2

165 36 1
                                    

📌Make sure you press the star button.

_________________________________________

Waktu terus berjalan, tidak pernah bisa berhenti.

Sekarang ini Seulgi sedang duduk di kursi balkon apartement miliknya dan Wendy, ditengah kota Seoul menikmati malam yang dingin karena sudah memasuki musim salju.

"Hey, mau coklat panas?" tanya Wendy yang baru saja menghampiri Seulgi dengan dua cangkir coklat panas ditangannya. Seulgi hanya mengangguk, dan lagi lagi ia mulai menghisap rokok yang ada ditangannya

Wendy mulai duduk disamping Seulgi, menaruh coklat panas milik sahabatnya itu dan mulai menyesap coklat panas miliknya.

Mereka berdua sama sama diam, hanya ada suara kendaraan yang berlalu lalang.



"Sampai kapan kamu mau merokok terus terusan?" tanya Wendy tiba tiba

"Memang kenapa?"

"Seul, sadarlah"

"Aku sudah cukup sadar, Wen. Apalagi?"

"Maksudku, jangan rusak dirimu hanya karena orang itu"

"..."

Seulgi terdiam tapi masih dengan kegiatannya, menghisap satu batang rokok yang hampir habis ditangannya

"Jangan ikut campur, Wen. Lagi pula kita sudah dewasa, tidak ada salahnya untuk merokok" ucap Seulgi yang terdengar serius

"Yaaa ya ya, terserahmu saja"



Hening. Wendy benci fase ini. Fase dimana ia harus memahami Seulgi yang sesekali bersikap dingin hanya karena orang yang sudah meninggalkannya.



"Tidak menemukan info tentang dia? Nomor? Sosial media?" Wendy membuka obrolan lagi



Wendy sungguh ingin membuat masalah Seulgi selesai, tapi semua sia sia ketika Irene tiba tiba saja menghilang entah kemana. Bahkan semua nomor telepon dan sosial medianya menghilang tidak bisa dihubungi.



"..." Seulgi menggeleng disusul dengan hembusan nafas kasar Wendy

"Lebih baik kau cari orang baru, Seul" ucap Wendy ngaco yang dibalas dengan pukulan kecil di kepalanya oleh Seulgi

"Sadarlah"

"Ya! Harusnya aku yang memukul kepala keras mu itu. Berhenti memikirkan orang yang bahkan tidak memikirkanmu lagi bodoh!" ucap Wendy dengan mimik cemberutnya, mirip dengan tupai

"Diamlah. Lagian bukan itu yang ada dipikiranku"

"Bohong"

"Serius!"

"Demi apa?"

"Ck, aku serius"

"Kalau bohong?"

"Kalau bohong ..."


Seulgi terdiam. Wendy ikut diam namun menaruh perhatiannya penuh pada sahabatnya itu



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

So Long, Los AngelesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang