Manisan yang dibuat dengan cinta

14 4 0
                                    

Buah Haw/Hawthorn berry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buah Haw/Hawthorn berry

Tanghulu: manisan tradisional dari Tiongkok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanghulu: manisan tradisional dari Tiongkok

-------

Seluruh buah segar sudah dicuci bersih. Bai Shihan menaruhnya ke dalam keranjang persegi agar sisa airnya tidak menggenang di dasar. Ada buah haw, kiwi, nanas, ceri, jeruk mandarin serta stroberi. Buah-buahan tersebut mengandung asam yang cukup kuat, sehingga cita rasa manisan ini akan seimbang saat dinikmati.

"Kenapa kamu tidak coba menjual manisan ini?"

"Lalu, pekerjaanku bagaimana?"

"Ehm, kamu bisa berhenti jika mau. Kamu pasti tidak sanggup menangani keduanya sekaligus."

"Tapi, berat juga buatku meninggalkan toko Tuan Li. Aku bekerja di sana sejak tidak melanjutkan kuliah lagi. Sebagian besar semangatku yang pernah hilang kembali terkumpul setelah bekerja di tempat itu, Jimin."

"Jangan terlalu dipikirkan. Aku hanya memberi solusi untukmu, dan kamu yang memutuskan. Bukankah waktumu di rumah jadi bisa lebih lama? Membuka usaha sendiri berarti jam terbang mencari nafkah pun ikut fleksibel."

"Ada apa sebenarnya?" Bai Shihan menengok ke samping, tidak akan melupakan bibirnya direnggangkan. "Tiba-tiba kamu berbicara tentang bisnis manisan."

"Tidak ada, aku sekadar khawatir padamu. Andai mereka mau mempekerjakan aku lagi, kamu tidak perlu sekeras ini membanting tulang buat kita. Harusnya aku yang mencukupi kebutuhanmu, menyenangkan hatimu dengan barang-barang bagus, liburan, atau setidaknya makan enak di restoran mewah."

"Kita sudah membicarakan ini. Kamu tahu aku tidak pernah mempermasalahkan mengenai peran di antara kita. Jika di posisiku, kamu pun bakal melakukan tindakan serupa. Iya 'kan? Aku peduli padamu. Seperti kamu yang mencemaskan aku, aku sendiri selalu kepikiran tentang apa pun aktivitasmu ketika di rumah. Aku terus berdoa agar kamu selamat. Lalu, menanyakannya ulang sebagai pemeriksaan dini. Maka dari itu tolong jaga dirimu baik-baik selama aku tidak di rumah."

"Pesan itu seolah kamu sedang bepergian jauh."  Berujung, Huang Jimin turut memberikan seringai juga. "Jadi, apa yang perlu kubantu?"

"Tidak ada."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It Remains The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang