Pagi hari tiba, dan alarm Gabriella berbunyi tring-tring. Dia terbangun pada jam 3 pagi, meski hanya tidur selama tiga jam. Tidurnya tidak nyenyak karena terus memikirkan pria muda yang ditemuinya kemarin. Malam tadi Gabriella tidur sekitar jam 12 malam.Karena sulit tidur, Gabriella memutuskan untuk mandi subuh. Selesai mandi, dia membuat sarapan sendiri. Setelah itu, dia berolahraga. Saat itu, ibu, ayah, dan adik perempuannya belum pulang. Gabriella masih sendirian di rumah karena ibu dan ayahnya banyak pekerjaan dan adiknya menginap di rumah bibinya.
Setelah selesai berolahraga, Gabriella pulang dan mandi lagi untuk menghilangkan bau keringat. Dia kemudian membuat jus buah dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Sebentar lagi jam 6 pagi, dan sekarang jam 5:31. Dia menyiapkan semua peralatan sekolahnya. Setelah semuanya siap, Gabriella menelpon orang tuanya sebentar. Setelah itu, dia pergi ke sekolah dengan sepeda. Orang tuanya menyuruhnya pergi dengan mobil agar tidak kehujanan, tapi Gabriella berkata,"Aku kan tidak bisa menyetir mobil?" ucapnya sambil tersenyum. Ayahnya menjawab, "Nanti Ayah suruh Pak Anthony anterin kamu ke sekolah." Pak Anthony adalah sopir mobil ayahnya Gabriella. Namun, Gabriella tetap bersikeras ingin naik sepeda dan berkata,"Tidak usah Ayah, hari ini terang kok, jangan khawatir!" ucap Gabriella dengan senyum. Ayahnya pun berkata, "Baiklah, jika itu maumu, tapi hati-hati ya!" kata ayahnya. Gabriella mengiyakan dan berkata, "Yaudah Ayah, Ibu, aku matiin dulu telponnya ya! Sebentar lagi aku terlambat, sudah jam 5:43 sekarang," kata Gabriella. Dia mematikan telepon dan bersiap-siap karena sebentar lagi jam 6.
Ketika Gabriella sedang dalam perjalanan dengan sepeda, dia melihat pria muda yang kemarin memakai baju sekolah sambil berjalan kaki mendengarkan musik. Karena tidak percaya, Gabriella memejamkan mata untuk memastikan apakah itu nyata atau hanya khayalan. Saat memejamkan mata dan melihat ke samping bukan ke depan, dia malah menabrak tong sampah. Orang-orang berjalan sambil melihat Gabriella yang terluka. Ternyata benar, pria muda itu adalah pria yang ditemuinya kemarin saat hujan! Gabriella kaget, tapi beruntung pria muda itu tidak melihatnya. Pria itu berjalan dan belok ke arah jalan lain. Gabriella merasa tenang karena pria itu tidak melihatnya. Jika pria itu melihatnya, Gabriella mungkin akan sangat malu karena kecerobohannya.
Gabriella mengangkat sepedanya dan menaikinya lagi, lalu berjalan karena sebentar lagi dia akan terlambat. Padahal, dia bangun jam 3, tapi malah terlambat seperti ini. Betapa sialnya Gabriella dari kemarin sampai sekarang. Sampai di sekolah, Gabriella melihat teman-temannya yang sedang menunggunya di gerbang sekolah: Gae, Gwen, dan Gail. Mereka berkata,"Gabby, ayo cepat masuk!" kata mereka sambil berteriak-teriak karena takut Gabriella terlambat. Untungnya, Gabriella tepat waktu. Dia mengambil napas sejenak, "Huhh," dan Gwen berkata,"Gabriella, ayo masuk ke kelas, nanti keburu ibu guru datang, kita bisa dihukum!" ucap Gwen. Gae menyambung, "Ayo cepat kita lari bareng-bareng," kata Gae. Gail juga berkata, "Ayo, let's go, jangan sampai terlambat!" kata Gail.Lalu Gabriella memarkirkan sepedanya dan berlari, mereka berempat berlari dan untungnya mereka datang tepat waktu sebelum ibu guru kelas mereka datang. Mereka duduk karena lelah, lalu Arya bertanya,"Kalian kenapa? Kok pada pucat mukanya sama kelihatan kecapean gitu?" tanya Arya. Gail menjawab,"Anu, tadi kami menunggu Gabby di gerbang untuk masuk kelas bareng," jawab Gail dengan ekspresi kelelahan. Arya bertanya lagi, "Siapa itu Gabby?" tanyanya. Gae menjawab, "Gabby itu nama panggilannya Gabriella." Setelah itu, Gabriella berkata,"Teman-teman, jangan panggil aku Gabby," ucap Gabriella. Gwen menjawab,"Iya, iya, tuan putri Gabby," jawab Gwen sambil bercanda meledek Gabriella yang tidak ingin dipanggil Gabby. Arya pun bertanya,"Memangnya kenapa, Gabriella, kalau kamu dipanggil Gabby?" tanyanya karena penasaran mengapa Gabriella tidak ingin dipanggil Gabby. Gae menjawab pertanyaannya Arya sebelum Gabriella menjawabnya. Ucap Gae,"Gabriella dia gak suka dipanggil Gabby, Arya," ucap Gae sambil tersenyum dan kelelahan. Gabriella langsung menjawab,"Bukan karena aku tidak suka dipanggil Gabby!" katanya. Gae bertanya,"Terus kenapa?" tanya Gae dengan ekspresi penasaran. Gwen dan Gail juga ikut penasaran ingin tahu dan kepo. Gabriella menjawab,"Itu nama seseorang, yangku kenal" kata Gabriella. Mendengar itu, Gae, Gwen, dan Gail semakin kepo dan terus berkata,"Apa! nama siapa? Nama siapa itu?" kata mereka karena kepo. Arya hanya mendengarkan dan tertawa melihat wajah Gae, Gwen, dan Gail yang penuh dengan kekepoan.Tiba-tiba ibu guru kelas mereka datang. Mereka langsung duduk di bangku masing-masing. Gae, yang adalah ketua kelas, langsung menuju mejanya. Ternyata ada murid baru di kelas mereka, seorang laki-laki. Ibu guru menyuruh murid baru itu memperkenalkan dirinya. Ucapnya,"Saya Lucas Alexander," ucapnya dengan dingin. Hanya itu yang Lucas katakan. Pada saat itu, Gabriella masih belum sadar siapa murid baru itu dan tidak benar-benar memperhatikan wajahnya. Ketika ibu guru menyuruh Lucas duduk di bangku belakang yang kosong, Lucas menengok ke arah Gabriella. Barulah Gabriella sadar siapa murid baru itu.
YOU ARE READING
Who was I before
RandomSemoga kalian suka tentang Gabriella Tommie dan teman-temannya dan juga adik perempuannya. Gabriella Tommie, seorang gadis kaya, memulai kehidupan baru di sekolahnya dan cepat beradaptasi dengan teman-teman barunya. Ia menyukai seorang pria bernama...