14b. Flashback 2 : Marriage Proposal ⚠️

522 63 16
                                    

Sekali lagi tampaknya ada kesibukan di dapur, membuat Sunghoon mengerutkan keningnya. Dia sudah hampir dua bulan tinggal di rumah mungil ini dan merasakan perasaan yang aneh. Seakan dia berada di rumahnya sendiri, dan seakan Jay memang seharusnya berada dimanapun dia berada.

Sunghoon selalu menahan diri, meskipun kadangkala dia menatap Jay dan merasakan gairahnya tiba-tiba naik. Kadang dia bergegas mandi air dingin untuk meredakan gairahnya, tersenyum masam dan berharap ini hanyalah salah satu efek selibatnya selama beberapa lama tanpa pujaan hati.

Sunghoon semula berpikir dia akan merasakan gairah ini pada siapapun yang cocok dengan kriterianya. Tetapi ternyata tidak, banyak wanita dan pria yang tentu saja bersedia memuaskan hasratnya, tetapi dia hanya ingin Jay, dia tidak mau yang lainnya.

Dengan langkah tenang dan memasang ekspresi datar, Sunghoon melangkah memasuki dapur, "Ada apa ini?"

Dilihatnya Jay sedang mengiris sepotong besar kue bolu lemon berbentuk lingkaran dan meletakkannya di wadah kotak-kotak. Di kotak yang lain ada nasi, mie goreng, ayam panggang yang tampak lezat dan berkilauan karena sausnya, dan juga beberapa botol jus jeruk.

"Kita akan piknik." Jay tersenyum lebar. "Hari ini cuacanya cerah sekali dan ayah setuju untuk piknik di tengah kebun teh di pegunungan. Kau pasti suka, Sunghoon. Mungkin selama ini kau kepanasan di sini, tapi aku jamin di kebun teh nanti, kau akan kedinginan."

Sunghoon hanya terdiam, mengamati Jay yang tampak ceria, bersenandung sambil mengatur bekal-bekal pikniknya ke dalam tas berbentuk keranjang besar yang telah di siapkannya.

Piknik di ruangan terbuka, berbahaya. Apalagi Sunghoon mulai menemukan petunjuk bahwa beberapa agen pemerintah yang khusus melakukan maintenance terhadap hubungan luar negeri secara rahasia, mulai mengendus perjanjian kerjasama antara profesor Joshua dengan organisasi asing tersebut.

Tetapi sekali lagi Sunghoon melirik ke arah Jay dan merasa tidak tega harus mengatakan bahwa seharusnya mereka tidak pergi piknik.

Yah... Sunghoon hanya harus mencoba tampil tidak mencolok, meskipun rasanya sulit mengingat penampilannya yang amat berbeda.

Dia melangkah keluar dapur, dan berpapasan dengan profesor Joshua, mereka bertatapan penuh makna.

"Kenapa kau menyetujui kegiatan piknik di luar itu?" Tatapan Sunghoon tampak mencela, "Kau tahu bukan bahwa itu berbahaya?"

Profesor Joshua tampak menyesal, "Aku tahu ini berbahaya, tetapi Jay menginginkannya dan dia tampak sangat bahagia dengan rencana itu hingga aku tidak tega untuk mencegahnya."

Sunghoon mengamati profesor Joshua dan kemudian tersenyum pahit. Lelaki ini sama sepertinya, bersedia melakukan apapun demi mendapatkan senyum ceria Jay.

*

*

*

Mereka memilih tempat berumput rendah di tengah kebun teh yang terbuka untuk umum, udara sejuk dan berangin, membuat Sunghoon meragukan acara makan siang di alam terbuka seperti ini.

Dia melirik ke arah Jay yang hanya mengenakan sweater tipis dan mengerutkan keningnya.

Tetapi bagaimanapun juga acara piknik ini sepadan, Jay begitu ceria hingga matanya berbinar-binar dan pipinya bersemu kemerahan, tampak amat sangat cantik.

Meskipun udara dingin dan berangin, membuat rambut mereka berantakan, tetapi mau tidak mau Sunghoon menyukai acara ini, makanannya sangat lezat, dibuat sendiri oleh tangan halus Jay yang terampil.

"Ayo kita ke sungai, di belakang kebun teh ini ada sungai kecil yang mengalir, airnya bening sekali dan sedingin es."

Jay beranjak dengan bersemangat ketika mereka menyelesaikan makannya. Sunghoon melirik ke arah profesor Joshua, lelaki tua itu tampak mengantuk dan menggelengkan kepalanya.

Dating with the Dark [Sungjay/Hoonjay] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang