Bab Sekolah Baruku 1

16 1 0
                                    


Pada suatu hari, ada seorang gadis bernama Gabriella Tommie. Ia saat ini berusia 18 tahun dan adalah seorang gadis yang ceria. Saat ini, dia sedang menuju ke sekolah barunya. Gabriella juga memiliki adik perempuan yang masih berusia 7 tahun. Adik perempuannya ini memiliki wajah yang sangat mirip dengan Gabriella saat berusia 7 tahun. Mungkin mereka bisa dibilang kembar, tetapi hanya beda usia, yaitu selisih 11 tahun.


Gabriella memasuki sekolah barunya dengan penuh semangat. Di sana, ia akan memiliki banyak teman yang setia padanya, berbeda dari sekolah yang sebelumnya. Saat memasuki kelas, ibu gurunya meminta Gabriella untuk memperkenalkan diri."Hai, nama saya Gabriella Tommie," kata Gabriella. Ibu gurunya kemudian menyuruh Gabriella duduk di sebelah Arya. Gabriella pun duduk di bangkunya, dan Arya menyapanya. Gabriella juga menyapa sambil tersenyum lebar, dan kelas pun dimulai.


Setelah kelas berakhir, tiba-tiba ada tiga perempuan yang menghampiri Gabriella. Mereka menyapa Gabriella dan memperkenalkan diri mereka kepadanya."Hai, Gabriella. Namaku Gaela, dan yang ini adalah Gwendolyn, serta yang satu ini Abigail," kata Gaela. Gabriella pun memperkenalkan dirinya kepada mereka."Iya, aku Gabriella. Salken ya?" kata Gabriella. Lalu, Arya langsung memotong pembicaraan mereka."Gabriella, tahu gak kenapa dia milih kamu?" Arya yang jahil mulai meledek Gaela dan Gwendolyn, dan Gabriella pun menjawab."Kenapa memangnya?" jawab Gabriella sambil tertawa. Gaela kemudian berkata, "Tidak usah dengarkan kata-kata Arya! Dia itu anak laki-laki yang jahil dan iseng," sambil tertawa. Arya pun menjelaskan."Gaela tuh dia nyari teman yang namanya dari G," kata Arya. Gwendolyn menambahkan, "Ishh Arya, julid banget sih, hahahaha. Jadinya Gaela kan malu tuh," ucap Gwendolyn sambil tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba teman-teman Arya yang dari kelas lainnya mendatangi Arya dan mengajaknya pergi ke kantin.


Ketika teman-teman Arya datang, mereka kaget karena ada murid baru dikelas Arya yang ternyata seorang perempuan yang manis. Mereka pun meledek Arya, "Ciee, Arya punya cewek baru nih ya!" sambil mendorong-dorong bahunya Arya. Abigail kemudian menjawab."Eh, apa sih? Datang-datang iseng banget lu!" ucap Abigail. Arya hanya tertawa dan tidak berkata apa-apa. Nama kedua teman Arya adalah Henry dan Dylan, dan nama asli Arya adalah William Aryata. Setelah beberapa menit, mereka menyelesaikan obrolan dan pergi ke kantin untuk makan siang.


Setelah makan dan istirahat, Gaela, Gwendolyn, dan Abigail mengajak Gabriella ke taman untuk jajan-jajan sambil jalan-jalan. Gabriella pun ikut. Setelah itu, saat mereka duduk istirahat sambil makan dan minum, Abigail berbicara kepada Gabriella."Gabriella, kamu mau aku bikinin nama pendek gak?" ucap Abigail. Gabriella pun menjawab."Maksudnya?" tanya Gabriella karena bingung. Lalu, Gwendolyn menjelaskan."Jadi begini, nama panggilanku adalah Gwen, dan kalau Abigail, nama panggilannya Gail, sedangkan Gaela dipanggil Gae!" kata Gwen. Gabriella pun baru mengerti."Oh, begitu ya," ucap Gabriella. Lalu, Gae membuatkan nama pendek untuk Gabriella."Bagaimana kalau nama panggilan pendekmu Gabby?" kata Gae. Namun, Gabriella menolaknya; ia tetap ingin dipanggil Gabriella."Baiklah, jika itu maumu," ucap Gae sambil tersenyum manis. Gwen juga menambahkan."Kami gak maksa kok, santai aja," kata Gwen. Gabriella tersenyum karena merasa memiliki teman-teman yang baik. Tiba-tiba, Gabriella ditelepon oleh ibunya."Gabriella, di mana kamu? Mama dari tadi telepon kamu dan gak kamu jawab-jawab!" ucap ibunya. Gabriella meminta maaf karena pergi bersama teman-temannya tanpa memberi tahu.


Beberapa jam kemudian, ibunya datang dengan mobil dan meminta Gabriella untuk bergegas karena ibunya masih ada pekerjaan. Gabriella meminta teman-temannya untuk naik mobil dan menjemput mereka pulang, namun mereka bertiga menolak karena masih ingin berkeliling lagi dan menyuruh Gabriella pulang duluan saja agar tidak menyusahkan ibunya. Gabriella menaiki mobil dan melambaikan tangan kepada teman-temannya sambil tersenyum manis. Setelah sampai di rumah, Gabriella hanya sendirian karena kedua orang tuanya sibuk bekerja.Adik perempuannya sedang bermain di rumah bibi. Saat itu, Gabriella sangat bosan. Setelah mandi, ia ingin memakan mie instan, tetapi di rumah sudah habis, hanya ada daging dan sayur-sayuran matang. Ia hanya ingin memakan mie instan dan tidak ingin memakan makanan lainnya. Karena hujan deras, ia mengambil payung untuk keluar membeli mie instan. Gabriella pun bersiap-siap, membuka gerbang rumahnya, dan berjalan kaki.


Ketika sampai di minimarket, ia membeli mie instan dan beberapa camilan. Setelah selesai membayar, ia ingin membuka payungnya. Namun, tiba-tiba payungnya terlepas dan terbang mengikuti angin yang sangat kencang. Gabriella mengejar payungnya yang terbang, tetapi tali sepatunya terlepas. Ia tak sengaja menginjak tali sepatunya dan terjatuh, sementara payungnya hilang tak terlihat lagi.


Gabriella pun menangis karena sangat sial. Ia menangis sambil mengikat tali sepatunya. Tiba-tiba, ada seorang pria yang berdiri sambil memayunginya karena kehujanan. Gabriella menengok ke atas dan melihat seorang pria muda.


Pria muda itu menyuruh Gabriella untuk memegang payungnya. Gabriella berhenti mengikat tali sepatunya dan memegang payung tersebut, sementara pria muda itu mengikatkan tali sepatu Gabriella. Setelah selesai, pria muda itu menyuruh Gabriella untuk membawa pulang payungnya. Namun, Gabriella merasa tidak enak karena kebaikannya dan menolak tawaran tersebut. Ia khawatir jika payung itu dibawa, pria muda itu akan kehujanan, sementara Gabriella sendiri sudah kehujanan dan hampir basah sepenuhnya. Gabriella tetap menolak dan mengembalikan payungnya, tetapi pria itu bersikeras dan berkata, "Sudah, kamu bawa saja. Aku bawa dua payung," ucapnya dengan nada dingin. Tiba-tiba, pria itu meninggalkan Gabriella dan pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi. Gabriella memanggil pria muda itu, tetapi dia tidak menoleh sama sekali dan terus berjalan.


Gabriella melihat jam tangannya dan menyadari bahwa sebentar lagi sudah malam. Ia pun bergegas pulang. Saat itu hujan masih sangat deras, membuat Gabriella susah berjalan karena angin yang sangat kencang. Setelah sampai di rumah, ia sangat basah kuyup. Untungnya orang tuanya belum pulang; jika orang tuanya melihat keadaannya, mungkin ibu dan ayahnya akan marah karena ia tahu hujan sangat deras namun tetap ingin keluar. Gabriella mandi lagi, dan setelah selesai mandi, ia memasak mie instannya. Sambil memasak, ia melamun dan tiba-tiba teringat pria muda tadi. "Kalau dilihat-lihat, pria muda itu tampan juga," ucap Gabriella dalam hati. Saking tidak sadarnya, mie-nya menjadi lembek. Gabriella langsung sadar ketika mendengar air mie-nya hampir kering, lalu ia cepat-cepat mematikan kompornya.


Selesai masak, ia memakan mie-nya, tetapi mie-nya sangat lembek dan sudah tidak berkuah lagi. Tiba-tiba, Gabriella teringat pria muda tadi. Ia sadar ketika mendengar ponselnya berdering dan ternyata itu adalah ayahnya yang menelepon. Ia pun menjawab telepon tersebut. Setelah 20 menit, telepon dengan ayahnya selesai. Gabriella baru ingat mie-nya masih belum dimakan, jadi ia langsung berlari menuju meja makan. Namun, mie-nya sudah dingin dan lembek, sehingga tidak enak lagi untuk dimakan. Terpaksa, Gabriella hanya makan camilan yang ia beli tadi sambil menonton K-Drama. Ternyata, K-Drama yang ia tonton juga sedang hujan, persis seperti yang ia alami saat bertemu pria muda itu. Gabriella mematikan TV karena merasa hatinya berbunga-bunga saat mengingat momen bertemu pria tadi. Ia pun langsung bergegas ke kamarnya dan menceritakan apa yang terjadi padanya kepada teman-temannya, yaitu Gae, Gwen, dan Gail.Setelah selesai telponan dan menceritakan semuanya pada teman-temannya, mereka hanya berkata bahwa itu tandanya Gabriella sedang jatuh cinta. Mendengar itu, pipi Gabriella memerah dan berbunga-bunga. Ia merasa ingin teriak karena salah tingkah. Dalam pikirannya, ia merasa sangat bahagia hingga ingin mati rasanya. Ini adalah pertama kalinya Gabriella jatuh cinta pada seorang pria. Awalnya, ia jarang jatuh cinta pada seseorang, bahkan tidak pernah. Jadi, ia merasa sangat aneh saat merasakan jatuh cinta. Karena sudah larut malam, ia pun tidur dan berusaha tetap tenang, melupakan semua kejadian tadi, dan fokus pada tujuannya untuk tidur.

Who was I beforeWhere stories live. Discover now