arez memandangi dua wanita didepannya dengan raut wajah kebingungan yang begitu kentara.
Sesekali arez juga menoleh kebelakang dimana dua mobil hitam melaju mengikuti mobil yang syeena kendarai, tanpa ditanya itu sudah pasti suruhannya geryzo.
"Cepatlah sedikit!!" Teriak carina sesekali menoleh kebelakang.
"Kecepatan tinggi ini tolol!! sudah penuh, kalau kecelakaan bagaimana!!" Sahut syeena dengan suara kerasnya.
"Tidak apa apa, kita mati sama sama saja!!" Balas carina.
"Gue udah pernah mati ya! jangan ngajak gue mati lagi!!" Sahut syeena dengan suara keras, otot lehernya juga terlihat saking gemasnya begitu merasakan sedari tadi carina tidak henti hentinya berteriak mengguncang tangannya.
Carina memang sudah pindah kekursi depan bersebelahan dengan syeena, alasannya biar lebih jauh sedikit dari dua mobil dibelakang yang mengikuti mereka, benar benar aneh.
Dibelakang dikursi penumpang, arez melongo mendengar dan melihat kedua wanita itu yang terlihat akrab satu sama lain.
"Jangan di gas juga syeena!! ini turunan!!!" Teriak carina sembari tangannya menggenggam erat stalbet.
"Mereka juga gak ngerem carina!!! kalo gue ngerem kita ketangkep!!" Balas syeena.
"Kiri ada truk!!"
"Gak buta jangan teriak teriak, kuping gue budeg!!"
"Pelan syeena, didepan ada bus!!"
"Jangan teriak carina, gue gak katarak!!"
"Mereka nyalip kita syeena!!"
"Jangan teri-argghh!!"
Syeena berteriak kaget tatkala satu mobil melaju disampingnya, bahkan mereka mengarahkan sebuah pistol yang syeena yakini, mereka ingin memecahkan ban mobilnya.
Syeena mengemudikan mobilnya secara acak untuk menghindari peluru yang ditembakkan kearah ban mobilya, alhasil mereka hanya menembak aspal jalan saja.
"Jangan sembarangan nyetir syeena, kepala ku pusing!!" Teriak carina.
"Kepala gue juga puyeng!!" Balas syeena.
Satu peluru berhasil menembus ban mobil syeena, disusul oleh peluru lainnya, hingga syeena merasa oleng dan tidak bisa mengendalikan kemudi, alhasil mobil oleng dan menabrak pohon.
"Uh ... mantap." Gumam syeena yang semakin merasakan pusing dikepalanya.
"Sudah ku bilang jangan di gas!" Kesal carina memijat pelipisnya.
"Kalo gak di gas kita gak bakal nyampek sini bego!!" Sahut syeena, entah kenapa rasanya syeena tidak bisa menahan umpatannya.
"Sekarang bagaimana?." Tanya carina yang seketika matanya melotot begitu melihat enam orang berlari mendekati mobil.
"Tenang aja, gue udah ada persiapan" sahut syeena memperlihatkan petasan yang amat sangat banyak dikantong plastik.
Carina bingung namun tetap mengangguk mempercayakan semuanya pada syeena.
"Lo telpon siapa saja yang bisa dimintain tolong, gue bakalan hadang mereka buat ngulur waktu!" Seru syeena segera menyerahkan ponselnya pada carina dan setelah itu dia keluar dari mobil dan berhadapan langsung dengan enam orang berbadan kekar itu.
"Siapa yang bisa dimintain tolong?." Gumam carina sembari melihat lihat nomor kontak diponsel syeena.
"Ah masa bodoh lah"
Carina mulai mengaotak atik ponsel milik syeena, hingga beberapa saat carina menaruh ponselnya pada saku roknya, setelah itu ia buru buru keluar mobil untuk membantu syeena.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi : menjadi ibu protagonis
Teen Fictionsyeena gadis yang berusia 17 tahun dan dikenal dengan sifat ramah ceria sekaligus barbar nya, harus meregang nyawa karna dibunuh oleh musuh bisnis ayahnya bukannya ke alam baka menemui ibunya, syeena malah bertransmigrasi ke tubuh wanita yang berumu...