Udah siap?Happy reading
-
-
⚠️mengandung unsur kekerasan⚠️
Tetep ramein komen ya meski up banyak hari nieLara melanjutkan sketsa gambarnya. Mendengarkan suara rekaman Bunda dari i pod usang yang selalu ia bawa. Ia duduk selonjoran di tembok pembatas gudang belakang. Bersandar di pilar menikmati kesunyian.
Menurutnya, hal ternyaman itu saat dirinya berada di sekolah sendirian di siang hari. Tempat yang biasanya selalu ramai orang menjadi berbeda suasananya saat sendiri disana.
Jam pulang sebenarnya baru usai. Namun, Lara tak ingin langsung pulang. Ia mememilih menyendiri menyelesaikan gambaran sosok yang sedang ia rindukan. Karangga Elbar Hysi. Sebenarnya wajah itu sudah ada di sketsa beberapa bulan lalu. Lara baru melihatnya lagi setelah membuka sketsa lama.
Saat dirinya mengarsir bagian tangan, matanya terkunci. Menatap seikat gelang yang ia gambar juga disana. Gelang paus yang ia berikan pada Karang. Seketika dirinya teringat dengan postingan yang Rea perlihatkan padanya. Lagi-lagi dirinya tak mau mempercayainya. Ia hanya akan percaya jika Karang mengiyakan.
"Eit! Gambar siapa nih?!"
Lara tersentak kaget. Terperanjat kecil tatkala seseorang merebut gambaran sketsanya.
Adisty, dengan riang wanita itu mengangkat tinggi sketsanya. Tertawa bersama Sella yang menyusul. Kenapa mereka masih ada di sekolah?
"Widih... bagus juga gambaran lo. Tapi lo tau ngga si? Ngga sopan gambar jodoh orang sembarangan," kata Sella yang sama sekali Lara tak mengerti.
Lara menyatukan alis, bangkit dari duduknya hendak merebut sketsa gambarnya. "Balikin,"
Adisty tertawa semakin puas saat melihat wajah kesal Lara yang ingin merebut sketsa di tangannya. Tubuh Lara yang lebih kecil darinya tak mungkin bisa menggapai.
"Sel, tangkep!" ucap Adisty mengoper sketsa itu ke arah Sella.
Sella melompat, menangkap sketsanya lalu berlari dengan tawanya yang lepas.
Lara berdecak, menatap Adisty yang tersenyum miring lalu berlari mengejar Sella. Adisty juga mengikutinya dari belakang.
Dengan segenap tenaga Lara mengejar langkah Sella yang panjang. Gadis itu memang bonsor. Sampai tak terasa kalau kini gadis itu menggilir Lara menuju gedung pojok kolam renang indoor.
Lara mengatur nafasnya di ambang pintu. Memegangi kedua lutut membenarkan hoodie kuningnya. Lara mengangkat wajah, menatap Sella yang melemparkan sketsa gambarnya itu pada seseorang yang duduk di atas tribun.
Gadis yang bersenandung kecil mengayunkan kedua kaki yang terlipat. Dia tersenyum saat menerima sketsa gambar Lara. Detik berikutnya dia tertawa. Melompat dari duduknya lalu mendengus berat.
Mata Lara membelalak. Perlahan menegakkan tubuh memandang gadis yang tersenyum lebar di depannya.
Bianca, apa yang sedang dia lakukan?
"Lama ngga ketemu, Kalara..." ucapnya kembali menatap sketsa gambar. Dibukanya sketsa itu lembar demi lembar.
Bianca menghela nafas. "Sebenernya gue kangen banget sama lo... tapi liat gambaran lo ini..." gadis itu menggantung katanya. Menatap Lara dengan tatapan berubah menusuk. "...ati gue panas," ucapnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/363310472-288-k374265.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales [END]
Teen Fiction⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...