Selamat datang, Sang Tuan Pencinta,
Yang datang dengan janji manis penuh racun
Menyuguhkan dunia dengan senyum di bibir
Sambil di belakang kamu asah belati berlumur dusta.Aku ini hanya lukisan indah di dinding
Tanpa suara, tanpa jiwa, cukup jadi pemandangan
Kamu tawarkan mimpi dalam balutan kilau
Namun aku tahu, di balik itu, hatimu batu.Mawar yang kamu berikan telah lama layu
Karena cinta yang kamu janjikan hanyalah fatamorgana
Kamu hiasi malam dengan kata-kata palsu
Namun di mataku, itu hanyalah kabut tipis, penuh fana.Aku tertawa dalam senyap yang pahit
Menyaksikanmu berpura-pura sebagai kekasih sejati
Namun kamu tak tahu, aku ini sekadar wayang,
Tanganmu yang menggerakkan, tapi tak menghidupkan.Ambil saja, miliki apa yang kamu inginkan
Jangan khawatir, tak ada jiwa yang kamu renggut
Aku ini boneka, mahkota yang kamu banggakan
Namun kamu tak pernah tahu, mahkota itu kosong, tanpa isi.Lalu, saat malam usai dan pagi menjelang
Lupakan aku, seperti kabar angin yang berlalu
Kamu cari lagi mangsa baru dengan rayuan palsu
Sedangkan aku? Hanya debu yang hilang tertiup waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Barisan
PoetryKeheningan yang kuimpikan hanyalah ilusi belaka. Di dalam kebisingan ini, tidak ada tempat untuk bersembunyi. Hanya ada ledakan tak berkesudahan yang terperangkap dalam ruang sempit kepalaku, menghempas setiap sudut dengan gemuruh yang tiada henti.