Sinar mentari yang mulai terasa panas, menyorot menerpa wajah Renjun yang masih terpejam. Dengan segera Renjun melenguh kala merasakan hawa panas di sekitar tubuhya. Perlahan matanya mulai dikerjapkan, sontak Renjun merasa terkejut kala melihat pemandangan dari balik jendela yang terlihat sangat terang. Rupanya hari sudah siang. Renjun bergegas bangun dari tidurnya.
"Mas Jeno udah bangun duluan?" tanyanya seorang diri.
Dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, Renjun mulai menyibak selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya. Begitu disibak, Astaga Renjun langsung menyengir. Ia baru ingat kalau semalam, Ia dan suaminya hampir berhubungan badan. Renjun sontak senyum-senyum sendiri. Meski semalam kegiatannya dengan suami belum sampai ke tahap inti, tapi Renjun tetap bahagia. Lagian masih banyak waktu juga, mereka bisa melanjutkan kapan-kapan.
Selama kelahiran Jisung di 5 tahun lalu, Jeno selalu menolak jika diajak berhubungan badan. Jeno bilang, Ia takut membebani Renjun jika nanti melakukan hal tersebut. Jeno tahu betapa susahnya orang hamil, dan betapa tersiksanya orang hamil ketika sedang mengalami masa trisemester awal. Setiap harinya selalu mual, muntah, belum lagi kepalanya selalu pusing, tubuhnya selalu lemas dan masih banyak keluhan lain. Setiap Renjun meminta berhubungan badan, pasti Jeno akan menolak. Ya, alasannya Ia takut kelepasan dan mengeluarkan spermanya di dalam. Meski Renjun siap untung mengandung lagi, namun Jeno yang belum siap melihat Istrinya kesusahan seperti 5 tahun silam.
Tak ingin berlarut dengan kegiatan yang tidak berguna, Renjun memilih beranjak dari Ranjang. Ia mulai memunguti pakaian piyamanya beserta dalaman miliknya yang masih berserakan di lantai.
"Duh, males mandi deh, nantian aja kali ya mandinya.." ucap Renjun seorang diri.
Karena terlalu malas, Renjun mengurung niatnya untuk mandi. Hari ini hari minggu, Renjun juga tidak ada kegiatan di Toko Bakery nya, Jisung juga libur sekolah sejak kemarin, akhirnya Ia memilih menunda mandi.
Renjun memilah milih pakaian yang akan dikenakannya, Ia mengobrak-abrik isi lemari guna mencari pakaian yang cocok Ia kenakan. Dan setelah ketemu, Renjun segera memakainya.
"Gakpapa kan, Aku pakai baju kek gini siang-siang. Lagian kan Mas Jeno hari ini gak berangkat kerja, jadi kita bisa lanjutin kegiatan semalem, hehe." Renjun terkikik dibuatnya. Ia merasa geli juga harus memakai pakaian yang menurutnya terlihat merangsang. Namun, karena tujuannya ingin memancing nafsu suaminya lagi. Tak mengapa lah, Ia memakai ini.
Setelah selesai memakai pakaian, Renjun keluar dari kamarnya, menuju ke lantai bawah untuk mencari keberadaan suaminya. Telinga Renjun sayup-sayup mendengar suara seseorang yang tengah mengobrol dari arah Ruang tamu. Dengan senyuman yang kembali menghiasi wajah, Renjun berjalan jingkrak ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya Renjun ketika melihat suaminya tidak sedang sendiri. Melainkan sedang bersama dengan seseorang yang sangat ia kenali.
"J-Jaemin...?" gumam Renjun terbata.
Jaemin yang tadinya sedang asyik meminum secangkir teh manis hangat, tak kuasa menahan rasa terkejutnya ketika melihat penampilan Sang Kaka Ipar. Air teh yang masih berada disekitar mulut itu tersembur begitu saja ke arah depan mengenai dimana Renjun berada.
Brush~!!!
Semburan teh dari mulut Jaemin bukan hanya mengenai wajah Renjun, melainkan sampai mengenai baju yang dikenakan Renjun. Hal memalukan pun terjadi. Baju yang Renjun kenakan menjadi basah di bagian atas, hingga secara tidak sengaja menampilkan lekuk tubuh Renjun di bagian atas, terutama di bagian dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ipar Adalah Maut [Jaemren ft Noren]
RomanceIni tentang Jaemin, dengan segala perasaannya yang terlalu dalam pada Renjun. Hingga berakhir menjadi maut, di rumah tangga Kakak Kandungnya sendiri. Sekilas alur: Rumah tangga Jeno & Renjun yang adem ayem, mendadak kedatangan Jaemin. Jaemin yang aw...