Chapter 3

3 1 0
                                    

"cari kia sampai dapat... " ucap orang berjas hitam, tinggi

"baiklah tuan"

🖤

"plisss bolee yahh kak kia beli rokok" rewel kiaa

"enggak kia, kamu cewe enggak boleh beli rokok" balas Rafael cuek

"pelit ih" kata kia sambil ngambek

"kamu beli rokok aku civ0k kamu" ancam Rafael

"... "

"aaaaa kak Rafael!!! "

"makanya jangan beli rokok" ucap Rafael dengan mimik wajah serius

"iya iyaa enggak du ulangin de–"

blukk

Rafael langsung memeluk kiaa dengan kuat dan kia membalas pelukan Rafael

"kenapa tiba-tiba meluk? " tanya kia heran

"ntah lah kakak kek pengen peluk kamu aja, kaka seperti enggak mau meninggalkan kamu dan seperti kamu cuma satu-satunya di hati kakak" balas Rafael sambil memeluk lebih erat

"ohh hm yaudah gapapa peluk aja" balas kia

sore pun tiba kiaa masih di rumah Rafael dan mereka sedang di ruang tamu sedang mengobrol

"yaudah mama ke belakang dulu ya ngobrol lah kalian" ucap mama nya Rafael sambil meninggal kan kami ber 5 di ruang tamu

ya berlima. aku, kak Rafael, kak Ryan, kak Senna istri kak Ryan, dan kak raides

mereka mengobrol panjang di ruang tamu dan tiba-tiba kak Rafael nanya ke kia

"kia" panggil Rafael

"iya kak? " tanya kia

"hm gimana ya kakak agak ragu dan takut" ucap Rafael tegang

"kamu kenapa hm Rafael? cerita aja? jangan di pendam, ya kan sayang" ucap senna istri nya kak Ryan

"iya cerita aja"

*hening

"gini... firasat ku agak aneh"

"aneh gimana maksud lu hm? " tanya raides

"iya kak maksudnya gimana? " tanya kia penasaran

".... "

"firasat gua kek, nanti kia di culik sama orang yang gak di kenal dan aku harus membayar duit bebas kia sebanyak 70juta" jelas Rafael

"kak Rafael... "

"gak mungkin mana ada begitu, kia aja masih sama kita di sini jangan ngada-ngada ih" balas kak Senna

"sumpah kak ini firasat Rafael... Rafael juga gak tau kenapa tiba-tiba firasat tentang kia ke depan ada di Rafael" ucap Rafael agar semua mempercayai dirinya

Sebatas dekel & abkelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang