Chapter 4

491 51 80
                                    

Nunew membenamkan kepalanya pada dada hangat Zee. Dengan sendirinya Nunew dapat menghirup aroma tubuh Zee yang sudah tidak ia hirup selama bertahun-tahun. Nunew senang, karna sekarang Zee sudah kembali dalam pelukannya sehingga Nunew dapat lagi merasakan dekapan nyaman Zee yang melingkari pinggangnya.

Dan hal lain yang membuat Nunew mendapatkan kesenangan lebih hingga membuatnya merasa seperti ingin melompat adalah, Zee yang sudah berubah menjadi seorang pria yang ia impikan. Nunew merasa bangga sekaligus kagum pada upaya yang Zee lakukan untuk tidak mengecewakan dirinya juga ibunya, dan hal itu semakin membuat Nunew mencintai Zee dan merasa kalau jalan yang sudah ia pilih adalah jalan yang tepat.

"Zee, kau semakin tampan," Nunew berbisik dengan sedikit rasa malu yang menyergapi dirinya. Wajar jika Nunew merasakan ini. Karena sejak malam itu, mereka hanya bisa bersama selama satu bulan sebelum akhirnya Zee pergi ke Kanada.

Jika Zee sudah sangat mengerti tentang dirinya, maka Nunew masih sangat minim pengetahuan tentang Zee. Hanya beberapa yang ia tahu, itu pun ia dapat dari Yaya, dan Nunew sedang memulai untuk menyelami segala hal tentang Zee. Menyimpannya dengan baik agar ia bisa terus mengingatnya sampai kapanpun.

"Kau pun semakin cantik Nhu, bahkan kau terlihat lebih cantik di usiamu yang sekarang."

"Tentu, dan kau hampir kehilangan si cantik ini jika saja Mae tidak mengusir pria-pria yang datang mengajakku berkencan. Ibumu sangat mengagumkan, kau tahu?"

"Aku akan mengucapkan terima kasih pada Mae kalau begitu, karena sudah menjaga pria cantikku ini dengan baik."

Kekehan kecil Zee berpadu dengan tawa renyah Nunew, hingga menimbulkan harmoni indah untuk keduanya. Zee berucap syukur karena Nunew tetap menjaga janjinya untuk menunggunya, dan sekarang ia yang akan menepati janjinya pada Nunew.

"Ekhem!"

Zee dan Nunew saling melepaskan pelukan saat mendengar deheman kecil di samping mereka, namun Zee tetap merengkuh posesif pinggang ramping kekasihnya. Zee baru ingat kalau ia datang bersama temannya dan, Oh! Ada James juga rupanya.

"Maaf, aku lupa padamu phi. Kenalkan phi ini kekasihku Nunew, dan Nhu kenalkan dia Mario Maurer, temanku."

Mario dan Nunew saling berjabat tangan. Mario adalah teman sekaligus atasan di perusahaan game tempat Zee bekerja. Bisa dibilang Mario adalah seseorang yang paling berjasa di balik semua kesuksesan yang sudah Zee dapat, selain dari segala kerja keras yang sudah ia lakukan.

Berawal hanya menjadi pekerja magang sampai akhirnya ia bisa memperkenalkan game buatannya sendiri di suatu kesempatan yang Mario beri, dan Tuhan memang menyayanginya. Game buatan Zee sukses menarik pecinta game online di beberapa megara, sehingga bisa mengantarkan Zee pada posisi yang lebih tinggi.

"Ah ya, kenalkan. Dia James Lewis." Nunew menunjuk James yang berdiri seperti patung pada Mario.

Mario tersenyum dan mengulurkan tangannya pada pria yang Nunew kenalkan. Mata James melirik dengan gelisah, membuat Nunew yang melihatnya hanya tersenyum tipis.

"A-aku James Lewis."

"Senang berkenalan denganmu Khun James."

Pipi James bersemu kemerahan. Sangat jelas kentara karena dia sama sekali tidak memoleskan make up di wajahnya. Nunew terkikik geli, sepertinya ada yang akan merubah penampilan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZWARTE TULPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang