17

98 20 0
                                    

" Sudah kukatakan jika kau sudah tidak tertarik dengan permainan hak milik kalian..." Hongjoong berhenti membereskan barang-barangnya ketika seorang wanita dengan rambut pirang masuk ke dalam ruangannya begitu saja.

Pemandangan seperti itu sebenarnya sudah sangat lumrah bagi yang lainnya tapi kali ini terlihat situasinya berbeda.

Biasanya mereka akan terlihat akur tapi kali ini sepertinya tidak.

" Akhir-akhir ini oppa terlihat sangat jauh berbeda dari biasanya, kau mengabaikan semua telpon dan bahkan pesanku saja oppa tidak pernah melihatnya.." Ada nada jengkel tertuang disana tapi Hongjoong tidak peduli.

" Kau sudah tahu apa yang terjadi Monica.." Balas Hongjoong.

Wanita bernama Monica itu berdecak tidak suka, dia benar-benar penasaran alasan berubahnya perangai Hongjoong yang merupakan pria yang di jodohkan mungkin tepatnya di perkenalkan oleh kedua orangtua mereka.

" Siapa dia oppa?" Hongjoong menatap langsung wajah Monica dan membuat nyali wanita itu sedikit menciut.

Hongjoong mode serius cukup menakutkan di matanya.

Beberapa mahasiswi dan mahasiswa yang masih ada di dalam ruangan itu sontak meringis melihat reaksi Hongjoong.

Sepertinya si cassanova kampus mereka sudah memiliki kekasih yang bukan sembarangan kekasih, kali ini terlihat kisahnya berbeda dengan para wanita yang selama ini mengekorinya.

"Seseorang yang tidak akan pernah sepadan dengan kalian." Jawaban Hongjoong sedikit menusuk ulu hatinya, mengingat bagaimana kebersamaan mereka bahkan sampai ke hal intom sudah mereka lakukan.

Tapi tetap saja mengingat perangai Hongjoong, Monica sadar jika pria itu menerimanya hanya ingin mengisi waktu kosongnya.

" A-apa kau sadar dengan-"

" Hah aku sangat sadar Monica, jadi jangan membuatku untuk mengulangnya kembali." Hongjoong mulai menenteng tasnya dan melihat jam di ponselnya.

"Masih ada satu mata kuliah, menyebalkan." Ia bergumam dan langsung melenggang pergi tanpa menoleh ketika mendengar teriakan panggilan dari Monica yang menarik perhatian. 

Wajah Monica memerah karena marah dan rasa malu bergabung menjadi satu, dengan langkah cepat ia berjalan keluar dari ruangan kelas Hongjoong dan terlihat ia menelpon seseorang.

Setelah kejadian itu, kabar angin yang membahas tentang keduanya pun langsung menyebar bagaikan virus yang tidak memiliki anti-virus.

Cahaya jingga mulai menguasai sang langit, seakan warna jingga itu sedang memamerkan keindahannya yang tiada tara. Sama halnya dengan situasi Hongjoong saat ini.

Pria itu mendengus tidak suka karena apa yang dia rencanakan hari ini tidak berjalan sesuai dengan harapannya. Saat ini, pria itu berada di rumah orangtuanya.

Kenapa?

Ini pasti ulah Monica yang mengadukannya pada orangtuanya.

" Sudah kukatakan aku tidak pernah menyukainya."

Dua sosok di depan Hongjoong mendesah berat mendengar ucapannya. Keduanya adalah orangtua Hongjoong.

" Apa sehebat itu orangtua Monica sampai-sampai kita bisa berkumpul seperti ini?" Ada nada mencemooh tapi tuan Kim langsung terdiam saat nyonya Kim menahan tangannya, hal itu mengisyaratkan untuk tetap tenang.

" Tapi sayang, kau seakan memberikan lampu hijau padanya jadi kami berpikir bahwa kau memang sudah menerimanya.." Jelas nyonya Kim.

Hongjoong hanya merotasikan kedua matanya hingga ia menangkap sosok adiknya di lantai dua yang sedang menonton acara keluarga mereka.

𝐏𝐇𝐄𝐎𝐍𝐈𝐗 ⸻ [𝑺𝑬𝑶𝑵𝑮𝑱𝑶𝑶𝑵𝑮 || 𝑱𝑶𝑶𝑵𝑮𝑯𝑾𝑨]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang