yungi ; the prayer

128 8 1
                                    


yunho adalah pastur muda yang teramat taat pada tuhan. hidupnya sederhana, hanya memikirkan untuk mengulurkan tangan tanpa berpikir tentang siapa yang nanti akan mengulurkan tangan kepadanya selain tuhan.

ia tidak pernah terlalu peduli tentang bagaimana hiruk pikuk duniawi; tentang peraturan atau tradisi aneh yang mengikat para manusia dalam kerugian yang tidak bermanfaat. yunho selalu berusaha untuk menjadi manusia yang berpikiran lurus, pedomannya adalah kepada tuhan dan ajarannya, serta menjaga dirinya tetap bersih di segala aspek kehidupannya.

namun, semua itu berakhir sia-sia ketika gerejanya kedatangan seorang pemuda yang berkata hendak mengaku dosa kepada salah satu biarawati dan berakhir dengan merayunya untuk bergumul di dalam bilik pengakuan. ia hanyalah pemuda jelmaan, tidak sepenuhnya manusia. tetapi, yunho masih terkesima dengan rupa eloknya yang menyamarkan diri dengan manusia.

pastur muda itu masih ingat betul bagaimana erotisnya gerak-gerik sang pemuda. dari tatapan matanya, kemudian beralih ke ayunan pinggulnya. yunho masih ingat jelas bagaimana suara erang dan lenguh penuh dosa yang keluar dari belah bibir ranum nan tebal itu di telinganya. napas tersengalnya yang berhasil membuat sang pastur muda terkekeh dengan puas.

yunho tidak pernah berharap untuk mencelupkan kakinya ke kolam dosa dengan song mingi, meski rasanya begitu menyegarkan.

tapi, kini seluruh kehidupannya terasa seperti dibalikkan ke sisi yang lain. yunho tak lagi peduli pada apapun selain merasakan lembutnya kulit sang pemuda di bawah permukaan jemari tangannya. ia hanya peduli pada kegiatan berbagi kehangatan dengan cara yang paling kotor yang terlintas di dalam kepalanya. yunho tak lagi memikirkan kemurnian jiwanya.

jalan kehidupannya kini kian mengabur di tengah badai kenikmatan yang dibawa oleh mingi.

yunho bukanlah sosok yang sama semenjak hari itu. ia telah tergelincir ke dalam jurang hedonisme bersama dengan sang submisif yang kini seperti telah menguasai pikirannya.

namun, sejauh apapun yunho terjatuh, ia masih cukup sadar untuk berusaha menarik sang pemuda 'kembali ke jalan cahaya'.

maka, di sinilah ia.

berlutut bersama dengan sang pemuda terduduk di atas pahanya dengan lutut menyentuh lantai kayu peraduannya, menghadap ke arah jendela di sisi seberang tempat tidur. cahaya rembulan menyinari keduanya, membuat rupa sang pemuda tampak lebih menawan dengan air mata yang terus mengalir ke pipinya. suaranya terdengar lemah dan tersengal; kelelahan dan juga putus asa.

setengah jam yang lalu, ia memutuskan untuk mampir ke kamar pastur muda itu dengan pakaian ketat yang hanya membalut sedikit permukaan kulitnya. celana hitam sebatas paha atas berbahan kulit mengkilap melapisi area pinggulnya, membingkai kedua gundukan daging padat itu dengan sempurna hingga terlihat menggoda. atasannya hanya berupa atasan menggantung mencapai bagian bawah dada yang berlengan panjang, memperlihatkan area perut atletisnya dengan sebuah celah memanjang tepat di bagian belahan dadanya.

senyumnya merekah bahagia, tersungging jahil sewaktu melihat yunho telah terlelap dari bingkai jendela yang didudukinya. berniat memberikan pelayanan sewaktu sang pastur tengah tertidur, mingi berpindah ke atas ranjang yunho dengan hati-hati dan mendarat di antara kedua kakinya.

tanpa menimbulkan suara atau gerakan yang mengganggu, mingi menarik resleting celana yunho dan mencondongkan wajahnya ke selangkangan sang pastur muda yang masih terlelap dalam buaian bunga tidur. hidungnya menyusuri sisi ujung kejantanan itu hingga ke pangkal. menghirup dalam-dalam aromanya yang mampu membuat mingi nyaris merengek dengan ereksi di selangkangannya.

kejantanan sang submisif sendiri pun ikut berdenyut-denyut setelah menghirup aroma kekasihnya itu -dapat dibilang seperti itu, bukan?-.

mulutnya terbuka dan lidahnya terjulur keluar, membasahi sekitar kejantanan yunho lalu membenamkannya ke mulut hingga hidung mingi menyentuh area pelvis sang pastur. kepala pemuda itu bergerak naik dan turun secara perlahan. ujung ekor bersisiknya bergerak ke kanan dan ke kiri, merasakan euforia yang mengalir kian deras di sepanjang nadinya.

[ bottom mingi ]: 𝐘𝐔𝐀𝐍𝐅𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang