Bab 35;Sensitif

4.7K 292 17
                                    

Happy Reading

"Awhh" Jesslyn berjongkok disaat sedang berjalan membuat orang yang berjalan dibelakang berhenti begitu juga semua yang berada dibarisan belakang.

Akhtar bergegas berjalan mendahului untuk melihat siapa yang terluka. Justin yang berdiri disamping Jesllyn hanya acuh bahkan kembali berjalan seorang diri bergabung bersama barisan depan tanpa partner.

"Kamu gakpapa? " Jesllyn mendongak sembari mendengus. Mungkin karena datangnya sosok Akhtar membuat Justin pergi dan tidak menolongnya, itu yang ada di fikiran Jesllyn.

"Pengganggu" ucapan tanpa suara itu tertangkap oleh mata Akhtar ketika melihat pergerakan dari mulut Jesslyn.

Akhtar mengabaikannya kemudian membantu Jesllyn yang ogah-ogahan dibantu olehnya ke pinggir agar yang lain bisa melanjutkan perjalanan.

"Gimana? Lo baik-baik aja? " tanya Erik yang baru saja menyusul.

"Kaki gue kram, gak bisa jalan" ujar Jesllyn, Erik sontak memegangnya membuat Jesllyn memekik entah itu pura-pura atau tidak.

"Gue gendong" Erik sudah berjongkok, punggungnya sudah bersiap.

"Gue gak mau digendong sama lo" tolak Jesllyn

"Terus, lo mau ditinggal sendirian disini? " Jesllyn menggeleng acuh tak acuh.

"Mau lo nya apa? Nanti keburu ketinggalan" ujar Erik bertanya.

"Kamu duluan saja, ini biar saya yang urus" Akhtar angkat bicara.

"Tapi kan, masa ketua ditinggal sendiri, gue gak bakal pergi" balas Erik membantah.

"Saya sama dia secepatnya menyusul, turuti perintah saya" Erik menghela nafasnya.

"Kalo 10 menit gue gak liat nyusul gue bakal balik lagi" Akhtar mengangguk sementara Erik mau tak mau kembali berjalan menyisakan 2 sejoli berbeda gender itu.

"Ini yang kamu mau? " Jesllyn bangkit merapihkan celananya karena sempat duduk ditanah, setelah kepergian Erik gadis itu bertingkah tidak apa-apa karena perkataannya tadi cuman pura-pura, alasannya karena ingin dinotice Justin dan jika tidak maka Ia harus membuat situasi berdua bersama Akhtar seperti saat ini.

"Gue udah peringatin lo buat gak deket-deket sama Justin" ujar Jesllyn dingin.

"Gue selalu ngawasin lo, kalo lo nge-gay jangan sama Justin gue! " seru Jesllyn marah.

"Maaf saja, saya bukan gay" balas Akhtar tenang.

"Mungkin itu menurut lo, menurut pandangan orang lain lo itu nge-gay! Termasuk dipandangan gue! " sarkas Jesllyn

"Saya tidak peduli pandangan orang lain karena yang tau sifat saya itu hanya saya seorang diri bukan orang lain, jika masih kuat berjalan silahkan jalan duluan saya mengikuti dari belakang" ucap Akhtar tidak ingin mengulur waktu hanya untuk meladeni ocehan gadis didepannya ini.

"Dan jika kamu menyukainya, lakukan apa yang kamu bisa jangan berdiam diri saja. Kamu bertindak jika Justin didekati seseorang saja memangnya kamu itu bodyguard rahasianya? Tidak bukan? " Jesllyn terdiam tidak bisa membantah,Kata-kata itu seolah membenarkannya.

"Oke deh, maaf sebagai permintaan maaf gue nih gue kasih minum" ujar Jesslyn berubah tenang tidak seperti tadi, Ia menjulurkan kaleng minuman pada Akhtar.

"Terimakasih" Akhtar menerimanya kemudian mereka berdua kembali berjalan seolah tidak terjadi apa-apa dengan Jesllyn yang berjalan terlebih dahulu sementara Akhtar dibelakangnya.

Sembari berjalan, tangannya yang masih memegang kaleng minuman dibuka kemudian diminum oleh Akhtar dan dalam diam Jesllyn menyeringai membuka ponselnya.

Interesting KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang