12

1.3K 77 1
                                    

HAPPY READING
🌸
-
-
-

Guys lagu di atas kesukaan author ituu, kalo bikin cerita atau baca cerita sambil dengerin musik itu, ada yang sama ga nihhh.

Keesokan harinya Maudy dan Liam, pergi melakukan aktivitas nya kembali seperti semula. Liam yang notabenya seorang Presdir, tentu saja pergi ke perusahaan yang saat ini sebuah dokumen menumpuk tengah menanti kedatangannya.

Sedangkan Maudy, kini ia mendapat telpon dari perusahaan yang bekerjasama dengannya dalam urusan novelnya. Salah satu dari mereka berkata ada sesuatu hal penting yang harus di katakan.

Sebelum pergi, Maudy sudah berpamitan kepada suaminya dan di izinkan olehnya. Liam begitu mendukung apapun yang di sukai oleh gadis itu selagi masih di batas kewajaran.

Maudy saat ini tengah memakai pakaiannya, kaus putih pendek dengan balezer hitam, serta celana kerja hitamnya, tidak lupa ia memakai heels tiga Senti dengan warna putihnya. Terlihat sudah seperti wanita berkarir.

Tunggu!, Maudy memang wanita berkarir jika kalian lupa!!.

Saat setelah sampai di gedung perusahaan tersebut. Maudy berjalan memasuki area gedung tersebut.

"Maudy!"

Langkah Maudy terhenti, ia menoleh ke arah sumber suara. Di sana terlihat Kirana kini tengah berjalan menghampirinya.

Oh Maudy hampir lupa, dirinya dan Kirana itu sebenarnya bekerja di perusahaan yang sama. Dan di sinilah sedikit sedikit Kirana mulai tidak menyukainya, hingga melakukan hal hal di luar batas.

Penyakit iri emang susah di hilangin, jika sudah melekat.

"Maudy bagaimana kabarmu" ujar Kirana dengan raut wajah yang ramah.

"Seperti yang kau lihat"jawab Maudy malas.

"Maudy kenapa akhir ini kamu berbeda, apakah aku ada berbuat salah terhadapmu, kita bahkan sudah jarang bertemu?"

"Wanita jahanam ini, mengapa sangat menyebalkan. Tentu saja banyak kau berbuat salah!!!" Batin Maudy.

"Aku memang begini Kirana, lagipula kamu tidak sepenting itu di hidupku, sehingga aku harus berada di dekatmu setiap waktu"

"Maudy apakah kamu masih marah, saat kejadian di pesta malam itu?"

"Kamu pikir apa selain jawaban iya, aku tidak menyangka kau mengatakan hal yang tidak pernah aku katakan!"

"Tapi aku hanya membantu mu, bukankah pernikahanmu dengan suamimu sangat buruk, dulu kamu mengatakan bahwa suamimu sangat tidak peduli terhadapmu, kamu bahkan mengatakan tidak mencintainya"

"Tau apa kamu tentang hubunganku dengan suamiku Kirana!, kamu hanya orang lain, tidak perlu mencampuri urusanku. Dan asal kamu tau, setiap orang pasti berubah, aku mencintai suamiku sekarang" Maudy benar benar hampir meledakkan emosinya, jika saja ia tidak melihat di mana ia berada, sudah pasti ia ingin menampar perempuan di hadapannya ini.

"Maudy-"

"Sudahlah, bukankah hari ini ada meeting penting yang harus dilakukan, aku tidak ingin telat hanya karena membuang buang waktuku berdialog denganmu" ujar Maudy kemudian melangkah pergi.

Raut wajah Kirana seketika berubah, kini tatapan benci itu kembali muncul.

"Aku selalu membencimu maudy!"

Beberapa saat kemudian, saat ini Maudy berserta karyawan lainnya tengah duduk berdiskusi dengan meeting saat ini.

Di sana ada Maudy yang berprofesi sebagai penulis unggulan, Tesalonika Simamora sebagai pimpinan redaksi, Gina Ambar shena sebagai picture editor, Gevano hagra sebagai copy editor, Hardian Neol sebagai editor akuisisi, dan beberapa karyawan berprofesi penting lainnya, tidak lupa Kirana yang ada di sana.

"Seperti yang kita ketahui, perusahaan ini adalah salah satu cabang dari DV Entertainment." Ujar salah satu kepercayaan, yang tugaskan mengelola cabang perusahaan yang kini Maudy tempati. Bu Tantri.

Jika kalian bertanya mengapa Maudy tidak bekerja di perusahaan milik suaminya?, jawabannya tentu saja perusahaan milik liam adalah perusahaan yang bergerak di bidang perindustrian garmen. Sedangkan yang Maudy tempati adalah perusahaan yang bergerak di bidang media massa, atau dengan kata lain perusahaan penerbit.

"Jadi saat ini, induk perusahaan seperti sebelumnya, akan mengambil beberapa karyawan yang cukup berpotensi baik untuk masa depan perusahaan". Lanjut Bu Tantri.

"Jadi meeting kali ini, nama yang akan saya sebutkan akan berpindah tempat ke perusahaan induk."

"Jika saya pribadi, penulis terbaik saya lebih suka Maudy yang di pindah alihkan Bu" Laki laki berkacamata di samping Maudy, Hardian Neol, atau yang biasa sering di panggil Ardi.

"Iya betul bu, Maudy penulis andalan yang di sini saat ini" timpal yang lainnya.

"Sudah sudah, jangan memotong pembicaraan saya"

Bu Tantri segera menyebut nama nama yang sudah masuk ke dalam daftarnya, termasuk Maudy.

"Baiklah meeting kali ini selesai, tiga hari lagi kalian masih punya waktu untuk mempersiapkan segala keperluan kalian, untuk masuk ke induk perusahaan."ujar Bu Tantri kemudian meeting pun berjalan dengan lancar.

"Maudy selamat ya kamu masuk induk perusahaan" ujar gina yang saat ini tengah berjalan

"Wiss pasti nanti Maudy jadi penulis nomor satu deh kayaknya suatu saat" timpal Ardi.

"Semangat Maudy" ujar Gevano

"Terimakasih temen temen, apapun kedepannya, gaboleh menyerah ya, aku bersyukur punya kalian saat di sini, aku gak akan jadi apa apa juga tanpa kalian, kita harus sama sama semangat!"

"Awas loh Maudy, kamu jangan lupain kita kita"

"Iya bener tuh"

"Gak mungkin lah, kalian ada ada saja"mereka tertawa.

Tapi di lain sisi ada raut wajah yang sedang menahan amarah saat ini, Kirana.

Gadis itu saat ini, menatap punggung Maudy dengan penuh kebencian yang semakin bertambah.

"Maudy lagi Maudy lagi!!"

"Aku tidak akan tinggal diam!"

*****

"Aku mencintai suamiku sekarang"

Saat ini Liam tengah mendengarkan rekaman suara yang di kirimkan oleh salah satu kepercayaannya, yang di tugaskan untuk memantau segala aktivitas Maudy di luar sana. Dengan di temani Dion.

"Gadisku mencintaiku, aku tidak salah dengar kan dion?" Liam saat ini tengah senyum senyum, seperti orang yang baru pertama kali puber.

"Benar tuan, anda tidak salah dengar"

"Ah tentu saja, Maudy memang harus mencintaiku"

"Tuan ada laporan kembali, salah satu orang dari kita mengatakan, ada seseorang yang sepertinya memantau pergerakan nyonya juga"

Raut wajah Liam kembali serius, siapa yang berani beraninya melakukan hal tersebut. Ia tidak akan tinggal diam.

"Kau sudah mencari tau siapa dalangnya?"

"Sudah tuan"

"Dia adalah Reza Haikal Devano, CEO DV Entertainment, salah satu cabangnya itu tempat nyonya bekerja"

"Kurang ajar!"

SEMANGAT HARI SELASA NYA READERS AKU.

JANGAN LUPA MAKAN YANG TERATUR.

VOTE✓✓✓
VOTE✓✓✓

TBC.

Sorry My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang