11. Hope

981 86 30
                                    

Sebenarnya ia tak pernah merasakan rasa cinta yang seperti ini. Biasanya hanya cinta monyet tanpa kepastian, dan hanya meninggalkan luka tak bersyarat yang diberikan.

Kala itu sewaktu SMP event sekolah, dimana ia menembak seseorang dari lagunya, memang secara tak langsung. Tapi saat ia turun, Rissa dibawa oleh gadis yang sudah lama ia suka.

Rasanya berdebar, apa pengakuan ini akan ia dapatkan jawabannya? Ia pernah bilang suka, tapi kali ini ia menembak seseorang itu melalui lagu.

"Lo gila, ya, Ris?" Bentak seseorang itu. Membuat senyuman Rissa menurun dan menghilang. Keduanya berada di taman belakang masih di acara sekolah.

Rissa jadi merasa khawatir, "h.. hah? Gila? Maksudnya?"

"Lo nembak gue depan semua orang? Itu gila, Ris." Respon yang tak sesuai harapan itu mematahkan semangat dan hati mungilnya.

"Tapi, semua orang merasa itu romantis dan mereka bilang kita cocok kok.. kan?" Cicit Rissa dengan sekilas menggigit bibir bawahnya.

Gadis itu mendengus kesal, "itu pikiran Lo. Bagi gue.. itu menjijikkan!"

Ah.. kata-kata itu. Rissa hanya dapat tersenyum pahit.

"Kalo Lo mau nolak gue, Lo bisa langsung tolak kok, gak perlu bilang kalo menjijikkan." Ia menahan sakit hati nya, dengan helaan napas dan menatap tepat di mata gadis itu.

"Oke, kalau begitu. Makasih atas semuanya, Celine. Gue gak bakal ganggu lo kok, tenang aja." Ujar Rissa dengan senyuman, lalu berbalik menjauhi gadis bernama Celine itu.

Present..

Jadi ingat masa lalu saat sekarang kembali dihadirkan rasa itu kembali. Tapi, saat Bu Keyla tak pernah berkata kalau hal seperti ini menjijikkan ia jadi ingin terus mendekati sang guru. Mungkin, kali ini ia memiliki kesempatan. Mungkin.

"Woi!"

Teriakan membahana itu mengangetkan nya, tentu siapa lagi kalau bukan Bona.

"Apa sih, Bon!" Sentak Rissa dengan mengerucutkan bibirnya dan memegangi dadanya, jantungnya berdetak kencang karena kaget. "Untung gue gak jantungan."

Bona dan Zea hanya tertawa kecil melihat reaksi Rissa.

"Lagian, Lo melamun terus, Ris." Kata Zea sambil duduk di samping Rissa.

Rissa menatap datar kedua gadis itu. Dan menyerocos, "Ya, lagian, gue mikirin hukuman gue nih. Gara-gara ketauan mau bolos jadi disuruh nyapu lapangan seminggu lagi. Dasar gak setia kawan."

"Tapi kan bisa diperhatiin crush terus," gumam Zea yang terdengar Bona di samping nya.

"Hah? Apa? Rissa punya crush? Siapa?!" Cerocos Bona. "Diperhatiin? Berarti guru BK dong, Bu Mumun dong?! Kok lu suka spek yang king kong sih?"

Bu Mumun, guru BK dengan body yang besar, ketimbang suka, ia sangat mengerikan, hanya saja, karena Bu Keyla Rissa jadi selamat dari amukannya.

Membuat Rissa merinding mendengar itu, dan karena pekikan Bona satu kelas yang sedang asik mengobrol pun memerhatikan ketiganya.

"Ah, anjir lu Bona, jangan gede-gede! Bukanlah, geblek!" Geram Rissa sambil menepuk kening Bona. Zea terkikik malu dan berdeham.

Saat ketiganya asik mengobrol, dengan betapa penasaran nya Bona mengenai siapa yang dimaksud Zea. Ditambah Rissa menggerutu dalam hati karena Zea.

"Cikgu dateng gais!!" Teriak ketua kelas yang sedari tadi mengintip di pintu, agar mengetahui apakah guru datang sebentar lagi atau tidak.

"Wui.. cikgu dateng," sahut Bona dan duduk di kursinya. Macam upin Ipin saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love You, TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang