Chapter 2

144 16 5
                                    

Review POV

Aku duduk termenung di meja belajarku sambil membayangkan imajinasi impianku,tatapanku kosong memandang ke depan tapi otakku memikirkan berbagai macam mimpi yang belum kunjung ku raih.

sekarang,aku sedang berada di dalam kamar,kuralat ruang belajarku yang baru di buat khusus untukku dan adikku Ghadisa, dari paman dan bibiku.

berbagai macam pikiran memasuki otakku yang cerdik ini sehingga menghiraukan ocehan panjang lebar dari sahabatku,Melisa.

"Review,lu denger gak sih apa yang gue bilang!?" bentakan Melisa membuat jiwa dan ragaku kembali ke dalam tubuhku.
"Rev,please kali ini aja,tolong jangan ngayal dulu lah,gue lagi cerita hal yang penting" aku memutar bola mataku malas dan kesal "lagi cerita,atau curhat?dan satu lagi,kalau lu cuma mau curhat tentang cowo-cowo keren yang jadi target lu minggu ini,maaf,gue ga punya hak untuk dengar" kataku sambil melihatnya dengan sedikit kesal.

Yap,selama 11 tahun aku mengenalnya,aku cukup tau dengan kepribadiannya yang buruk -maybe,bagiku-  yaitu sering bercerita tentang enaknya cewe abg di kampus yang bisa mendapatkan perhatian lebih dari senior yang baginya keren contohnya si Ani anak semester 1 yang sering di berikan perhatian oleh kak Rio anak semester 3,yang gak lebih dari senior keren yang di idam-idamkan oleh cewe di kampusku tentunya selain aku.

Bagiku,saat ini bukan saatnya aku memikirkan tentang cowo atau apapun yang berkaitan tentang pasangan,karena aku masih mempunyai banyak pemikiran tentang masa depanku -I means,cita-citaku- yang ingin sekali aku wujudkan,toh menurutku juga laki-laki akan datang sendirinya ke kita,kalau kita sendiri berjaya di kehidupan kita

"Kan,kan ngayal aja mulu,ga usah anggap gue ada disini" katanya yang entah kapan sudah duduk mengangkat kakinya satu ke kakinya yang satunya lagi,persis di sofa depanku.
"Ya deh,ya deh" jawabku sekenanya,aku mengambil novel berjudul 'Life' yang tertengger manis diantara 20-an banyak novel lainnya yang aku punya,dan ya satu lagi,aku sering mengoleksi bahkan membaca novel, banyak yang bilang kalau komik jauh lebih seru dibanding novel tapi menurutku,novel jauh lebih menyenangkan,walaupun tanpa gambar

"Heh lu tau ga kalau kemarin ka Rio hampir ngebuat Ani nangis"
"Hm" aku memperbaiki posisi kakiku yang sekarang berada di atas rak buku dan kepalaku yang berada di panggung tangan sofa
"Karena masalah itu,kampus jadi heboh tau ga"
"Hm"
"Heh!" Melisa melempar remote tv yang aku ga tau didapat dari mana,remote itu mengenai dahiku,tapi rasanya tidak sakit cuma sedikit perih
"apasih Mel?!" Kataku berdiri menyimpan novel dan mengambil remote tv yang tak berdaya karena baterainya berceceran kemana mana
"lu yah!serius dikit bisa ga sih?!" katanya berdecak lidah menatapku
"emang tadi gua bercanda?" kataku sambil menyimpan remote tv diatas rak bukuku,dan berbalik menatapnya
"makan di luar yuk Mel,laper"
"hm"
"eh jangan bales dendam,balas dendam dilarang Tuhan loh"
"Ckckck ini anak,yaudah ayo" dia mengambil tasnya yang bergantung dibalik pintu lalu keluar deluan disusul oleh ku.

----------

Tbc

Tinggalin jejak ya,saya sangat membutuhkan saran dan kritik dari kalian:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang