Chapt 17 | Dimana Jalan Pulangnya?

13 3 5
                                    

Sudah sejam lebih mereka berada disana, namun hanya melewati jalan yang sama.

"Dis, gue udah lewat jalan yang bener kok, tapi kenapa kita malah ke jebak di jalan yang sama berkali-kali?" Bingung, padahal sudah sejam mereka mencari jalan pulang.

Disa membulatkan kedua netranya, "Kamu serius?"

"Kurang kerjaan banget kalau gue bohong sekarang."

Kali ini situasi sedang serius, Disa merasa ada yang tidak beres, tidak hanya Disa, Azika pun merasakan hal yang sama.

Disa mulai meraba setiap sudut hutan itu, ia ingat jika tadi tak pernah melihat ada bangku kosong disana. Padahal tempatnya sama, namun  bangku nya? Berasal darimana?

"Azika, kita..." Disa menjeda ucapannya sejenak.

"Kita kenapa?!" tanya Azika serius.

"Kita kejebak."

"Maksud lo?"

Apa maksudnya? Di jebak oleh siapa?

"Kita di jebak makhluk. Kita ada di alam ghaib" jelas Disa. Azika yang mendengar tidak mungkin tidak memberi respon yang mengejutkan.

"Kenapa? Kenapa bisa?! Ga mungkin Dis, gimana caranya lo bisa tau kalau kita kejebak di alam ghaib?" keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya, ia masih belum terlalu paham dengan maksud semua ini.

"Dari dulu aku pengen tanyain ini Zi. Kamu sama kayak aku ya? Kamu bisa ngeliat sosok tak kasat mata juga?" Disa mempertanyakan yang sedari dulu terus muncul di benaknya.

Azika awalnya bingung, ia tak tau harus menjawab seperti apa.

Karena bingung, ia hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Pantesan aja. Aura kamu beda Zi, aku udah curiga dari awal. Aku selalu ngeliat ada makhluk yang ngikutin kamu, kamu temenan sama mereka? Jangan Zi, bahaya."

"Ini bisa jadi dampak nya. Kita ngga akan bisa keluar kalau ngga ada yang ngehancurin salah satu barang yang mereka pakai untuk nge jebak kita"

Semua yang di jelaskan Disa tidak sama sekali membuat Azika mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya.

"Gue? temenan sama mereka? Gue nggak pernah jadiin mereka temen gue Dis. Mereka cuman selalu gangguin gue, tapi gue selalu abai." Semuanya terasa membingungkan, Disa juga tak paham betul apa yang terjadi pada Azika.

"Kalau ngga ada, ngga mungkin kita bisa kejebak disini, dia pasti ngincar kamu, dan karena tau aku orang yang sama kayak kamu, makanya dia jadiin aku sebagai sasaran juga"

"Kita tunggu aja, sampai dia nunjukin diri dia yang sebenarnya"

"Gimana cara kita bisa balik?" Azika tidak peduli makhluk apa yang mengikutinya, dan siapa yang menjebaknya. Ia hanya ingin tau cara agar bisa kembali ke tempat perkemahan.

"Kalau ngga ada yang ngehancurin salah satu barang mereka pakai untuk nge jebak kita, kita ngga bakal bisa balik. Bahkan bisa sampai setahun. Makanya kita ngga boleh berkomunikasi sama makhluk tak kasat mata yang beda dunia sama kita, kalau nggak, dia bakal inginkan kita ada di dunia dia, selamanya."

Tak ada yang bisa mereka lakukan selain terus berdoa sesuai keyakinan masing-masing. Azika sekarang tau kenapa kedua orang tuanya begitu tidak ingin jika ia di tinggalkan sendiri, karena takut hal yang tidak di inginkan terjadi.

****

"Udah jam sepuluh, Nalendra, Azika, Disa belum balik juga?" tanya Nami yang menunggu kehadiran mereka bertiga.

LovhordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang