09. Bertaut

1.9K 128 14
                                        


Happy Reading🥂
100 votes and 100 comments for next update🙌🏻

"Bukan karena keinginan, melainkan karena sebatas kewajiban saya ingin memberikan kamu kebahagian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan karena keinginan, melainkan karena sebatas kewajiban saya ingin memberikan kamu kebahagian."
~Sebatas Kewajiban~

*****

"Lo beneran pergi honeymoon, Sha?"

Tavisha memutar bola mata malas begitu mendengar todongan pertanyaan dari Meera.

"Iya," jawabnya singkat.

"Gue pikir nggak bakal ada tuh acara honeymoon-honeymoon. Bukan maksud apa-apa. Cuma gimana ya...Lo nikah sama Mas Arkan kan karena—"

"Nggak usah dilanjut. Gue udah paham sama maksud Lo," potongnya cepat, sembari memainkan nail art tangannya.

"Lo udah nggak perawan lagi dong, Sha," ceplos Meera di seberang sana.

"Mulut lo, minta gue lakban, ya!"

Sungguhan untuk saat ini Tavisha benar-benar tidak mau membahas topik itu.

Flashback

"Gimana? Kamu mau ngambil hadiahnya?"

Arkan menatap tajam perempuan itu—yang dengan nakalnya mencoba menggoda dia saat pria itu tak kunjung memberikan jawaban. Namun, teramat sayang, sejak awal usahanya itu  sudah gagal.

Sentuhan Tavisha di sekujur tubuhnya begitu kaku dan memprihatinkan. Kentara sekali ia tidak punya pengetahuan apapun di bidang itu.

"Turun dari pangkuan saya, Naraya!" perintah Arkan pada akhirnya. "Saya sama sekali tidak tertarik dengan hadiahmu itu." Arkan berujar datar, lalu melengos pergi ke kamar mandi setelah berhasil menurunkan Tavisha dari pangkuannya.

Flashback off

"Kenapa Sha?"

"Kenapa apa?"

"Lo kenapa? Ada masalah?" tanya Meera saat Tavisha terdengar menghela napasnya beberapa kali.

"Gue kesel banget, Meer, sama si Arkan Arkan itu. Dia sendiri yang minta gue supaya bisa memenuhi kebutuhan biologisnya. Eh pas gue tawarin dia malah nolak seenaknya! Asal Lo tahu, Meer, gue sampai pake jurus dan metode ani-ani buat menggoda dia. Coba aja Lo pikir—gue yang begitu menjunjung tinggi harkat dan martabat gue sebagai seorang perempuan malah dengan sukarela berbuat kaya gitu. Tapi apa yang gue dapet?? dia malah nginjek-nginjek harga diri gue," cerocos Tavisha dengan emosi yang menggebu-gebu.

Sebatas KewajibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang