50

3.8K 140 4
                                    

Pada malam harinya, carina hanya diam ditempat masih dengan dandanannya, tak berselang lama, pintu terbuka menampakkan geryzo yang masuk dengan senyum lebar.

"Sayang." Panggil geryzo.

Carina mendengus jijik, suara mendayu dayu itu benar benar menggelitik telinganya.

"Sayang!!" Teriak geryzo dengan raut wajah yang berubah menjadi dingin dan tatapan tajam.

"Hm." Balas carina.

Begitulah jika sapaan geryzo tidak dirinya balas.

Secara perlahan geryzo mendekati ranjang dimana carina duduk dan menyandar.

"Kamu sudah siap?, ku harap kamu tidak melakukan hal lain seperti tahun tahun sebelumnya." Ucao geryzo dengan sedikit nada yang carina dengar seperti ancaman.

Carina mendengus malas, rasa rasanya ia ingin menusuk geryzo tepat dijantungnya, atau membentur kan kepala geryzo ke tembok hingga pecah atau setidaknya sampai otak laki laki itu bergeser ketempat asalnya.

"Ponselku sebentar saja." Pinta carina.

"Kau ingin meminta bantuan pada temanmu?." Tanya geryzo dengan wajah gelapnya.

"Hanya ingin mengabari kalau aku sedang sial." Balas carina dengan tangan nya yang masih terulur.

"Sebentar saja." Peringat geryzo sembari mengulurkan ponsel milik carina pada tangan wanita itu.

Carina tidak membalas, dia mulai menghidupkan ponsel dan membuka sandi, dan mendapati banyak panggilan dari syeena, memeriksa ruang chat, disana juga ada banyak pesan yang dikirim oleh syeena, begitu masuk pada ruang chat dan membaca setiap pesan, tiba tiba saja carina mematung, begitu ada satu pesan terakhir dari syeena yang mengabarkan jika fabian telah meninggal.

"Ini berarti syeena masih dalam bahaya." Batin carina.

Keterdiamannya membuat geryzo secara paksa mengambil kembali ponsel milik carina.

Carina tersadar sebelum ponsel itu berada digenggaman erat geryzo, secepat kilat carina menekan tombol power disamping ponsel agar geryzo tidak melihat isi ponselnya, tangan carina masih menggenggam erat ponselnya, ponsel itu berada diantara tangan carina dan geryzo.

Secara perlahan carina merelakan ponselnya.

Geryzo menaruh ponsel milik carina kemudian berbalik menuju ranjang.

Sekarang carina kembali berpikir untuk pergi dari tempat ini, tadinya ia kira syeena akan aman, tapi mendapat kabar itu sepertinya carina harus memeras otaknya untuk berpikir kritis.

Begitu matanya melirik kearah jendela yang terbuka, carina sempat berpikir untuk melompat tapi ia ingat dirinya berada dilantai tiga, jika dirinya nekat sudah pasti akan berjalan mulus, saking mulusnya malah langsung kealam baka.

Melihat kelantai, disana ada rantai penjang, benar benda itu akan sangat membantu.

Dengan senyum manisnya carina mendekati geryzo, geryzo? oh tentu saja dia kesenangan karna direspon baik oleh wanita yang disangkanya sebagai camila, jadi geryzo juga ikut mendekat.

Begitu dekat, dan mulai dekat hingga sangat dekat, dan saat itu lah carina beraksi.

Ditariknya tusuk konde dirambutnya kemudian secepat kilat ia tusukkan pada punggung geryzo sebanyak dua kali.

Geryzo berteriak kesakitan, dia menggeram marah begitu melihat carina berlari kearah jendela.

Mengingat sesuatu carina kembali kearah geryzo dan segera menendang perut laki laki itu hingga jatuh telentang dikasur dengan darah yang mengalir deras dari punggungnya.

transmigrasi : menjadi ibu protagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang