VEAN"Jalannya pelan-pelan aja Ve, kamu injak yang udah aku injak " Frian mengarahkanku sambil tangan kirinya menggenggam tanganku dan tangan kanannya memegang senter.
"Fri jalan kita nggak terlalu pelan?" Frian berjalan dengan sangat hati-hati, kami sudah seperti siput yang berjalan terlalu pelan
"nggak apa-apa, masih lama kok waktu kita buat lihat kunang-kunang" Frian dengan sabar mencari jalan yang paling mudah untuk dilewati
Sesudah makan malam, sesuai dengan janjinya Frian membawaku masuk ke hutan di belakang sekolah untuk melihat kunang-kunang, sepanjang jalan kami melewati rumput yang agak lembab dan setinggi lutut orang dewasa.
Frian berjalan di depanku sambil mencari jalan, terdapat jalan setapak yang kanan dan kirinya dipenuhi semak belukar, menurut Frian jalan ini jalan pintas yang sesekali di lewati anak-anak kalau-kalau jalan yang biasa dilewati untuk menuju kesekolah tergenang air.
"itu disana Ve tujuan kita" Frian menunjuk tempat yang tak jauh dari tempat kami berdiri sekarang
"mana kunang-kunangnya? Gak ada, kamu bohongin aku ya" aku kesal dengan Frian, tak ada tanda-tanda sinar temaram yang indah yang berasal dari makhluk kecil bersayap
"sabar, jangan ngambek. Ada kok, bentar lagi belum jam nya ini" Frian mengusap lembut kepalaku berusaha menenangkanku
Kami akhirnya memilih untuk duduk di atas rumput yang sudah dialasi tikar oleh Frian, ternyata Frian sudah mempersiapkan tikar lipat untuk kami duduk didalam tas yang digendongnya dari tadi.
Frian mengeluarkan beberapa cemilan dan minuman dari tasnya yang sudah seperti kantong doraemon, diletakkannya cemilan itu di depan kami. Ternyata dia sudah mempersiapkan semuanya dengan baik.
"kamu gak bawa buku juga kan Fri?" aku sengaja menggoda manusia si penggila buku
Frian memasukkan tangannya kedalam tas dan mengeluarkan sebuah buku "ada nih mau baca?"
aku yang bertujuan untuk bercanda dan mengejek si manusia pecinta buku hanya bisa terpesona melihat ke randoman manusia di sampingku, untuk apa dia membawa buku ke hutan malam-malam, ku ambil senter dari tangannya dan mengarahkan senter ke cover buku untuk membaca judulnya "the passions of the soul" membaca judulnya saja sudah membuatku pusing
"buku filsafat lagi?" ku putar bola mataku ke atas dengan malas melihat bacaan beratnya
Frian tertawa lembut sambil kembali mengacak rambutku dengan gemas, dimasukkannya buku itu kembali ke dalam tasnya "nggak sengaja kebawa, buku ini sengaja nggak aku keluarin dari tas, jadi kalau pergi-pergi nggak perlu sibuk cari buku lagi"
Ku ambil minuman dan beberapa cemilan yang sudah disiapkan oleh Frian rasanya sangat nyaman dan tenang, cuaca yang cukup panas dimusim kemarau terasa sejuk karena banyaknya pohon rindang.
"Ve tau nggak waktu kecil aku suka banget one piece" Frian berbicara sambil menatap kelangit
"sampe sekarang juga kamu tergila-gila sama one piece, itu isi ponsel kamu semuanya one piece, tadi aja aku lihat kamu nonton one piece dari episode awal" ku cubit gemas tangannya, Frian meringis menghindari cubitanku
"iyaaaa....aku masih suka sampai sekarang. Tau nggak aku selalu bermimpi buat jadi bajak laut, kalau aku jadi bajak laut kamu mau temenin aku berkelana di laut" Frian kembali melanjutkan ceritanya
"nggak mau ahhhh"
"kenapa gak mau Ve?"
"khayalan kamu gak masuk akal" ku julurkan lidahku mengejeknya
"kalau gitu mau temenin aku jalan-jalan ke pulau-pulau yang ada di Indonesia, aku selalu penasaran dengan pulau-pulau kecil yang nggak banyak di ketahui sama orang-orang" Frian terlihat serius
"kenapa kamu minta temenin aku? Kenapa gak sama Dimas atau orang lain?"
"tempat impian harus pergi sama orang yang selalu ada didalam mimpi kan?" Frian menjawab pelan
"orang yang selalu ada di dalam mimpi? Maksudnya Fri?" aku merasa bingung dengan ucapan Frian
"Ve lihat kunang-kunang mulai berkumpul, cantik kan?" Frian menunjuk arah depan kami
Aku terpesona melihat pemandangan yang ada didepanku, indah sekali seperti di dunia dongeng. Senter yang awalnya menyala sengaja dimatikan oleh Frian.
🎶
Do you remember
When we were young you were always with your friends
Wanted to grab your hand and run away from them
I knew that it was time to tell you how I feel
So I made a move, I took your hand
My heart was beating loud like I've never felt before
You were smiling at me like you wanted more
I think you're the one I've never seen before
🎶Lagu Zack tabuldo - give me your forever yang berasal dari ponsel Frian membuat sempurna suasana malam yang indah, tubuhku terasa nyaman dan tenang,tanpa sadar ku letakkan kepalaku ke pundak Frian, tubuh Frian ku rasakan sedikit tegang, suasana yang semakin terasa dingin membuatku mendekatkan tubuhku ke tubuh Frian, kurasakan tangan Frian ragu menggenggam tanganku , ku eratkan genggaman tangan kami sambil menikmati keindahan ciptaan Tuhan di depan ku
"Ve....you make me complete" Frian berbisik lirih di telingaku
"apa Fri? Gak jelas ketutup musik"
"gak ada Veeee...." Frian mencubit pipiku gemes, melepaskan jaketnya untuk menghangatkan tubuhku
"awas jangan tidur ya" Frian mengejekku, ku pukul asal badannya, Frian menghindar sambil tertawa lepas
Malam yang indah
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Kata
Romance"Vean? Kamu Vean kan?" Seseorang memegang lenganku dan menariknya pelan "iya, siapa ya?" Ku balikan tubuhku untuk melihat siapa orang yang mengenaliku di daerah yang terpencil dan sangat jauh ini. Seorang wanita bertumbuh tinggi, langsing, berambut...