Chapter 3

398 54 9
                                    

Fang Duobing merasa tubuhnya sangat ringan. Ternyata kematian tidak buruk juga.

"Xiaobao"

Snap.

Matanya terbuka dan mendapati dirinya sedang dipangku oleh He Xiaohui.

"Ni-Niang!!!"

Ia beringsut bangun dan memeluk wanita itu.

"Aiyoh Xiaobao kau ini umur berapa?" He Xiaohui menepuk punggung Fang Duobing yang terisak.

"Hiks..Niang...aku...aku"

"Sudah sudah Niang paham. Xiaobao lihat siapa yang ingin bertemu denganmu"

Fang Duobing mendongak dan melepas pelukannya. Ia berbalik menuju arah yang ditunjuk He Xiaohui.

"Xiaobao anakku...."

He Xiaolan berdiri dengan senyum lebar yang persis seperti senyumnya. Seketika Fang Duobing kehilangan pijakannya membuatnya bersimpuh.

Baik He Xiaohui dan He Xiaolan menjadi panik dan memapah pemuda itu berdiri.

"A-niang?"

He Xiaolan mengangguk pasti. Ia merengkuh Fang Duobing dalam dekapannya. Membiarkan air mata sang anak yang berjatuhan di pundaknya.

"Xiaobao anakku A-niang merindukanmu"

"Huhuhu... A-niang.....Niang...aku takut"

"Kami tahu"

"Kalian pergi...di depan mataku" Fang Duobing semakin meremas ujung hanfunya.

"Aula Tianji terbakar..."

"Niang...Bibi...ledakan"

"A-yahh...kepala..."

Terlihat pemuda itu kehilangan kontrol atas dirinya. He Xiaohui yang panik mengelus dadanya perlahan. Khawatir teman kecil anaknya ini berulah kembali.

"Xiaobao tenanglah...lihat kami baik-baik saja disini bukan...." Kalimat He Xiaolan justru membuat pemuda semakin nelangsa.

"Maafkan aku"

"Tidak ada yang perlu dimaafkan Xiaobao" suara Fang Zeshi membuat tangis Fang Duobing terhenti.

Seluruh keluarganya mengelilinginya. Memberinya dekapan hangat yang mungkin tidak akan ia rasakan lagi. Namun perlahan tubuhnya memudar.

!!!

"Aku tidak mau. Aku mau disini!"

"Xiaobao anakku kita akan berjumpa lagi" He Xiaolan mengecup keningnya.

"Kau harus bahagia" He Xiaofeng melampai padanya.

"A-niang!"

"Niang!"

"Die!!"

"Bibi!!!"

...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Guan Hemeng dan Yao Mo terduduk di lantai. Dada pucat yang dipenuhi jarum emas milik Guan Hemeng serta pendarahan yang berhasil dihentikan.

"Be-berhasil!!!" Pekik mereka usai meraba kembali nadi yang sempat hilang itu.

Di Feisheng mengusap wajahnya lelah. Ia menatap dalam tubuh yang terbaring di depannya itu. Pemuda yang menggemparkan Aliansi-nya.

"Li Lianhua lihat murid bodohmu ini..."

Begonia Pavilion Where stories live. Discover now