Prolog

56 4 3
                                    

Cerita ini hasil pikiran dan buatan saya!

Kalau ada kesamaan tokoh, alur, latar, dll itu murni ketidaksengajaan.

Follow Instagram Tara juga yaa @Bumantara18

Happy Reading!!

🥀

"Aku udah berusaha sebisa mungkin Mah! Mama pikir selama ini aku cuma diem aja? Mama tau gak seberisik apa kepala aku?! Kenapa Mama terus menghakimi aku tentang keputusan itu?!"

"Mama tau, aku hampir gila! Sebelum aku ambil keputusan itu hampir setiap malam aku konsumsi obat tidur biar bisa tidur tenang. Dan sekarang, aku lagi coba mempertanggungjawabkan keputusan itu, Mah. Aku lagi berusaha untuk memperbaiki semuanya. Tapi aku mohon, jangan hakimi aku terus!"

Tubuhnya meluruh, ia menangis tersedu. Emosi yang selama ini dia pendam akhirnya meledak di depan seluruh keluarganya.

"Gak ada yang menghakimi kamu di sini. Kenapa kamu jadi gini sih Kak?"

Gadis itu mendongak. "Gak menghakimi, tapi kenapa Mama selalu berandai-andai gimana jika aku gak ambil keputusan itu? Dengan mudahnya tanpa mikirin perasaan aku, Mama seakan meragukan aku di depan para tetangga sana."

"Mama menyesal kah aku yang lahir ke dunia ini?" Gadis itu bertanya dengan nada rendahnya.

"Maaf... seharusnya anak yang lahir dari Mama adalah anak yang membanggakan, bukan aku."

Tbc.

ArutalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang