Jadi Rebutan

726 67 2
                                    

Suasana pertemuan anggota Lucifer yang mereka adakan di Mansion Dream berubah mencekam saat tiba2 Yuta mengutarakan keinginannya untuk membawa Jaemin kembali ke keluarga besar Na. Mark dan anggota Dream tak terima. Bahkan menolak keras keinginan tak masuk akal Yuta.

"Big No, dud!!! Sampe kapanpun Jaemin cuma boleh tinggal bareng Dream!!" Ucap Mark tegas pada kakak2nya terutama Yuta.

"Tapi Nana itu adek gue, Mark Lee!!! Dia juga pewaris tunggal yang sebenarnya dari keluarga Na,,,," Bantah Yuta tak kalah tegas.

"Eitsss,,,,,, lo lupa ya hyung kalo yang udah selamatin Jaemin itu kita? Lo gak lupa juga kan kalo data2 yang lo dapat itu semuanya dari kita? So,,,,,,, jangan gak tau diri, bisa? Lagian nih ya, Jaemin aja gak kenal sama lo. Bahkan dia takut banget sama lo. Kalo disuruh milih juga pasti Jaemin bakal pilih kita. Karna penolong sekaligus saudaranya itu cuma Dream!! Jadi mending lo pulang aja, Dasar kakak tak berguna!!!" Ucap Renjun sinis seakan mengusir Yuta dari Mansion Dream..

"Lo,,,, lo gak bisa hentikan gue, Huang!!" Yuta mengarahkan samurai miliknya tepat keleher Renjun yang berada diseberangnya.

Tapi samurai itu tertahan 5 cm dari leher Renjun karna Yuta mendengar ucapan Jeno.

"Sedikit aja kulit Renjun lecet, gue gak bakal segan2 habisi seluruh anggota keluarga lo! Gak cuma itu, gue juga bisa habisi seluruh anggota Yakuza lo tanpa sisa. Coba aja, tuan Nakamoto!!" Ucap Jeno dengan moncong pistolnya terarah tepat ke kepala Yuta karna kebetulan Jeno duduk disebelah Renjun.

"Dream,,,,, Yut,,,, semuanya bisa diobrolin baik2 kan? Gak usah pake adu skill gitu lah" ucap Kun.

Keadaan benar2 gak kondusif lagi. Kun tak ingin terjadi pertumpahan darah disana. Apalagi sampai Jaemin tahu.

"Dia yang mulai duluan, Kun ge. Nana udah resmi jadi anggota Dream sejak pesta penyambutan waktu itu. Sampe kapanpun gak bakal pernah berubah. Kalo dia dateng cuma mau bawa sumber kehangatan kami pergi, jangan salahin kami kalo gak punya hati" ucap Chenle sambil menunjuk wajah Yuta.

Jisung mengusap bahu pacarnya yang keliatan banget marahnya. Dia gak mau kalo Chenle sampe ikutan angkat senjata juga. Makin runyam nanti.

"Gini aja deh. Lo boleh bawa Jaemin buat ketemu sama keluarga besar Na. Tapi tidak untuk tinggal dan jadiin Nana hak milik kalian!! Karna sampe kapanpun adek gue gak bakal pernah keluar dari Mansion Dream. Camkan itu, hyung!!!" Haechan ikut bersuara setelah melihat berdebatan sengit sahabat2nya.

"Kalian pikir kalian bisa ancem gue? Baby Nana itu milik keluarga Na, kalian gak bisa lepasin marga yang tersemat dinamanya itu,,,," balas Yuta remeh.

"Lo kira kami bakal biarin Nana hyung masuk ke keluarga Na? Gak! Kami bakal lepasin marga dia dan jadikan dia marga Lee kalo lo tetap maksa" ancam Jisung.

"Gini ya dud. Kemana aja kalian selama 20 tahun ini, hem? Lo tau, Nana itu amnesia. Dia gak tau lo itu siapa, gak tau siapa aja anggota keluarga Na selain daddy dan papanya yang jahat. Andaipun hyung bisa bawa dia kembali ke Mansion kebanggaan kalian, hyung kira dia bakal bahagia dan terima keluarga kalian dengan mudah, hem?" Ucap Renjun remeh.

"Masih berani lo ngaku keluarga? padahal dengan lalainya kalian udah biarin dia tersiksa bahkan dia nyaris menyerah sama hidupnya yang tak pernah mendapat kasih sayang selama 20 tahun lamanya. Gak punya malu lo nyebut diri keluarganya, hah?" ucap Jisung tak tinggal diam dan mampu menohok hati Yuta dan Winwin.

"Jisung-aa,,,,,, gak boleh gitu, dek" tegur Taeyong saat pemuda yang sudah ia anggap sebagai adik bungsunya itu mulai terlihat emosi karna perdebatan panas disana.

Padahal dari 6 petinggi Dream, hanya Jisung dan Mark yang paling tenang. Namun 2 pemuda itu sudah angkat bicara. Artinya mereka benar2 rela bertempur demi seorang pemuda manis yang baru mereka temukan beberapa waktu lalu.

"Kenapa, hyung? Semua yang kami bilang itu bener kan? Kemana keluarga besar Nakamoto dan Na selama 20 tahun ini? 1 hal yang harus gue kasih tau ke kalian semua, Nana tak selembut dan selemah kelihatan nya. Ada sisi iblis didiri dia yang sewaktu-waktu bisa meledak dan boom,,,, kalian gak bakal bisa nahan amarahnya" ucap Haechan dengan tenang.

"Lo tau dari mana, Chan?" Tanya Hendery.

"Hahahaha,,,, lo lupa profesi gue apa, Guanheng?" Ucapan Haechan membuat Yuta semakin mengepalkan tangannya.

Ada yang nanya Jaemin kemana? Kok gak ada nimbrung sama sekali. Sosok yang jadi topik utama perdebatan sengit anggota Lucifer sedang asyik berperang dengan peralatan dapur bareng pengasuhnya. Makanya dia tidak ikut nimbrung dengan pembicaraan para anggota Lucifer.

Tok,,,, tok,,, tok,,,

"Haechan hyung,,,,,, Jeno hyung,,,,, gue boleh masuk?" Suara pelan Jaemin terdengar.

Jeno berjalan kearah pintu dan membukanya. Dilihatnya wajah takut2 Jaemin disana.

"Kenapa harus ngetuk dulu? Kan hyung tadi bilang suruh langsung masuk aja kalo udah selesai masak. Gak bakal ada yang marah kok. Yang berani marah, ntar hyung bunuh. Ihh lucunya mukanya cemong tepung gini" ucap Jeno sambil mengusak gemas surai pink Jaemin dan mengusap pipi Jaemin yang terkena tepung.

"Anu,,,, emmm,,,," Jaemin mendongak guna melihat orang2 dibelakang Jeno.

"Cakenya udah jadi, hyung. Kira2 kalo gue bawa kesini, mereka mau makannya gak, hyung? Gue takut gak enak rasanya. Terus mereka,,," ucap Jaemin ragu.

"Pasti mau dong. Mana kuenya? Biar hyung yang bagi ke mereka" saut Haechan sambil bergelayut manja dilengan Jeno.

"Bibi,,,, kata hyungdeul kuenya disuruh bawa sini" ucap Jaemin senang karna ucapan Haechan.

Kue buatan Jaemin sudah terhidang dimeja. Pengasuhnya juga sudah keluar dari ruangan karna merasa tidak berkepentingan disana. Toh dia percaya 6 pemuda yang menolong tuan mudanya itu akan selalu melindungi Jaemin.

Jaemin yang duduk dipangku sama Jeno semakin merapatkan diri pada Jeno. Karna tatapan 13 orang selain anggota Dream yang membuatnya agak takut. Apalagi ia sekarang sudah tau pekerjaan sebenarnya orang2 disekelilingnya itu apa.

Brak,,,,

Renjun menggebrak meja agar para hyung tak melihat Jaemin seperti itu. Ia tidak ingin adik imutnya itu semakin tertekan.

"Sekali lagi kalian liatin dia kek gitu, mata kalian gue congkel pake ini" ancam Renjun dengan belati kebanggaannya sudah tertancap di kue buatan Jaemin.

"Renjunnnnn,,,,,!!!!! Aaaaaa,,,,,,,,, Kuenya jadi rusak!!" Jaemin tak sengaja berteriak kesal karna kue buatan nya malah dirusak oleh Renjun.

"Ssstttt,,,,, baby,,,, jangan teriak2. Lo belum sembuh banget loh. Ntar pusing lagi" tegur Haechan karna beberapa hari belakangan Jaemin sering mengeluh pusing jika sedang banyak pikiran atau merasa tertekan.

"Tapi, kue gue, hyung,,," rengek Jaemin pada Haechan.

"Iya ntar hyung yang marahin Renjun. Jangan ngambek gitu ya? Sekarang tidur aja gih soalnya hyungdeul masih harus bahas hal penting disini" ucap Jeno.

"Tapi gue disini aja boleh kan, hyung?" Tanya Jaemin pada Jeno tapi Jeno malah menoleh kearah Mark.

"Boleh, sayang. Tidur gih. Jeno gak papa kok. Toh tubuh lo ringan juga. Iya kan, Jen?" Ucap Mark dan diangguki Jeno sambil sedikit mengayun pahanya seperti mengayun bayi yang akan tidur.

Gak butuh waktu lama, dengkuran pun terdengar dari Jaemin. Mungkin karna kehangatan yang ia dapat dari keluarga barunya itu sehingga membuatnya bisa tertidur nyenyak tanpa mimpi buruk seperti 20 tahun ini.

TBC

Dream MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang