Rain Drop.

65 7 1
                                    

Malam ini hujan turun lagi.

Beomgyu membuka jendela kamarnya. Menampilkan orang yang berada di depan rumahnya, memandang ke arah kamarnya.

"Beomgyu tolong turun, aku bisa jelasin kalo yang kamu liat itu cuma salah paham. Aku sama sekali ga selingkuh."

Suara yang keras namun bergetar seperti ingin menangis.

Ya, orang itu adalah mantannya. Kang Taehyun.

Beomgyu hanya memandang Taehyun yang sedang memohon padanya dari jauh. Ia biasanya pasti akan menjawab dengan kata-kata tidak perduli atau perpisahan yang tak berarti.

Bukan sekali dua kali Taehyun mendatangi nya seperti ini. Beomgyu tau mantannya itu sama sekali tidak salah. Namun kesalahpahaman yang terus terjadi ini membuatnya muak.

"Kamu tau kan Beomgyu aku cinta sama kamu? cuma kamu yang aku cinta, maafin aku."

Beomgyu sama sekali tidak berniat merespon omongan itu.

Jujur, cinta ini tidak membuatnya bahagia lagi.

Kesalahpahaman bahwa Taehyun tidak mencintainya, Taehyun selingkuh, dan Taehyun yang membuat kesabarannya habis.

Semua itu sudah cukup membuat Beomgyu memilih untuk memutuskan hubungannya dengan Taehyun. Ia hanya ingin bahagia.

"Aku gabisa hidup tanpa kamu Gyu.. aku emang bodoh selalu ngebuat situasi kita yang kayak gini tapi aku sama sekali ga kayak gitu. Aku cinta kamu."

Taehyun terjatuh. Terduduk di antara rintik hujan yang berjatuhan. Menangis dengan keras.

Melihat hal itu Beomgyu ikut meneteskan air matanya. Sesungguhnya ia tidak tega melihat mantannya seperti itu.

Beberapa menit telah berlalu.

Taehyun masih saja berdiri di depan rumahnya. Mengharapkan bahwa Beomgyu akan turun untuk menemuinya. Tak lupa dengan kata-kata maaf yang selalu terucap di bibirnya padahal tubuhnya sudah menggigil kedinginan namun tetap dipaksa menghadapi rintik hujan yang terus berjatuhan.

Melihat hal itu Beomgyu mencari payung, ia memutuskan untuk menemui Taehyun. Ia pun membuka pintu rumahnya, membuka payung, dan berjalan menghampiri Taehyun.

Sekarang Beomgyu sudah berada di hadapan Taehyun. Beomgyu menatap mata yang sudah bengkak itu. Tangannya membawa payung untuk melindungi tubuh Taehyun dari rintik Hujan. Ia tersenyum getir.

"Udah aku bilang jangan datang ke sini lagi. Jangan temuin aku lagi, kita udah putus Taehyun-"

Beomgyu menunduk.

"-tapi kenapa kamu terus keras kepala.. aku tau kamu ga salah, tapi aku rasa kita emang udah harus putus."

"Hubungan kita udah ga sehat Taehyun. Aku harap kamu bisa menemukan orang yang lebih dari aku."

"Kamu jangan minta maaf terus, kamu sama sekali ga salah. Aku yang salah karena terlalu egois sama hubungan kita."

"Emang kamu ga capek kita kayak gini terus? Kamu ga capek ngehadepin sifat aku? Kamu ga capek harus selalu datang ke rumah aku buat minta maaf kayak gini?"

Beomgyu mengusap air matanya.

"Tolong jawab aku, Taehyun.."

Ia terdiam sesaat. Mencoba menenangkan dirinya. Setelah di rasa sedikit tenang. Beomgyu mengangkat kepalanya yang terus tertunduk.

Sepertinya..

Hujan telah berhenti..

Beomgyu tersenyum ketika melihat apa yang ada di hadapannya.

Itu kosong.

Tidak ada orang.

Taehyun menghilang bersamaan dengan hujan.

Air mata Beomgyu kembali turun. Namun kali ini sangat deras. Dadanya terasa sangat sakit.

Sekali saja..

Beomgyu ingin Taehyun membalas ucapannya..

Beomgyu ingin Taehyun memeluknya dan mengucapkan kata penenang..

Beomgyu rindu akan sosok itu..

Kejadian kali ini sudah sering terjadi ketika hujan turun. Bayangan Taehyun datang menemuinya selalu ada. Ilusi yang selalu muncul.

Kejadian ini sebenarnya terjadi di kehidupan nyatanya. Taehyun memang sering datang ke depan rumah Beomgyu. Namun Beomgyu sama sekali tidak berniat menemui Taehyun. Ia sungguh sangat marah. Emosi mengendalikan dirinya.

Hingga di saat terakhir Taehyun datang ke depan rumahnya. Beomgyu sama sekali tidak berniat untuk menemuinya.

Beomgyu akui sekarang ia sangat menyesal. Seharusnya saat itu Beomgyu menemui Taehyun. Sehingga kejadian itu tidak akan terjadi.

Setelah pulang dari rumah Beomgyu, di perjalanan Taehyun tertabrak truk yang supirnya sedang mabuk dan meninggal di tempat.

Mendengar hal itu Beomgyu pastinya langsung menangis.

Kata andai terus ada di kepalanya.

Bahkan setelah satu tahun berlalu. Rasa penyesalan itu masih ada sampai sekarang.

Setiap hujan turun..

Taehyun pasti akan datang mencarinya.

Beomgyu kembali menunduk. Air matanya terus mengalir, raut wajah penuh penyesalan terpancar di kepala yang sedang menunduk itu.

Kenangan yang tak terhitung juga luka yang menyakitkan.

Meski aku berharap itu akan sembuh dan tak lagi terasa, semuanya sia-sia saja.

Ungkapan cinta yang ku maksudkan untukmu kini tidak lagi berguna.

Bahkan kalimat rindu pun sudah terdengar seperti omong kosong.

"Aku juga cinta kamu, Taehyun. Maafin aku yang egois dan gamau menghampiri kamu hingga akhir."

Beomgyu berjalan masuk ke dalam rumah. Masuk ke kamar kemudian mengganti bajunya yang sudah basah karena air hujan. Kemudian pergi ke kasur lalu berbaring. Lalu memutuskan untuk tidur.

Beomgyu ingin istirahat sejenak.

Ia sudah lelah.




























































Tetesan hujan.

Setelah malam ini berlalu.

Meski aku harus menyipitkan mata untuk menatap matahari di esok hari.

Tetapi hujan di hatiku tidak pernah berencana untuk pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

123 - taegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang