Ganesha Aryasuta - Satu

20 1 5
                                    

Ini adalah bagaimana Ganesh mendengar tentang sejarah keluarganya.

Pratama Aryasuta adalah orang Indonesia yang jatuh cinta pada kali pertama dia menginjakkan kaki di Paris. Bagi Pram, tidak ada kopi yang lebih enak daripada yang ia teguk dari pesisir sungai Seine. Tidak ada sinar matahari sore yang lebih menenangkan daripada yang ia nikmati dari Concorde. Di kota itu juga, Pram bertemu orang-orang yang memengaruhi sisa hidupnya.

Pram tidak pernah menyesali masa mudanya yang hedonis. Kalau ia tidak pernah menghamburkan warisan orang tuanya pada malam-malam liar, ia mungkin tidak pernah bertemu Edith Tolbert.

Edith... gadis muda yang duduk di ujung luar kafe, sepuntung rokok tipis di antara jemari, bibir yang dipulas semerah darah. Rambut gelapnya menjuntai bergelombang di punggung, matanya yang kehijauan tajam menilik ke kanan dan kiri. Bahkan kini bertahun-tahun kemudian setelah dia berpisah dari Edith, Pram tidak pernah bisa melupakan kesan dari pertemuan pertama itu.

Sebagaimanapun Pram ingin melewati semua waktunya bersama Edith, menemaninya menyusuri Champs-Élysées setiap hari dengan berbagai tas belanja perancang ternama di tangan, Pram tahu ia tetap harus kuliah. Di salah satu kelas Pram berkenalan dengan Thierry Leroix, pria dengan jiwa pesta yang liar, mudah dibuat tertawa, dan sangat amat tertarik dengan segala hal Indonesia. Orang sering berkata kalau Thierry lebih Indonesia daripada Pram. Dalam waktu singkat, mereka tidak bisa dipisahkan dari satu sama lain.

Tidak lama kemudian, Pram mengenal Rudira. Rudira Kencana adalah pemuda miskin yang menjual segala miliknya untuk datang ke Paris. Berbekal satu koleksi lukisan, dia berjalan dari satu galeri ke galeri lain untuk menawarkan karyanya, sementara bekerja paruh waktu supaya dapat mengikuti kelas seni melukis. Thierry melihat lukisannya dan seketika menawarkan diri untuk memberikan bantuan — begitu pula dengan Pram. Rudira kemudian dapat dengan mulus mengikuti kelas-kelas seni yang diinginkannya. Sejak itu, mereka bertiga menjadi sebuah lingkaran kecil di mana Pram tinggal.

Hingga suatu hari, masa-masa kuliah harus berakhir. Pram menyadari dirinya dapat meneruskan gaya hidupnya dengan mudah kalau ia kembali ke Jakarta. Thierry akan tinggal mencari kerja di Paris, di mana kekasihnya Dahlia bekerja. Rudira yang beberapa tahun lebih tua daripada mereka juga memutuskan ia ingin kembali ke Indonesia, tanah air yang selalu membuatnya terinspirasi. Tanah air yang selalu membuatnya tidak puas, tetapi selalu berhasil menariknya kembali pulang. Ia tidak akan tinggal di kota metropolitan seperti Jakarta, tetapi akan berpergian berpindah-pindah mengikuti arah angin.

Begitu saja, lingkaran yang tadinya tidak terputus itu kini harus berpencar.

Pram ingin membawa Edith bersamanya ke Jakarta. Tanpa jaminan yang jelas, Edith tidak ingin meninggalkan karirnya sebagai artis di Perancis untuk pergi ke negeri di belahan dunia lain. Negeri yang tidak ia kenal, tidak ia mengerti, juga tidak membuatnya tertarik.

Maka, untuk membujuknya, Pram menikahinya. Untuk beberapa tahun lamanya Pram, Thierry, dan Rudira terpisah. Pram jarang sekali mendengar tentang Thierry atau Rudira sementara ia hidup dengan Edith di Jakarta.

Karisma Edith memudar sementara dirinya memendam kebencian mendalam pada kehidupan domestiknya. Ia tidak tahan duduk manis menunggu Pram sepanjang harinya. Namun ia juga tidak bisa keluar dan bekerja, bahkan bahasa Indonesia pun tidak pernah bisa ia kuasai dengan sempurna.

Edith tahu dengan nama Aryasuta dia bisa mendapatkan kekayaan yang takkan pernah bisa ia dapatkan dengan bekerja, jadi dia berusaha untuk menahan kepergiannya. Mereka bahkan memiliki seorang anak laki-laki dalam tahun-tahun penyesuaian itu.

Pram menamai anaknya Ganesha Mahendra Aryasuta, tanpa atribut Perancis sedikit pun, karena saat itu cintanya sudah memudar pada Edith. Edith berkata, mungkin nama itu yang membuat Ganesh tumbuh persis seperti ayahnya secara fisik, tanpa terlihat memiliki darah Perancis. Namun pemikiran itu sebenarnya salah; karena seiring Ganesh tumbuh, jelas kalau ia mewarisi garis-garis wajah Edith. Lekukan tulang pipinya, kelopak matanya yang dalam, dan tulang dagunya yang terbelah tipis di tengah.

GaletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang