Tentang seorang gadis yang hidup dengan segala tuntutan, seorang gadis yang gila angka, dan dia yang selalu merasa gagal dalam segala hal. Hingga pada akhirnya dia berhasil, orang tuanya mengucapkan kata apresiasi yang selama ini ingin ia dengar, tapi alam raya berkehendak lain, jiwanya telah melebur diikuti dengan senyum manisnya yang perlahan menghilang. Namun dia tetap abadi dihati seorang lelaki, dia manusia favoritnya.
Sang tuan bermata teduh dan tajam, pemilik rahang tegas yang selalu meluluhkan.
Senyum tipis nya selalu saja terbayang, suara berat nya selalu saja terdengar.
Apapun tentang nya selalu saja sempurna di penglihatan, dia yang selalu memikirkan masa depan, sungguh menjadi idaman.
Teruntuk yang tidak gila wanita, aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan saja, tidak berani menatapnya lebih lama, apalagi menyapa.
Ketika netra teduh nya menyorot ke arahku aku hanya diam, dengan seribu kata pujian yang ingin sekali aku ungkapkan.
Ketika sudah menemukan yang tepat,kenapa waktunya yang menjadi penghambat?
Dibawah diksi indah itu terlihat sebuah tanda tangan, dengan nama yang ikut serta dalam penulisannya. Dia, senja jennaira atisha.
Dia mengabadikan seseorang lewat karyanya.
"Kamu abadi didalam karyaku langit"
**
"Kenapa lo panggil dia langit?"
"Karena dia seperti langit, yang akan gue sukai warna dan segala cuacanya. Entah itu biru, kelabu, hitam, bahkan gemuruh petirnya sekalipun"
**
"Kalo lo liat dia jatuh cinta sama orang lain gimana? "
Netra Rafa masih setia menatap gadis di depan nya. "Berani mengagumi, juga harus berani patah hati. Gue punya perasaan dan dia punya pilihan"
"Tapi masalahnya, lo gak berani ngungkapin itu! "
_______________
Selamat berpetualang di kisah cinta mereka berdua! Apapun akhirnya semoga mereka bisa bersama ya?
Sabtu, 3 Agustus 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
About You
Roman pour AdolescentsAwalnya aku tak pernah mengira akan menjadi penulis seperti sekarang ini. Sebelumnya, mari berterima kasih pada dia yang begitu indah, yang hadirnya membuat ku ingin terus berkembang dan tumbuh. Tanpa dia ribuan puisi ku ini tak pernah tercipta. Sem...