"Auh... sakit... ampun..." aku melepaskan penis Martono dari mulutku. Bejo sengaja mendiamkan burungnya beberapa saat membiarkanku agar terbiasa. Setelah beberapa menit Bejo mulai mendorong lagi penisnya. "Auh.... Jangan..." aku berteriak kembali, rasanya sangat sakit. Seluruh penis Bejo telah masuk dan merobek pantatku, terasa ada sedikit darah mengalir dari lubang pantatku. Aduh! Kontolnya itu sangat besar sehingga terasa sangat ketat di lubang pantatku! "Auhh.. aduh... aduh... tolong.. aku akan mati... Kau merobek pantatku.. rasanya punggungku mau patah... Kau Bajingan!" Aku menjerit dengan suara nyaring tetapi mereka berdua hanya diam dan mulai beraksi lagi.
"Sekarang kontolku sudah masuk, Martono...
kamu boleh meninggalkan aku sekarang." Bejoberkata pada Martono. Martono hanya menganguk. "Baiklah, aku akan menonton pertunjukanmu.... Nyonya, sekarang anda adalah bagiannya." Martono sekali lagi mencium payudaraku dan meninggalkanku. Dia duduk di kursi meja hias dan menonton perbuatan Bejo terhadapku. Sekarang aku sepenuhnya dipermainkan oleh Bejo.
"Kau kekasihku sekarang, aku akan membuatmu merasakan sensasi yang sangat menyenangkan... aku akan membuatmu ketagihan... kau akan jadi pelacurku." Bejo sesumbar.
"Sudahlah... kumohon keluarkan penismu... aku tak tahan lagi.... Sakit.... Rasanya aku hampir mati" terasa air mataku menitik. "Aku tidak akan membiarkanmu mati.... Nikmati saja... sebentar lagi akan terasa lebih nikmat." Bejo berbisik sambil menjilat telingaku. Dia lalu meraih payudaraku dan meremasnya.Kemudian ia mencabut burungnya separuh, lalu mendorong dengan kekuatan besar. "Jangan.... Tolong hentikan.. aku mau mati... Hentikan sebentar.... sakit!" Aku mulai menangis tetapi ia tidak mendengarkanku dan tetap menggenjot pantatku dengan penuh nafsu. Aku roboh! Bejo tetap memperkosaku tanpa mendengarkan aku dan dia memegang pinggul ku dengan tangan nya dan menggenjotku dengan cepat.
Selama memperkosaku, burungnya menyentuh bagian sensitifku dan membuatku merasakan getaran-getaran lembut dan menyenangkan. Aku mulai berpikir lagi, dalam kondisi tanpa pengharapan dan tak seorangpun dapat menolongku, mengapa aku tidak sekalian saja menikmati penis super ini. Pelan-pelan aku mulai menikmati gesekan penis Bejo pada pantatku, aku mulai menggoyangkan pinggulku. Kelihatannya Bejo menyadari perubahan dalam diriku.
"Ayoo sayang... nikmati.... Auh... enak sekali... betapa sesaknya pantatmu.."
Aku menggoyangkan lagi pinggulku, rasa sakit yang terima tadi kini berangsur-angsur tidak terasa lagi. Bejo kini meningkatkan kecepatannya dan aku juga. Payudaraku menggantung mondar mandir akibat genjotan Bejo. Kurasakan penis Bejo sangat keras dan kuat di dalam pantatku.
"lihat... sekarang nyonya mulai menyukainya kan." Martono berkomentar kepadaku. Bejo terus menggenjot pantatku, aku mulai menyukai permainannya. "Bejo... kau memang laur biasa.. kau bisa menaklukkan wanita manapun. Aku salut padamu." Martono malah terkagum-kagum pada Bejo. "Sebentar lagi, nyonya akan jadi pelacur kami." Martono tertawa.
"Kurang ajar...." Hatiku berteriak tetapi badanku masih bergerak-gerak mengikuti irama genjotan penis Bejo.
"Auhh... ohh..." aku merintih-rintih tak sadar Tangan bejo meremas-remas payudaraku dengan lembut. Rabaan tangannya membuatku makin terangsang. Perlahan-lahan tangannya bergeser ke bagian kewanitaanku. Jari-jarinya dengan kasar menyentuh vaginaku. "Ohh.... Hmmm......." Tanpa sadar aku menggigil dan merintih. Aku merasakan kenikmatan yang lain dalam diriku. Jari-jarinya bermain-main di clitorisku. Darahku seperti berkumpul di titik sensitif itu.
"Auhh... enak.... Hmmm... Ohh.... Nikmat..." taktahan aku dibuatnya. Tubuhku rasanya semakin melayang-layang. Setelah beberapa saat, tubuhku menegang dan berkelojotan sesaat. Air maniku tumpah... aku orgasme. "Teruskan sayang... jangan ditahan... aku akan memberikan kebahagiaan untukmu." Antara sadar dan tidak akau mendengar Bejo berbisik ditelingaku.
Dalam permainan ini aku berkali-kali aku orgasme, tapi sepertinya Bejo mempunyai stamina yang luar biasa. Aku merasa kelelahan tetapi bahagia, setelah 25 menit kemudian tiba-tiba terasa penis Bejo mengeras. Jari-jarinya makin menekan clitorisku. "Ohh.... Aku keluar..." akhirnya Bejo berteriak. "Ohh...nikmatnya... keluarkan didalam saja, teruskan... jangan keluarkan kontolmu." Aku tak sadar setengah berteriak. Bejo tertawa dengan penuh kemenangan. Cairan hangat memasuki lubang pantatku. "Auhhh......." Akupun orgasme bersamanya. Rasanya nikmat sekali. Bejo masih menduduki pantatku beberapa saat lalu mencabut burungnya. "Ploop...." Terdengar bunyinya. Martono dan Bejo tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.
Aku menghembuskan nafasku dan merasa sangat nikmat. Sekarang jam 3 malam. Tadi siang aku merasakan kenikmatan bersama Martono. Dan malam ini aku merasakan kenikmatan bersama Bejo. Aku menjadi sangat ketagihan. Selma ini aku hanya mendapat kepuasan dari suamiku. Tapi sekarang, aku sepertinya keranjingan berhubungan sex. Aku ingin mendapatkan lebih. Aku ingin yang lebih mengasyikkan....
"Martono, aku akan istirahat....... Aku sungguh sangat puas" Bejo berkata. "Nyonya, anda sungguh sangat mengagumkan...." Aku tersenyum mendengar pujian dari Bejo. "Istirahatlah..." Martono menjawab.
"tunggu dulu...." Setengah berteriak aku kepada mereka berdua. Mereka menatap wajahku dengan heran. "Kau telah memperkosa lubang pantatku, aku telah memberikannya. Tapi sekarang aku ketagihan... aku ingin merasakan ****** 18 cm itu dalam memekku. Aku ingin merasakan ****** besar punyamu.." Aku telah gila... aku tak peduli lagi siapapun yang akan memperkosaku, malah aku ketagihan...
Martono berteriak padaku "Nah, lihat.... aku berjanji akan memberimu kesenangan yang
terbaik di dunia." "Dia benar....tinggalkanlah kami berdua, aku akan menikmati tubuhnya. Dia akan menjadi pelacur bagiku malam ini. Dan besok aku akan tinggalkan nyonyamu sebagai wanita yang sangat haus sex." Dengan tenang Bejo berkata pada Martono. Martono sambil tertawa pergi ke ruang tamu kemudian Bejo menutup pintu.
Kelanjutannya? Vote dulu dong sayang 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
aku menikmati di p3rkosa sopirku dan temannya
Viễn tưởngkisah dari seorang majikan yg di ancam sopirnya dan di manfaatkan buat kepuasan bir4hi sopir dan temannya