu, tadi kenapa kita lari?" Rafly

"Kalo sama Ustadz Fatih gak bisa di nego. Tapi kalo sama ustadz Hamzah di pondok nanti pasti bisa" Gus

"Kalo gak bisa pun, kan kita punya Zidan" Zakir menoleh ke samping. Karena sewaktu berangkat tadi zidan duduk di sebelahnya.

Semuanya terdiam.

"ZIDAN!!" Kompak semuanya.

"Astaghfirullah, adekku ketinggalan" Zakir panik

"Adek, adek, sejak kapaan?" Nur

"Sejak aku terluka dan disembuhkan oleh Mbak Nia.." Zakir

"Bahasanya itulooh, bikin otakku mules" Huda

"Gus how about now?" Rafly juga panik

"Abot aboot.. iyo kalian abot (berat : in java language) pasti kebanyakan dosa ini" Waffa

"Hh, bukan itu maksudku gusee, terus sekarang bagaimana?" Rafly

"Ya santai wae, kan Zidan ketinggalan di rumah sakit umum bukan di rumah sakit jiwa"

"Iya juga, apalagi ada pamannya disana" Huda

"Ya Allah adekku, semoga kamu baik-baik saja disana ya dek" Zakir memelas

"Gus, arek Sitok iki didokne neg kene ae iso gak sih?! (anak satu ini diturunkan disini saja bisa gak)" Geram Huda

"Haha.. sabar hud, tahan. Bentar lagi nyampe" Waffa

"Bikin erosi ae" Huda

"Gak sekalian banjiir" Zakir

"Seperti pepatah mengatakan kang, orang sabar istrinya lebar" Nur

Bumi Santri🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang