01

20.3K 925 8
                                    

Malam ini bintang bersinar dengan sangat Terang. Senyap, itulah yang menggambarkan suasana malam di Kota ini, hanya ada suara beberapa hewan dan rerantingan pohon.

Terlihat seorang pemuda menggeliat tak nyaman dari tidurnya, ya dia Gabriel pemeran utama kita.

"Engh, liel lapar" keluhnya dengan terus mencari posisi nyaman di kasur nya yang tak bisa dikatakan empuk itu.

Gabriel menyerah, dia tak bisa menahan rasa lapar. Dan siapa yang bisa tidur dengan rasa lapar?

"Jam berapa sekarang?" Tanya Gabriel yang entah dengan siapa dia bertanya.

"Ugh, jam 2 malam?" Ucapnya setelah melihat jam yang ada di dinding kamarnya.

Gabriel dengan sempoyongan berjalan kearah dapur untuk mencari makanan.

"Liel lapar tapi liel tadi belum berbelanja, ugh bagaimana ini?" Tanya nya sambil terus mencari-cari jikalau ada bahan makanan yang bisa dia masak.

Sialnya Gabriel tidak menemukan apapun, bahkan sisa makanan pun tak ada.

"Apa liel pergi keluar ya? Siapa tau masih ada toko yang buka" ide Gabriel.

Ah Gabriel toko seperti apa yang buka jam 2 pagi, kurasa kau belum sadar sepenuhnya.

Setelah berfikir panjang akhirnya Gabriel memilih untuk pergi keluar membeli bahan masakan, mencari toko sekitar yang sekiranya masih buka.

"Apakah masih ada? Dimana? Kira-kira liel beli apa ya? Kalau tidak ada bagaimana? Apakah masih ada?" Pertanyaan yang terus diulang Gabriel sambil berjalan menyusuri sunyi nya kota.

Tak terasa Gabriel sudah berjalan cukup jauh dari perumahan tempat ia tinggal, ia bahkan tak sadar akan hal itu.

"Liel dimana? Kenapa liel ada disini, bunda liel takut" gumam Gabriel sambil terus menerus melihat keadaan sekitar, oh Gabriel bukankah kau yang membawa kaki mu itu berjalan?.

Sekarang entah bagaimana liel ada di atas jembatan.
tepat dibawah jembatan itu adalah sungai tenang namun dalam.

*baiknya kita panggil Gabriel dengan sebutan liel ya teman-teman

"Itu siapa? Apa itu hantu?" Tanya liel melihat seorang pemuda yang duduk tepat di atas besi yang melintang panjang di Kiri dan kanan jembatan, pembatas agar pengendara atau pejalan kaki tidak terjun kebawah.

Liel terus mengamati pemuda tersebut, berjalan lebih dekat dan bisa dilihat seseorang memakai seragam sekolah lengkap dengan keadaan yang acak-acak an.

"Seperti nya bukan, apa liel kesana ya? Liel juga takut disini sendirian" ucapnya sebelum berlari mendekat kearah pemuda tadi.

"Hey, apa liel mengganggu?" Tanya liel dengan menepuk pundak pemuda itu.

"A-ah tidak, kau tidak mengganggu, apa yang kau lakukan? Bocah seperti mu tidak baik keluar saat malam hari" jawab nya dengan nasihat di akhir.

"Liel tadi keluar untuk mencari makan karena liel lapar, kakak disini sedang apa? Apa kakak keluar karena mencari makan juga? Kenapa kakak masih memakai seragam sekolah?" Jawab dan Tanya liel dengan kepala yang dimiringkan lucu.

"Damn kenapa lucu sekali" batin pemuda itu dengan menggigit pipi dalam menahan gemas

"Tidak, aku tidak." Pemuda tersebut menjawab hanya salah satu dari beberapa pertanyaan yang liel tanyakan

"Tidak baik diatas sini kakak nanti terjatuh kebawah" nasihat liel.

"Itu yang aku mau Bocah" gumam nya

"Kakak? Hey" ucap liel dengan melambaikan tangan di hadap muka pemuda tersebut.

"Oh? Ya, ya kau benar" ucapnya turun ketempat yang sama dengan liel setelah ia sadar dari khayalannya.

"Siapa nama mu kelinci kecil" Tanya pemuda itu kepada liel

"Gabriel, nama liel adalah Gabriel" jawab liel

"Nama yang bagus kelinci kecil. Ingin pulang bersamaku?" Pujian yang dikatakan pemuda itu di akhiri dengan tawaran yang cukup menarik.

"Em tidak, liel akan pulang sendiri. Kata bunda tidak baik menerima tawaran orang yang tidak dikenal" jawab liel panjang lebar

"Kakak, liel akan pulang. Sepertinya tidak ada toko makanan yang buka. Kakak jangan pulang terlalu malam ya, sampai jumpa kakak" potong liel saat melihat pemuda itu akan membantah ucapannya.

Liel segera berlari setelah melewati beberapa percakapan dengan pemuda tadi.

"Bocah. Dia bahkan tak tau namaku" ucap pemuda itu dengan kekehan di akhir.

"Tapi cukup menarik, terimakasih dan tunggu aku kelinci kecil" sambung pemuda itu.

Muak dengan kata "pemuda" bagaimana jika kita percepat perkenalan nya. Dia Arsenio Arzan Greyson
Anak ketiga dari Barra Patra Greyson, pengusaha terkenal di negara itu, mereka terkenal dengan keangkuhan dan yang pasti uang yang tak pernah habis.

B'BIEL (TIDAK SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang