Bab 2

148 9 2
                                    

Jungwha School

Disebuah taman, tengah berjalan seorang wanita bertubuh tinggi semampai yang menggunakan pakaian buatan desainer ternama. Ia memiliki rambut hitam panjang sepinggang, dengan poni yang membingkai wajah cantik imut jelita miliknya, dan ia berjalan layaknya model papan atas yang melakukan catwalk kearah Baby Blue Bentley Continental GT Convertible miliknya. Disamping kiri dan kanannya, dia tengah memegang tangan-tangan kecil dari bocah-bocah imut yang memiliki wajah bak pinang dibelah dua.

Bocah imut yang ada disamping kiri wanita itu tengah menyantap cookies dengan lahapnya, namun bocah imut yang ada disamping kanan tengah menatap sinis ke arahnya. 'Kenapah aku dimalahi dan dia dibeli cookies, padahal dia menangis bukan kalena aku saja' rutuknya dalam hati.

Dia mendengus kesal, sambil membuang muka kedepan. Ternyata disana bisa ia lihat sosok punggung tegap yang dibalut jas hitam, kaki jenjang yang dibalut celana bahan berwarna senada, dan rambut cepak warna coklat yang ditata dengan rapi dan stylish. Dia tahu siapa orang itu, maka segeralah ia panggil pria tampan yang tengah memunggungi dia, ibu dan adik kembarnya.

"Daddy!" teriaknya, sukses membuat si pria dewasa membalikkan badan, senyumnya yang khas yang ditunjukkannya-dan tampan menyambut bocah imut yang berlari kearahnya setelah melepaskan tautan tangan sang ibu dengan paksa.

"Taejung jangan lari-lari!" perintah ibunya tak ia gubris, ia terus berlari menuju sang ayah yang mulai menunduk dan merentangkan tangannya lebar-lebar.

Melihat itu, bocah imut lainnya yang sedari tadi sibuk bergumul dengan cookies, tiba-tiba melepaskan tautan ibunya secara paksa juga, dan mulai berlari kearah kakak dan ayahnya.

"Hyunjung jangan turuti kakakmu!" peringatan sang ibu sukses membuat Hyunjung diam terpaku ditempat, sambil menundukkan kepala dan menunggu sang ibu datang untuk menggandeng tangannya lagi.

Hyunjung memang penurut, mudah diatur berbeda dengan Taejung-kakak kembarnya-yang susah diatur dan selalu melawan perintah orangtuanya. Meskipun, fisik mereka bak pinang dibelah dua, tapi kepribadian mereka bagaikan langit dan bumi.

"Kenapa kau masih ada disini? Kukira kau sudah pergi?" tanya Jungkook pada Taehyung dengan nada mencela, setelah ia dan Hyunjung sampai didepan mereka.

"Memangnya salah jika aku ingin menemui anak dan istriku sebelum aku berangkat ke kantor lagi."

"Hahahaha apa ada alasan yang lebih logis? Kau tidak sedang melucu, bukan?"

"Tentu tidak. Apa kau meragukan perkataanku?"

Jungkook menaikan satu alisnya, bingung dengan pertanyaan Taehyung.

"Baiklah akan ku buktikan." Tiba-tiba ia meraih pinggang ramping Jungkook, lalu dikecupnya singkat bibir tipis aduhay sang istri yang mengkilap karena lipgloss rasa cherry.

"How I miss my wifey~ and my sons." tuturnya, lalu mengalihkan perhatiannya ke arah dua buah hatinya yang menatap hal itu dengan mata berbinar-binar, sungguh bagi si kembar ini merupakan keajaiban dunia, sayang si kembar tidak bisa mengabadikan hal itu.

Jungkook hanya membelalakkan mata. Ia tak pernah menyangka sang suami menciumnya, jangankan mencium untuk menyapa dengan sikap hangat ketika mereka berada di rumah pun tidak pernah Taehyung lakukan, sekarang ia terang-terangan mencium Jungkook di area publik.

"Hentikan!" tuding Jungkook sambil menepuk pundak Taehyung dengan kasar, hal itu membuat pelukannya terhadap si kembar terlepas. "Kau tidak perlu berakting murahan seperti ini, sebaiknya kau katakan apa MAUMU!!"

"Huh." Taehyung mendengus, lalu membalikkan badan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, "Ikutlah denganku."

••••







The Kim's Family | TaeKook GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang