"Kita sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?" Ucap Luo Binghe pada Ning Yingying.
Luo Binghe sekarang berada di rumah pribadi keluarga salah satu mantan haremnya di wilayah bagian timur.
Ning Yingying yang duduk di depan Binghe nampak gelisah. Wanita itu sendirian dan hanya di temani oleh para pelayan, orang tuanya pergi untuk suatu urusan dalam waktu yang cukup lama.
Luo Binghe tiba-tiba muncul dengan menyelinap ke dalam rumah Ning Yingying tanpa di ketahui para penjaga. Tidak ada kesempatan bagi Ning Yingying untuk melarikan diri ataupun menghindar.
Mata Yingying memerhatikan penampilan Binghe. Pria itu menjadi lebih muda, jelas dia telah kehilangan kekuatan iblisnya dan menjadi pria biasa. Dari kabar yang ia dengar, Tuan Istana Tua telah mengambil kembali istananya.
Tapi meski begitu, Ning Yingying tetap merasakan ancaman. Ia tau betul bagaimana watak dan kejamnya seorang Luo Binghe pada orang-orang yang mengusiknya.
Luo Binghe dengan santai menyesap segelas teh di meja, tanpa melihat ke Ning Yingying sekali pun, ia tau wanita itu sedang ketakutan.
"Aku di sini untuk memberikan mu penawaran." Binghe meletakkan gelas tehnya, lalu memberikan sebuah gulungan pada Ning Yingying.
Yingying dengan ragu menerima gulungan itu dan membukanya.
"Apa maksudnya ini...?" Ucap Ning Yingying usai membaca gulungan tersebut.
"Aku ingin kau menjadi saksi atas kejahatan mereka. Meski kau terlibat, tapi kau melakukan itu bukan atas keinginan mu, melainkan di bawah ancaman para Harem lain dan Tuan Istana Tua. Setidaknya kau akan mendapatkan keringanan hukum dengan menjadi saksi kunci." Jelas Binghe alasan tujuan kedatangannya.
Ini adalah rencana Luo Binghe. Karena tak memiliki kekuatan yang cukup, Binghe memutuskan untuk menyeret Tuan Istana Tua dan para mantan haremnya ke pengadilan negara. Yaitu pengadilan yang adil untuk kejahatan yang di lakukan oleh bangsawan atau kultivator manapun tanpa memandang status, untuk itu Binghe harus mengumpulkan saksi dan bukti untuk menenangkan pengadilan.
Pegangan Ning Yingying pada gulungan di tangannya mengerat. Air matanya tak dapat tertahan lagi.
Setelah semua yang terjadi, dan sikap buruknya pada sang Shizun, ia masih di beri kesempatan untuk menebus dosa.
"Tapi apakah aku bisa..hiks... Aku membiarkan Shizun menderita dan telah mengkhianati nya. dia pasti sangat membenci ku..." Tangis Yingying menyesal.
Semenjak Ning Yingying meninggalkan Istana Huan Hua dan kembali pada keluarganya. Ingatan tentang masa lalu tentang sang Shizun terus menghantui.
Ia tau jelas sikap sang Shizun sebenarnya tidak seperti yang orang-orang katakan. Di hari pengadilan Shen Qingqiu yang pertama, seharusnya Yingying membela sang Shizun atas tuduhan yang di jatuhkan.
Namun karena dorongan orang-orang dan kenaifanya, ia membenarkan tuduhan yang di jatuhkan karena merasa bahwa itu benar. Saat itu ia masih terlalu muda dan bodoh untuk di manipulasi.
Shen Qingqiu pada dasarnya adalah orang yang baik, namun tertutupi oleh sikap dingin dan angkuhnya. Perlakuannya pada Ning Yingying pun sangat lembut, seperti merawat bunga yang rawan rapuh.
Binghe tersenyum melihat Ning Yingying, dia tetaplah murid perempuan puncak Qingjing yang lemah dan naif.
"Dia tidak akan kecewa padamu, percaya padaku. Kau tetaplah murid perempuan kesayangannya." Jelas Binghe, meski ia agak cemburu menyebut hal itu.
Ning Yingying mengangguk seraya menghapus air mata.
"Baiklah, aku akan menjadi saksi di pengadilan negara untuk Shizun. Untuk barang bukti, aku akan menyiapkannya." Tegas Ning Yingying. Tidak ada lagi rasa takut, kali ini Ning Yingying akan melawan Tuan Istana Huan Hua dan para Harem di pengadilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelahiran kembali sang penjahat (Sedang Di Revisi)
FanfictionShen Qingqiu terlahir kembali atas berkat dewa. Sebagai bayaran atas kelahirannya, Shen Qingqiu harus kehilangan ingatan dan hidup sebagai orang miskin yang bisu. Lalu pada suatu hari, Luo Binghe yang baru kembali dari urusan dunia iblis tidak sen...