"Tapi boong!"
Narti terkikik heboh setelah beberapa saat ia melihat respons muram Agan pasca dia bisiki Mbak Gia mau nikah ke telinga pria itu.
Agan mendecak lidahnya dengan perasaan kesal setelah Narti membisiki kalimat keramat tersebut. Mbak Gia mau nikah. Menyeramkan kedengarannya. Lebih seram dari saat dia mendengar suara itik malam-malam atau sapu lidi di jam 2 pagi.
Seluruh darahnya hampir menyeluruh dengan desiran secepat kilat. Jantungnya terpompa dua kali lebih cepat dari biasa. Tubuhnya ikut merinding hebat. Agan tidak kuasa menahan rasanya kalau nantinya dia akan mendengar kalimat itu benar-benar terealisasikan.
Kecuali kalau terealisasi dengan Agan yang menjadi pengantin pria-nya ya, silakan aja.
Agan rela kalau itu.
"HAHAHAHA." Narti masih ketawa-tawa, "kaget ya lu???"
"Kagak lucu, Ti. Suwer!" sungut Agan. Kalau Narti bukan perempuan, tangan Agan gemas sekali ingin menjewer telinganya.
"Bercanda gua, Gan. Dah, Mbak Gia baik-baik aja di sana elah." ujar Narti setelahnya, "di sana dia jadi perawat lagi di puskesmas. Ngabdi sebagai masyarakat Mojokerto yang baik. Lagian, emangnya lu sama Mbak Gia kagak komunikasian lagi?"
Agan menghela napas setelah tahu kabar Gia dari Narti. Lalu, dia menggaruk kepalanya dengan canggung.
"WhatsApp-nya kagak bisa dihubungin. Instagramnya jarang update foto. Gua mau DM, sungkan juga."
"Sok gengsi." cibir Narti sambil cekikikan. "Hubungin aja, sih. Kayak kagak pernah pacaran aja lu berdua."
Agan merapatkan bibirnya. Narti sih gampang berbicara seperti itu. Beda lagi yang dirasakan oleh Agan. Rasanya sungkan dan canggung apabila secara tiba-tiba dia menghubungi Gia. Sudah lama mereka tidak bersua dan sudah lama pula mereka tidak saling bicara.
Teori tidak semudah prakteknya.
"Lu awet banget mikirin Mbak Gia selama 4 tahun ini. Keren banget lu, Gan." puji Narti. Kagum pada Agan yang setia dan tegas pada perasaannya terhadap Mbak Gia.
Agan mengulas senyum tipis.
"Kagak ada alasan buat gua lupain dia, Ti."
"Walaupun banyak cewek cantik sliweran di depan mata lu sekalipun?"
Agan mengangguk. Diketahui bahwa dirinya memang bukan tipikal yang mudah jatuh cinta. Sekalipun ribuan wanita cantik bolak-balik di depan matanya, Agan hanya akan memuji sesuai dari matanya saja. Tidak ada menyeret hatinya untuk jatuh cinta. Kecuali kalau ada 'sesuatu' yang memikat selain kecantikan wajah yang dimiliki wanita tersebut.
Sebab, saat pertama kali melihat Gia, jujur saja Agan memang terpana akan parasnya Gia. Wanita dengan rambut sebahu, kulit kuning langsat, pupil mata berwarna coklat yang selalu berbinar, hidung mancung nan lurus dan bentuk wajah oval—memikat perhatiannya. Siapa juga yang tidak terpikat? Kia saja mengakui.
Dan seiring berjalannya waktu, rahasia-rahasia dalam kehidupan yang saling diketahui oleh masing-masing, justru membawa mereka untuk lebih dekat lagi. Kesan-kesan yang awalnya hanya berbentuk rasa kagum, berubah seperti bunga-bunga yang bermekaran pada musimnya.
Gia dengan sifat dewasa, penuh dukungan terhadapnya dan kebijaksananya mengantarkan Agan untuk menetapkan dirinya sendiri bahwa dia jatuh cinta pada Gia.
Bukan cuma parasnya, tapi sifatnya juga.
"Terus, lu liat Mbak Gia dari apanya, Oneng?!"
Agan menunjuk dadanya sendiri, "dari hati, Ti. Beauty with a purpose. Mbak Gia kalo mau daftar jadi Miss Indonesia asal Duri juga dia menang juara satu—di hati gua." ujar Agan sambil tersenyum penuh.
![](https://img.wattpad.com/cover/368606334-288-k505167.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Agen Agan ✔️
FanficDia bukan seorang raja ataupun seorang pangeran. Dia hanyalah seorang Agan. Pemuda penjaga sebuah agen yang pernah bermimpi menunggangi seekor kuda putih dan bertemu seorang gadis cantik yang disinyalir seorang putri. Namun ketika terbangun, yang...