Aku merasa sangat buruk.
Perasaan itu menghantam begitu dalam sesaat setelah aku pingsan. Aku berada di sebuah gudang kosong yang terbengkalai di belakang sekolah, dan tidak ada orang yang menemukanku pingsan di sana sampai aku bangun lagi. Uh, sungguh menyebalkan.
Sebelum kalian berpikir yang tidak-tidak mengenai sedang apa aku di gudang ini, oke aku akan menjelaskannya. Aku menyukai waktu sendirian. Waktu masih SMP dulu, aku punya sebuah tempat rahasia yang bahkan tidak pernah diketahui orang selama tiga tahun terakhir, yaitu gudang SMP yang konon berhantu. Tapi Persetanan dengan hantu, toh aku tidak pernah menemukan hal aneh kecuali suara benda jatuh beberapa kali, tapi tak masalah itu tak begitu menganggu.
Di sekolah aku sama seperti murid-murid lainnya, aku punya teman dan tidak dikucilkan. Hanya saja, aku merasakan ketentraman ketika berada di suatu tempat sendirian, sehingga aku sering melakukan hal itu. Entah hanya berdiam diam sambil mendengarkan lagu, atau belajar menggambar mengingat kemampuan menggambarku sangat buruk.
Karena aku sudah masuk SMA, dan ini hari pertamaku sekolah di sana, jadi aku merasa harus menemukan tempat baru yang bisa aku kunjungi oleh melakukan ritual diamku. Menolak ajarkan Rina-- teman baruku untuk jajan seblak pulang sekolah, aku mulai mengelilingi ruangan-ruangan yang ada di sekolah dan karena tidak menemukan tempat yang cocok akhirnya aku pun memutuskan untuk berjalan pulang, tapi di perjalanan mataku tidak sengaja menangkap sebuah gudang tua ini. Aku pun memutuskan untuk mengeceknya dan ternyata pintunya tidak terkunci, aku pun senang karena bisa memasukkinya dengan leluasa.
Di dalam gudang ini tidak banyak barang yang tersisa, hanya ada beberapa meja dan kursi kotor yang tersimpan di pojok ruangan, lantainya sangat berdebu dan jika gudang ini telah ditinggalkan mungkin akan cocok menjadi tempatku 'menyendiri'.
Aku berjalan mendekati sebuah meja dan mengeluarkan tisu di dalam tas, mencoba membersihkan debu itu sebisanya. Permukaan meja itu dipenuhi oleh coretan pulpen, dan belum selesai aku membersihkannya, Tiba-tiba kepalaku menjadi pusing, dan aku belum sempat menahan diri di meja, aku pun jatuh pingsan.
Ketika aku terbangun matahari telah terbenam, suara adzan terdengar di telinga. Aku tidak tahu mengapa bisa tiba-tiba pingsan seperti itu--karena sebelumnya itu tidak pernah terjadi kepadaku. Tapi untungnya kepalaku sudah tidak sakit lagi, aku berusaha untuk duduk, dan mengecek jam di ponsel. 19.04 sudah terlalu malam untuk pulang sekolah, tanganku dengan cepat ingin menekan nomor Ibu ingin mengabarkan keadaanku, tetapi aku tidak mendapatkan pesan apa-apa.
Itu artinya, sama seperti dugaanku yang selama ini kupendam. Ibu memang tidak pernah peduli padaku.
Aku pun memutuskan untuk bermalam di tempat itu.
Bersambung...
Wiwit Widianti
KAMU SEDANG MEMBACA
Pada Hidup Yang Terus Berjalan
RomansaSetelah masuk SMA Airin mencari tempat baru untuk melakukan ritual 'menyendirinya'. Ia pun menemukan sebuah gudang terbengkalai di belakang sekolah. Awalnya ia tidak menukan keanehan dengan gudang itu, hingga suatu hari ia menemukan tumpukkan surat...