Chapter 06: RESTORAN

7.3K 247 11
                                    


• TITIK TERAKHIR •

🦋🦋🦋🦋

"Kenapa, hm? Lagi ada masalah? Cerita sama aku biar kita selesaiin bareng bareng."

Sudah sekita sepuluh menit cowok itu memeluk hangat tubuh Aruna, pria itu terlihat sedang tidak baik baik saja oleh karena itu Aruna membiarkan cowok itu.

Sekitar sepuluh menit tadi Rafandra meminta Aruna untuk bertemu, begitu bertemu cowok itu langsung memeluknya tanpa ingin bercerita apa yang sedang terjadi.

"Na, bentar lagi. Aku lagi gak baik baik aja," ucap Rafandra semakin mempererat pelukannya. Cowok itu menyembunyikan wajahnya di leher Aruna, mencium aroma yang begitu ia sukai.

"Ayok cerita sama aku ada apa? Kenapa tiba tiba ngajak ketemu terus langsung meluk hm? Kita udah janji untuk saling bagi masalah satu sama lain, mari lewati sama sama," ucap Aruna sambil mengelus lembut punggung Rafandra.

'Na, maafin aku, aku gak tau harus ngelakuin apa selain nerima itu semua. Aku gak mau kamu kenapa kenapa,' batin Rafandra.

Sore ini, Rafandra meredakan emosinya dan kekesalannya dengan memeluk kekasihnya. Hanya Aruna yang bisa membuatnya tenang.

'Na, kenapa harus Karla? Kenapa harus dia yang harus gue nikahi. Harusnya lo Na, gimana sama janji gue sama lo. Gue harus ingkar itu semua,' batin Rafandra.

Jujur cowok itu tidak bisa meninggalkan Aruna seperti ini, dia tidak bisa mengkhianati Aruna yang begitu dia cintai. Ia benar benar tidak bisa melakukan itu, tapi jika ia tidak menuruti apa yang papanya perintahkan semuanya akan lebih rumit.

Hati Rafandra sakit saat melihat senyum Aruna yang begitu manis. Apa yang harus dia lakukan tuhan? Dia harus mengkhianati Aruna cewek yang begitu baik dan hebat.

'Maaf, Na. Tapi tenang aja, gue tetap bakal terus ada disamping lo sampai kapanpun.'

🦋🦋🦋🦋

PLAK!

PLAK!

Baru saja Karla menginjak kakinya disana, Rafandra langsung menampar kuat hingga membuat sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah .

"Cewek sialan! Sampah!"

Rafandra memegang leher Karla kemudian mendorong cewek itu kedinding, dengan kesadaran penuh cowok itu mencekik leher Karla tanpa memperdulikan perlawanan cewek itu.

"Kenapa lo gak nolak perjodohan ini hah!" kemarahan Rafandra memuncak. Dia tidak bisa mengendalikan dirinya, melihat wajah cewek itu saja membuat ia ingin membunuhnya.

"Raf, le-lepasin. Gu-gue gak bisa na-napas," dia memukul lengan Rafandra menyuruh cowok itu untuk melepaskan tangannya. Karla kesusahan bernapas, wajahnya mulai memerah saat Rafandra semakin mengeratkan tangan dilehernya.

Beberapa pelayan yang ada disana tidak ada yang membantu Karla ataupun sekedar untuk menjauhkan Rafandra darinya. Mereka hanya berdiri tegak dengan pandangan kearah depan.

Didalam ruangan sana hanya ada satu meja dan dua kursi yang sudah disiapkan oleh pemilik restoran. Arga sudah memesan satu restoran hanya untuk Rafandra dan juga Karla, berniat untuk keduanya bisa menerimanya.

"Tolak perjodohan ini anjing! Lo tau gue udah punya Aruna dan gak bakal bisa nikah sama lo!" Rafandra melepaskan tangannya membuat Karla merosot kearah bawah menghirup oksigen sebanyak banyaknya. Karla juga batuk beberapa kali.

Cewek itu memegang lehernya yang terasa sakit. Sedangkan Rafandra mengusap wajah kasar kemudian mengacak rambutnya frustasi.

"Gue juga gak mau sama perjodohan ini, tapi gue juga gak bisa ngelawan orang tua gue," ucap Karla setelah merasa lebih baik. Cewek itu sudah menduga jika ini akan terjadi.

"Cari cara anjing supaya papa lo batalin perjodohan ini!" sentak nya.

"Gue gak bisa, Raf."

Rafandra mendekat kearah Karla kemudian menarik kuat rambut cewek itu hingga membuat dia berdiri paksa. Kedua mata Rafandra menatap cewek itu tajam, dia benar benar emosi sekarang.

"Lo seneng kan sama perjodohan ini? Lo pasti ngira kalau lo berhasil nikah sama gue, gue gak bakal bully lo lagi-" cowok itu menggantung ucapannya dan terkekeh pelan. Dia semakin kuat menarik rambut Karla membuat cewek itu menjerit kesakitan.

"Sakit, Raf. Lepasin," lirihnya.

"Lo harus tau, kalau lo berhasil masuk kedalam keluarga gue. Lo gak bakal hidup lama lagi," ucap Rafandra menghempaskan tubuh cewek itu kearah meja hingga kepalanya terkena ujung meja sana dan mengeluarkan darah. Jahitan di kepalanya sepertinya terkena ujung meja membuat darah juga keluar dari kepalanya begitu deras.

Cewek itu mati matian menahan agar cairan bening itu tidak keluar dari kedua matanya. Cewek itu mengigit kuat bibinya menahan rasa sakit yang menjalar ke seluruh bagian kepalanya.

"Setelah lo masuk kedalam keluarga gue, gue pastiin lo bakal lebih menderita dari ini," ucapnya.

Cowok itu mendekat kearah meja yang sudah ada diatasnya begitu macam makanan. Tangan Rafandra dengan pelan mengambil satu gelas berisi air anggur kemudian langsung dia tumpahkan kearah Karla hingga gaun yang orang tuanya siapkan itu menjadi kotor. Juga rambut cewek itu menjadi lepek.

Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menunduk diam dalam duduknya. Melawan pun dia tidak bisa, cowok itu terlalu bahaya untuk bisa dia lawan.

"Rahasiain pernikahan ini dari Aruna juga temen temen gue. Bisa malu gue kalau mereka tau gue nikah sama jalang kayak lo," ucap Rafandra tersenyum remeh menatap Karla. Keadaan cewek itu sudah sangat buruk.

BUGHH..

Rafandra menendang kuat Karla sebelum ia benar benar pergi dari sana meninggalkan Karla menangis dalam diam.

Karla menatap kepergian Rafandra dengan air mata yang sudah berhasil keluar, air mata yang tadinya ia tahan agar tidak keluar sekarang keluar sempurna. Cewek itu menangis sejadinya melampiaskan kesehatannya. Rasa sakit di tubuhnya dan rasa sakit dihatinya ia rasakan bersamaan. Rasa sakit yang luar biasa.

🦋🦋🦋🦋


Hujan turun membasahi bumi, juga sesekali petir yang menghiasi cakrawala. Bumi mendukung suasana hati Karla saat ini, tepat ditengah jalan sepi cewek itu berjalan dengan tatapan menerawang jauh kearah depan. Tatapannya terlihat kosong, kepalanya yang terluka tidak cewek itu pedulikan bahkan perih yang luar biasa akibat hujan.

Air mata cewek itu tidak terlihat karena turun bersamaan dengan hujan. Dinginnya malam tidak Karla pedulikan. Tubuhnya basah kuyup, gaun cantiknya terlihat basah juga kotor akibat Rafandra tadi.

Dia tidak memikirkan perlakuan Rafandra tadi terhadapnya karena itu sudah sering terjadi. Kini dalam benak cewek itu haya terlintas satu nama, yaitu Aruna. Apa yang harus ia lakukan sekarang, ia tidak mungkin mengkhianati Aruna yang begitu baik padanya. Menikah dengan Rafandra adalah hal yang akan membuat Aruna sakit nantinya. Ingin menolak perjodohan itu, namun Karla tidak bisa melakukannya. Bastian tidak akan membiarkan Karla menjadi anak yang tidak menurut, jika Bastian sudah mengatakan itu, maka semua itu harus terjadi.

Karla menghentikan langkahnya, cewek itu terisak pilu. Tangannya menutup wajah pucat nya, bersamaan dengan isak yang semakin menjadi. Dadanya begitu terasa sakit, cewek itu kini sulit mengeluarkan suara.

'Run, apa yang harus gue lakuin? Rafandra pacar lo dan gue harus nikah sama dia' batinnya. Tangisnya semakin pecah dibawah guyuran hujan yang turun deras.

🦋🦋🦋🦋

Bersambung...

TITIK TERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang