Bab 4

226 20 3
                                    

Jungkook terbangun dari tidurnya. Ia kaget, ternyata ia tertidur dalam dekapan Taehyung, disebuah sofa panjang, karena ranjang untuk penunggu hanya muat untuk satu orang.

Jika, keadaan Jungkook tidak sedang dalam kondisi hancur, mungkin ia akan menendang Taehyung, karena telah seenaknya memeluknya. Tapi, sekarang dia membutuhkan sandaran, untuk menopang tubuhnya yang terombang-ambing.

Dia merilekskan badan sambil menghela napas. Disandarkan kepalanya ke pundak kanan Taehyung, sambil melingkarkan lengannya ke pinggang suami. Dia menengadah untuk menatap wajah Taehyung yang tertidur.

Taehyung tertidur dengan menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. Lagi-lagi, jari telunjuk Jungkook bermain. Dia gunakan telunjuknya untuk menelusuri wajah sempurna yang ada dihadapannya dimulai dari pertengahan dahi, hidung, dan akhirnya mendarat dibibir kotak sang suami.

Telunjuknya berlama-lama disana, meraba setiap inci dan lekuk bibir yang seksi itu, tanpa ia sadari, sudut-sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah lengkungan, mengingat betapa lembutnya bibir itu saat pemiliknya mengeluarkan kata-kata yang mencoba untuk menenangkannya, dan saat pemiliknya menggunakan bibir itu untuk berkali-kali mengecup pucuk kepalanya.

Kegiatannya terhenti, saat Taehyung menundukkan wajahnya kearah Jungkook. Secara refleks Ia tarik tangannya kirinya yang terulur, lalu menempatkannya didada Taehyung.

Saat ini, ujung hidung Taehyung menempel pada ujung hidungnya, sedangkan bibirnya hanya berjarak beberapa mili saja, hembusan nafas Taehyung yang teratur dan lembut menerpa permukaan wajahnya.

Suatu aliran panas merambat ke wajah Jungkook, diiringi degup jantungnya yang tak karuan. Dialihkan pandangannya, hingga menunduk dan matanya menangkap bahwa jari tangan kanannya saling bertautan dengan jari tangan kanan Taehyung.

Dia melihat, bahwa Taehyung menggunakan cincin kawin pernikahan mereka.

'Ya Tuhan, aku tidak menyangka jika ia masih memakainya. Kukira kau sudah mengubur benda ini disuatu tempat, sama seperti yang kulakukan. Kim Taehyung, sungguh aku tidak mengerti dirimu..' batinnya dengan tatapan tak percaya sambil menerawang kearah Taehyung, memutar memori-memori yang terjadi 5 tahun silam.

••••



••••



••••




Flashback

Junwha University

"Selamat ya, Selamat. Akhirnya, kau bisa lulus juga hahahaha Ayahmu ini sudah khawatir kau tidak akan lulus hahaha.."

"Selamat anakku, kau lulus dengan nilai sempurna, kau sangat kami banggakan."

"Selamat kau jadi lulusan terbaik, nak!"

Beribu-ribu kata selamat terlontar dari setiap mulut orang tua kepada anaknya yang telah berhasil menjadi wisudawan.

Seorang gadis yang ada dikeramaian itu, hanya bisa tersenyum miris mendengarnya, karena ia yang menjadi salah satu wisudawan dengan nilai terbaik, tidak mendapat ucapan selamat dari orang tuanya. Wajar saja, karena kedua orang tuanya tidak menghadiri acara wisuda ini.

Jadi, Bagaimana mungkin orangtuanya memberi selamat jika mereka tidak ada disini. Hanya supirnya yang dikenal dengan nama Shin Jongdae yang menjadi pemberi selamat.

"Selamat, Nona Jungkook atas kelulusan anda." tuturnya sambil menyerahkan buoquet bunga mawar biru, "..dan ini bunga dari Tuan Besar, beliau saat ini sedang sibuk, jadi beliau hanya bisa menitipkan pesannya pada saya, beliau bilang beliau sangat bangga atas kelulusan anda."

The Kim's Family | TaeKook GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang