Dalam lorong sunyi ini, aku berdiri di ambang pintu yang terbuka lebar ke masa lalu. Setiap langkahku terasa berat, seolah-olah beban penyesalan dari setiap detik yang terlewat membungkus kakiku. Di sini, aku berdiri, menatap ke arah sebuah cermin yang memantulkan bayanganku yang penuh tanya bagaimana kabar seseorang yang pernah begitu berarti namun kini menjadi pengkhianat?
Kau tahu, dalam hidup ini, tidak ada yang lebih mengganggu daripada bertanya-tanya tentang seseorang yang telah mengkhianati kepercayaan kita. Aku bertanya-tanya, bagaimana rasanya bagimu saat kau membuat keputusan untuk mengkhianati? Apakah kau merasa lega, atau justru sebaliknya, diliputi oleh rasa bersalah yang tak tertanggung? Apakah kamu pernah merasa sesak di dada ketika memikirkan hari-hari yang penuh kebohongan dan pengkhianatan itu?
Aku ingat betul bagaimana kau pernah berdiri di sampingku, seolah-olah kita adalah saudara dalam segala hal. Namun kini, aku hanya bisa bertanya-tanya tentang keadaanmu. Apakah kehidupanmu saat ini memberikanmu kebahagiaan, ataukah kamu terjebak dalam kekacauan yang sama yang pernah kau ciptakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Barisan
PoetryKeheningan yang kuimpikan hanyalah ilusi belaka. Di dalam kebisingan ini, tidak ada tempat untuk bersembunyi. Hanya ada ledakan tak berkesudahan yang terperangkap dalam ruang sempit kepalaku, menghempas setiap sudut dengan gemuruh yang tiada henti.
