chapter 1

10 0 0
                                    

Disclaimer : cerita ini merupakan 70% fiksi dan 30% kisah asli dari penulis. Jika ada kesamaan pada nama dan tempat kejadian itu adalah kebetulan semata, serta tidak ada unsur kesengajaan ditulis dari penulis. Terimakasih.

-

"Gua boleh gabung kan?"

Kata-kata gadis tersebut membuat geng Paramitha Women terdiam sejenak dan menengok arah perempuan itu. Mereka saling menatap kebingungan satu sama lain, melihat ke kelompok lain yang sedang berdiskusi juga. Tampaknya memang dia satu-satunya yang belum mendapatkan sekelompok sekali pun. Mereka heran kenapa diantara mereka tidak mau menerima dia, apakah mungkin karena teman sekelasnya itu sungkan terhadap kakak tingkat?

Tak mau membuang-buang waktu, Asha beserta lainnya setuju dan menerima kehadiran gadis yang bernama Rachel Amanda Tasya ke dalam kelompoknya. Kini kelompok mereka tinggal mengumpulkan data-data latar belakang  dari tarian yang ingin mereka tampilkan nanti sebanyak 3 lembar halaman. Selain itu mereka juga perlu adanya latihan secara matang, sebelum tibanya hari dimana mereka tampil.

Alasan mengapa Manda bisa masuk dalam semester empat karena pada beberapa bulan sebelumnya dia sempat mengajukan cuti selama satu semester. Sehingga dia tertinggal dengan teman-temannya yang  sudah berada di semester enam. Tidak ada seorang pun tahu alasan mengapa dirinya mengambil cuti, termasuk dosen-dosen fakultas.

Memutuskan balik lagi di kampus sudah pasti tidak segampang itu. Manda perlu menimbangkan beberapa hal agar dirinya bisa kembali ke kuliah. Dia tau bahwa ia ketinggalan jauh dengan teman-teman seangkatannya, bukan berarti karena hal tersebut Manda patah semangat. Langkah selanjutnya setelah masuk semester baru yaitu mengembalikan rasa ambisnya itu, seperti saat Manda pertama kali masuk kuliah.


"Berarti sisa dua bulan lagi ya kita tampilnya?" Tanya Asha berbisik di perpustakaan

Sambil mengecek kalender di handphone, Bianca menjawab, "Iya lagi, cepet banget waktunya,"

"Kalian mau ngga kalau kita latihan seminggu sekali?? Nanti kalau udah minggu ke lima tinggal kita maksimalin lagi latihannya," ajak Manda yang disetujui teman kelompoknya

"Kebetulan tante gua punya studio tari, nanti kita latihan di sana aja ya," saran Nadine kemudian diikuti dengan teman-temannya.


Manda adalah salah satu penghuni kos Taman Melati, dimana tempat semua geng Paramitha Women tinggal. Karena jarangnya berkomunikasi dengan penghuni kos lainnya, membuat dirinya enggan keluar dari kamar. Maka dari itu saat ini Asha baru menyadari kehadiran dia di kos ketika mereka berpas-pasan bertemu di dapur kos. 

Awalnya ada kecanggungan diantara mereka berdua, namun kian lama obrolannya menjadi nyambung dan satu frekuensi dengannya. Terlebih lagi mereka berdua sama-sama mengikuti salah satu fandom kpop exo-l dan blink. Asha bercerita bahwa dia pernah dua kali datang konser blackpink sedangkan Manda juga hadir sekali di konser exo. Mereka membagikan pengalaman mereka berada di konser tersebut.

Selain karena penyuka fandom kpop yang sama, kedekatan mereka juga disebabkan Manda berasal dari daerah Jawa Barat, satu kota dengan Asha yaitu Cirebon. Sedikit terobati rasa rindu dengan keluarga ketika Asha dan Manda membicarakan kota asal mereka. Rencananya waktu libur panjang nanti, mereka berdua akan balik kampung ke Cirebon.


"I'm so glad to know you Sha, ga nyangka bakal seakrab ini kita," ucap Manda sembari minum teh di teras depan kos

"Iya teh, aku awalnya rada ragu buat kenalan sama teteh, tapi.. setelah tau teteh jadinya klop gini teh," lanjut Asha dengan tawa khasnya itu

"Cuy emang gua setua itu kah? Panggil Manda aja.. Santai sama gua Sha," ujar Manda

"Oh iya Man, lu tugas buat ngerjain tugas validitas belom?" Tanya Asha

"Beloman lagi, kita kerjain bareng yuk di kamar gua," ajak Manda yang disetujui Asha.


Hari pertama geng Paramitha Women ditambah Manda latihan nari mempersiapkan acara jurusan PGSD nanti. Beruntungnya semua hadir, jadi tidak terlalu susah mengatur posisi. Mereka latihan di studio tari milik tante Nadine. Asha sebagai leader menyusun koreografi yang pas dipadukan antara modern dance dan traditional dance. Selain itu Asha juga menerima pendapat temannya dalam menentukan irama ataupun koreografi.

Sahabatnya pun senang diatur oleh Asha, dari cara mengurus kelompoknya, memberikan masukan, suka berkomunikasi dengan temannya jika ada sesuatu yang tidak beres. Dia juga termasuk orang yang sistematis dan tegas dalam mengarahkan teman-teman kelompoknya. Untuk itulah tidak jarang Asha menjadi ketua kelompok.

Awal latihan memakan waktu yang cukup panjang, dari matahari terbit sampai terbenamnya matahari. Walaupun perlu ada perbaikan, namun Asha cukup puas dengan progres latihannya hari ini. Mereka latihan dibawa santai, supaya tidak menjadi beban ketika mereka tampil. Untuk mencairkan suasana yang serius itu, Gracia membeli ice cream, rusuh bersama di studio tari, kemudian setelah break mereka kembali lagi fokus ke latihan.

Selesai latihan Manda dan yang lainnya pulang menuju kos bersama, menyisakan Asha karena dirinya pergi menuju toko buku di salah satu mall. Dengan menaiki ojek online sampailah dia di pusat perbelanjaan. Kemudian Asha sendiri mengelilingi toko buku, mencari buku novel yang sudah dia incar, beserta macam-macam alat atk. Saat ia sedang mengambil buku, seorang pria berdiri di belakangnya, otomatis Asha pun berbalik arah.


"Hai Sha? Sendirian aja nih," sapa pria tersebut

"Iya nih Id, gua lagi pengen beli buku novel ini," balas Asha menunjuk buku novel

"Lu udah beli buku profesi kependidikan?" Tanya pria bernama Fahmid

"Ngga beli gua soalnya udah ada, kalo mau minjem ntar ke kostan gua aja," jawab Asha kemudian dibalas acungan ibu jari

"Ah iya, gua, Ibrahim, Shania, Dania, sama Gamal lagi ngumpul makan malam nih, do you want to come along with us?" ajak Fahmid yang disetujui Asha.


Setelah membayar semua belanjaan yang dibeli, mereka berdua pindah tempat menuju salah satu restoran berada di pusat perbelanjaan itu. Fahmid sengaja datang duluan karena dia harus mampir beli buku. Jadi mereka berdua berbincang gosip kampus sambil menunggu teman-temannya Fahmid hadir. Tak lama kemudian temannya Fahmid pun datang.

Pandangan mata Asha tidak berpaling ke yang lain, menatap Fahmid bersenda gurau dengan genknya itu. Tau kalau ada yang sedang memperhatikan, Fahmid menoleh kearahnya tersenyum lembut, membuat ia tersipu malu lalu mengalihkan arah matanya ke sudut lain. Semua temannya kecuali Shania mendadak heboh dan tertawa melihat mereka berdua asik seperti dunia ini adalah milik mereka berdua.

Satu persatu temannya Fahmid pulang meninggalkan Asha, Fahmid dan Shania. Awalnya mereka bertiga kaku, tidak ada satu kata terucap diantara mereka. Fahmid berusaha mencairkan suasana, membahas buku novel yang Asha beli tadi.


"Oh iya, lu pulang ke kosan naik apa?" tanya Fahmid tidak memperdulikan Shania di sebelahnya

"Mesen ojek online sih, mumpung masih ada saldonya," jawab Asha mengambil handphone

"Mending sama gua aja yuk? Lumayan lah ngirit saldo lu," ucap Fahmid

"Lah katanya mau bareng sama gua, ini gua udah rela nungguin lu loh Fahmid," tukas Shania dengan wajahnya cemberut

"Perasaan gua ngga nyuruh lu nungguin gua deh?" Sanggah Fahmid yang kemudian dibalas Asha, "Hahaha udah gih anterin Shania aja Id, duluan ya gua!"


Dengan rasa penuh amarah, Shania memutuskan pulang sendiri diantar oleh supir pribadinya. Sudah sejak lama ia menaruh rasa kebencian kepada Asha, hanya dikarenakan pria yang menjadi incarannya itu direbut oleh seorang gadis kampungan. Ia berpikir bahwa Asha sangat tidak cocok jika bersanding dengan laki-laki tampan bak pangeran seperti Fahmid. Bagaimana pun caranya Shania harus bisa menyingkirkan Asha dari Fahmid.

-

Dont forget to vote, comment, dan follow akun aku yaa biar tidak ketinggalan update ceritanya! See you on next chapter! Bubayy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Friendship!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang