part 7

117 11 0
                                    

Lisa dengan wajah panik segera mengompres kaki Clara yang terkena kuah panas tadi, yang membuat nya geram adalah ekspresi Clara yang seolah tidak merasakan apapun.

Mereka di UKS hanya berdua, sebenar nha ada PMR, tapi mereka sungguh tidak profesional entah sedang memencar dimana. 

"Ini beneran ga sakit Ra?", Lisa meringis melihat paha Clara yang agak melepuh. 

"Sakit nya ga sebanding sama bakso gue yang mubazir!", Jawaban nya itu langaung membuat Lisa menepuk jidat.

"Lo bukan nya nangis atau apa malah mikirin bakso!",  sungguh, Clara sudah berubah drastis sekarang. Dulu ia sangat cengeng, tapi sekarang seperti nya ia bagai kebal dengan apapun.

"Buat ala gue nangis Lis? itu ga bakal buat kaki gue mulus kaya semua", Dipikir pikir ucapan Clara memang benar.

Lisa masih dengan telaten mengompres paha sahabat nya itu,"Dokumentasi Ra, sebagai tanda kalo ini sakit."

Clara tidak menjawab lagi, ia justru sedikit menyesal. Kenapa tidak ia siram balik saja Dina dengan kuah bakso Lisa? sungguh bodoh. 

Clara menangkap siluet seorang lelaki yang tampak nya tengah mengawasi nya, bisa diperkirakan kalau itu adalah Abang nya.

'Bisa khawatir juga ternyata' Batin Clara tertawa jahat melihat itu, ternyata ada faedah nya juga si ratu iblis menyiram nya dengan kuah bakso.



🌟


Sedari tadi Clara sudah menduga bahwa Calios tengah bersemayam di kediaman nya, dan benar saja, tebakan nya tidak meleset sedikitpun.

Lisa mengantarkan Clara sampai persis di depan gerbang, "Lo yakin ga mau ke rumah sakit?". begitu mobil berhenti, Lisa menanyakan pertanyaan yang sudah ia tanyakan lebih dari lima kali, membuat Ckara memutar bola mata nya malas.

"Ya, mau mampir?" Tawar Clara sembari keluar dari mobil.

"Lian kali aja, gue udah di suruh pulang", Balas Lisa membuat Clara menganguk. "Gue duluan", Lanjut nya sembari melambaikan tangan, Clara yang tidak berniat menjawab hanya tersenyum. 

Dengan malas, ia mulai berjalan untuk masuk ke dalam, pemandangan buruk pertama yang ia lihat adalah perkumpulan setan yang tidak jelas tengah tertawa jahat disana. 

Hanya saja tawa itu berhenti ketika ia mulai berjalan melewati mereka, sungguh menyebalkan, mereka melihat diri nya seperti melihat qorin yang sangat amat cantik. Positif rhingking lebih baik.

Clara meilirik mereka sekilas dan tanpa minat mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung saja naik untuk menuju kamar tercinta nya.

Aldo mengelus elus dagu nya seolah ada jenggot panjang di sana,"Kaya ada yang janggal".

"Kaki dia melepuh tapi seolah ga terjadi apa apa", Labjut Gavin seolah mengerti apa pikiran Aldo.

Deon sebenar nya juga merasakan keanehan itu, kenapa Clara bersikap biasa saja padahal kaki nya memang melepuh.

Ia khawatir tapi tidak tahu harus gimana, yang membuat hati nya dongkol adalah perbuatan Clara yang dulu sungguh memalukan jika ia ingat kembali.

Clara yang sudah menjatuhkan diri nya ke kasur dalam sekejap sudah tertidur lelap, ia meringis melihat lepuhan yang tercipta karna Dina. Ini sudah sangat keterlaluan, pikinya.

Tidak munafik, Clara sebenar nya ingin menangis karera itu, tapi untuk terlihat kuat ia harus mengimbangi permainan Dina agar peran nya tidak tumbang begitu saja.


🌟

Clara terbangun dan dilihat nya jam sudah menunjukan pukul 15.45.

Karena merasa perut nya sudah keroncongan minta di isi, ia teesadar jika masih mengenakan seragam.

Dengan cepat ia berganti dengan celana dan baju pendek, itu membuat kaki nya yang melepuh semakin terlihat.

Clara sudah mulai turun ke bawah, ia pikir kediaman ini sudah sepi. Tapi ternyata salah, Calios masih saja menongkrong di situ. 

Clara berjalan dengan acuh tak acuh saat melihat Aldo yang menatap nya ngeri, ditambah pakaian nya yang tak biasa.

"Mama papa ke luar kota, Bibi pulang kampung", Ucap deon seolah itu tertuju untuk nya.

Dengan berat hati Clara berjalan ke arah dapur dan menemukan mie instan di sana, tanpa pikir panjang langsung ia olah tuk menjadi makanan matang. 

Tanpa menengok, Clara sudah sadar jika ada Deon yang berdiri di ambang dapur menatap nya cengo,"Apa?" 

Deon sedikit terkejut, kenapa Clara bisa tahu ia ada di situ? padahal Clara tidak menengok sama sekali.

"Ambil minum", Deon membuka kulkas lalu segera merenggang pergi dari dapur menyisakan Clara. 

Deon sebenar nya kspo dengan apa yang Clara lakukan, jadi dengan alasan mengambil minum ia sekalian ingin mengecek nya.

Clara yang sudah selesei dengan mie instas nya langsung mengambil beberapa cemilan, ia terlebih dahulu membawa cemilan itu agar tidak terjadi pertumpahan mie nanti nya.

Dan di saat ia kembali untuk mie nya, ia mendapati monyet yang tengah sembarangan menterubut mie berharga milik nya.

"HEHH SETAN! ITU MIE GUE", Teriak Clara menggema di seluruh mansion membuat Gavin sang pelaku tersedak.

Di saat Gavin melihat Clara berlari ke arah nya dengan amukan, segera ia melakukan siaga satu.

Gavin berlari menuju teman teman nya yang seperti nya baru akan mengecek keadaan, di susul Clara yang berlari di belakang nya dengan wajah merah padam.

"Sembarangan banget lo ya makan hak orang, gue sumpahin pas pulang lo ga di kasih makan!", Teriak Clara dengan masih terus mengejar Gavin yang lari menghindari nya.

"Gue ga tau Ra, sumpah! maaf", Ujar Gavin tapi tetep saja memakan mie itu. 

Clara yang habis kesabaran mencepatkan diri untuk berlali di depan Gavin, dengan sekejap ia langsung menyambar piring mie yang ada di tangan Gavin, lalu segera ia menendang sang aset berharga membuat Gavin langsung tersungkur kesakitan. 

"Impas oke?", Clara tersenyum mengejek sembari membawa piring mie, "Silahkan makan nya di lanjutkan", Lanjut nya setelah meletakan piring itu di meja di dekat Abang nya.

Aldo yang sudah tersadar dari keterkejutan nya segera mengacir untuk menolong Givan, atau lebih tepat nya membuat lelaki itu setres.

"Ati ati Vin, calon anak lo di sono!", Perkataan Aldo langsung membuat Gavin meninju lengan nya.

Apakah calon anak nya yang belum tertanam akan baik baik saja?, itulah pikirnya.

"HEH UPIK ABU!" Teriak Gavin yang melihat Clara akan memasuki kamar.

"GUE CINDERELLA!" Jawab Clara tak kalah dari Gavin. 

Gavin yang sudah pasrah berjalan di susul Aldo menuju mie yang Clara tinggalkan, "Mie sialan!".

"Tetep aja lo makan", Deon menggeleng geleng kan kepala nya, sedikit prihatin juga dengan apa yang barusan Gavin alami.

"Clara ngeri banget anjir! gue ga mau lagi urusan sama dia", Gavin bergidik ngeri mengingat kejadian tadi.

"Dia berubah", Deon membenarkan apa yang Gavin katakan.

Aldo mengerutkan dahi nya,"Lo bener, dari cupu jadi suhu".

Be ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang