Kue Dirga - Sandyakala

3 0 0
                                    

Asa menatap kue yang berucapkan 'Happy birthday Dirga' itu dengan senyum kecil di wajahnya.

"Aduh anu, itu bacaanya di anggap gaada aja ya Asa?" Paniknya.

"Gapapa kuenya kita buka?" Tanya Asa.

"Gapapa! Ini hadiah buat kamu karena udah bertahan sampai sejauh ini, makan-makanan yang manis bisa buat mood bagus tau. Jadii mulai sekarang setidaknya kamu harus makan-makanan manis dalam sehari."

Asa menatap Aru sambil tersenyum, sungguh Asa sangat berterima kasih pada Aru yang menemukannya berdiri di atas pembatas jembatan.

"Kamu bener Aru, aku emang gamau berdiri disana, aku takut, aku takut lompat dari jembatan itu, aku takut kalo aku harus mati di dasar laut. Tapi aku lelah Aru." Ucap Asa sambil bersandar pada dinding kamarnya.

"Aku lelah, aku lelah aku trus disalahkan atas kesalahan yang gapernah aku lakuin."

Asa menangis, pemuda tinggi berambut hitam yang menutupi dahinya itu menangis dengan sendu di dalam kamarnya yang tidak ia beri cahaya.

Hanya ada cahaya lilin di atas kue pemberian dari Aru yang menerangi kamarnya.

Asa memejamkan matanya, meski dengan mata tertutup Asa masih dapat melihat cahaya lilin di depannya.

Notifikasi dari Karsa membuat Asa yang hampir tertidur dengan terpaksa harus kembali membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Notifikasi dari Karsa membuat Asa yang hampir tertidur dengan terpaksa harus kembali membuka matanya.

Asa berdiri dari duduknya membuka tirai jendela kamar dan melambaikan tangan pada Karsa yang juga berada di depan jendela kamarnya.

"Lo lagi bangkrut ya?"

Asa mengkerutkan dahi, "kenapa?"

"Lo gabisa ngidupin lampu rumah? Udah bayar token listrik?"

Asa menghela nafas, malas menanggapi Karsa.

"Gapenting lo"

Asa menurut jendela kamarnya.

"Sa! Gue kerumah yaaa!" Teriak Karsa dari sebrang rumah Asa, yang di teriaki hanya merebahkan badannya di atas tempat tidur, siap untuk melanjutkan tidurnya kembali.

Lilin sudah padam, tidak ada cahaya di kamar Asa, namun walau di selimuti kegelapan hari ini Asa menemukan sedikit cahaya pada harapan hidupnya.

Terdengar suara ribut di lantai bawah, Asa yakin itu pasti Egi dan Karsa. Kamar Asa di ketuk dengan kencang.

"Asaa!! Ayo makan gue bawak nasi goreng spesial masakan bunda! Woii Asa!"

Asa berdecak sebal, sungguh matanya sudah tidak sanggup untuk terbuka, Asa mengantuk.

"Sa.. keluar dulu yuk makan" Suara Egi menyapa pendengaran Asa.

"Bentar bang".

Kalau sudah Egi yang menyuruh Asa pasti langsung dilakukan.

Pintu kamar dibuka, menampilkan kegelapan kamar Asa. "Sa.. lo mau Gue beliin lilin? Di kede pak Mamat ada lilin ngepet tuh yang besar, mau?"

Egi menepuk kepala Karsa dengan keras, "jangan ganggu Asa, Gue gebuk lo".

Karsa meringis melihat penampilan Asa.

"Sa.. lo kayak orang hidup segan tapi mati tak mau, Egi lo gimana sih! Liatt ni muka Asa, gimana dia mau dapet cewek cakep kalo penampakannya aja udah kayak orang sawan tau!".

Memang dasar Karsa yang tak tau berbicara.

Egi menunjang pantat Karsa menimbulkan teriakan tertahan dari yang di tunjang.

"Yuk, makan dulu baru tidur" ajak Egi pada Asa.

•••••

Ketiga pemuda berbeda sifat itu tengah duduk di meja makan besar dirumah Asa dan Egi.

Mereka menikmati nasi goreng spesial buatan bunda Karsa dengan khitmad, hanya terdengar suara denting piring kaca dan sendok yang bergesekan.

"Asa.." panggil Egi memecah keheningan.

Asa menoleh, "kenapa bang?".

"Asa gamau tinggal sama Abang aja di apart? Kan lebih deket juga kalo ke kampus Sa, jadi Asa gaperlu naik bus lagi."

Jantung Karsa berdetak dengan cepat, Egi selalu mengajukan pertanyaan yang sama, namun Asa selalu menolak. Tapi kali ini Asa memberi jeda dan tidak langsung menjawab, membuat Karsa ikut merasa tegang.

"Tapi Asa gamau ngerepotin Abang, Asa gamasalah kalo harus pulang balik dari kampus kerumah naik bus kok Bang."

"Okei.. kalau Asa mau tinggal disini aja, Abang gamasalah. Tapi gaada salahnya kalo Asa pulang pergi sama Karsa kan? Lagian kan sejalan, Asa mau?"

"Asa gamau ngerepotin Karsa Bang".

Karna menghentakkan sendoknya jengah.

"Heh! Ngerepotin. Dulu pas tk Lo kencing di celana juga gue yang bantuin nyebokin. Trus pas Sd mata Lo kemasukan rambut sendiri juga Gue yang bantuin embus, pas Lo gabisa tidur karena abis nonton film horor juga Lo gue kelonin! Trus gamau ngerepotin?!? Yang bener aja Asu"
"Bang! Liat karsa. Lagian itu Karsa yang mau nolong Asa kok!". Sahut Asa tak terima.

"Lagian pas Karsa pup di celana pas Sd juga Asa yang bantuin Karsa ngadu ke guru, pas Karsa pipis di supermarket juga Asa yang ban-" Karsa menutup mulut Asa dengan tangannya.

"Okei Asa! Besok Lo pergi sama gue ke kampus yaa" Karsa tersenyum menahan dirinya untuk tidak memukul Asa.

Egi yang melihat Asa dan Karsa hanya bisa tersenyum lembut.

••••

Dirumah Arunika.

"Anak bandel! Dari mana Lo?" Panggil Dirga saat Aru membuka pintu rumah mereka.

"Diem, berisik! Bantuin ini berat tau." Keluhnya.

"Lagian Lo dari mana si bawak ginian?"

"Heh budak korporat! Itu Mama tersayang yang nyuruh Aru buat bawak ini semua sendiri, karena bang Dirga lagi ulang tahun!" Aru berdecak sebal.

Dirga membelalakkan matanya, "jadi Lo bawak sendiri?"

"Ya bang Dirga pikir sendiri aja deh! Ah udah ini bawak semua ke meja, Aru capek. Mau mandi dulu."

"Hei anak kecil! Udah malem jangan mandii" teriak Dirga karena Aru sudah menaiki tangga ke kamarnya.

"Abang kenapa teriak teriak?" Tanya mama Lita yang baru keluar dari balik kebun di belakang dapur.

"Mama nyuruh Aru bawak semuanya sendiri?" Dirga menghampiri sang Mama yang berjalan ke arah dapur.

"Biarin deh, lagian hari minggu bukannya jalan-jalan atau kemana gitu, ini malah ngerem aja dirumah, udah kayak yang mau bertelur itu Adek kamu. Biarin sesekali olahraga biar sehat badannya".

Dirga tertawa, Mamanya ini memang ada-ada saja.

"Loh!"

"Kenapa Ma?"

"Kue kamu mana?"

"Kue? Kue apa?"

"Itu! Si Aru Mama suruh ngambil kue di tempat langganan Mama, kok gaada kuenya?"

Dirga menaikkan bahunya, "Dirga gatau, cuman ini aja yang di bawak si kecil".

Mama Lita mengambil ancang-ancang.

"ARU! KUE ULANG TAHUN DIRGA KEMANA?!?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang