prologue

15 0 0
                                    

Disclaimer : cerita ini merupakan 70% fiksi dan 30% kisah asli dari penulis. Jika ada kesamaan pada nama dan tempat kejadian itu adalah kebetulan semata, serta tidak ada unsur kesengajaan ditulis dari penulis. Terimakasih.

-

Tepat di jam dua belas siang, mereka berenam beranjak menuju perpustakaan kampus, mengerjakan tugas-tugas dari dosen. Tidak bosan berlama di perpustakaan sebab mereka menuntaskan tugasnya itu dengan sangat santai, sering kali mereka juga bercanda menghidupkan kembali mood mereka untuk tidak stres.

Tapi sebelum itu, salah satu pepatah mengatakan "Tak kenal maka tak sayang". Jadi ada baiknya flashback terlebih dahulu, bercerita bagaimana mereka berlima bisa kumpul menjadi satu lingkungan sahabat, memperkenalkan siapa yang dimaksud mereka ini? 

~ Flashback ~

Seorang gadis mengenakan hijab pashmina cream berumur 17 tahun, mengemas barang-barang dikamarnya untuk pindah menuju indekos dekat dengan kampus negeri di Jakarta. Bisa dibilang kos ini banyak sekali diminati oleh para mahasiswa-mahasiswa anak rantau, karena selain letaknya strategis, indekos ini punya beberapa fasilitas salah satunya taman kecil di balkon untuk bercengkrama atau mengerjakan tugas, dan lain-lainnya.

Gadis yang diceritakan tadi bernama Asha Danica Vierra, mahasiswa baru dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Sejak kecil Asha memang sudah bercita-cita menjadi seorang guru, dan sangat kebetulan Ibu dari Asha mengetahui bahwa anaknya juga suka pada anak-anak kecil. Untuk itulah Ibu Asha mendukung dirinya untuk kuliah masuk jurusan PGSD walaupun jauh dari rumah.

Masa peralihan dari sekolah ke kuliah memang cukup berat, salah satu tantangannya adalah bagaimana dia mampu beradaptasi dengan teman terbarunya dan dunia perkuliahan. Apalagi dirinya mahasiswa rantau berasal dari Jawa Barat yang jauh sekali dari keluarga. Untuk itulah Asha harus bisa menyatu bersama teman sejurusannya.


"Haii, lu Asha kan?? Sekelompok sama gua yuk!" ajak perempuan yang memakai hoodie

"Boleh.. btw Asha, lu?" jawab Asha sambil mengulurkan tangannya

"Gua Bianca, Bianca Wulandari. Salam kenal ya," sapa Bianca berjabat tangan Asha

"Oiya lu tinggal dimana Sha??" Tanya perempuan yang duduk di samping Bianca

"Di Taman Melati, ngekos sih," respon Asha dengan tertawa karirnya, "Oh.. Kos Taman Melati ya?? Gua ngekos kok di sana," sambung perempuan itu, diikuti dengan ketiga teman lainnya yang rupanya satu kos dengan Asha

"Nah ini kan berarti tinggalnya di satu kos yang sama kan, gimana kalau kita nanti kerja kelompoknya di balkon kos Taman Melati yaa," saran Bianca, disetujui oleh temannya.


Setelah hari pertama masuk sebagai mahasiswa, Asha merebahkan tubuhnya di kasur. Tak menyangka semelelahkan itu memahami materi-materi pelajaran. Saking terkurasnya banyak energi, dirinya ketiduran pulas dengan kondisi kamarnya yang begitu berantakan dipenuhi oleh buku-buku, makanan snack terletak di lantai kamar.

Hari sudah menunjukkan waktu sore hari, matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Hawa panas kamar kos membangunkan Asha. Saat melihat jam, alangkah terkejutnya dia mengetahui dirinya telat datang kerja kelompok. Tanpa berlama-lama Asha mencuci muka, mengganti baju secara sembarang dan berlari menuju balkon. Sampai di sana, dia melihat teman-temannya sudah sampai beserta laptop yang tertera di meja.

Masing-masing berlima mengerjakan sesuai pada tugasnya masing-masing. Asha beserta Zahra kebagian mencari jurnal yang relevan pada materinya, sedangkan sisanya menyelesaikan makalah dan membuat power point. Berjam-jam mereka membereskan tugasnya, sampai tidak terasa langit berwarna jingga itu berubah warna menjadi gelap.

Jam sepuluh malam pemilik kos membubarkan siapapun yang ada di balkon, sebab jam sepuluh adalah batasnya anak-anak kos maupun tamu bermain di balkon. Jadi mereka berlima memutuskan mengerjakan sisa tugasnya di kamar masing-masing. Baru saja Asha menyalakan laptopnya, handphone miliknya berdering menyiratkan ada telepon masuk.


"Halo Ibu? Naha bu nelepon Asha?" Sapa Asha tersenyum girang

"Kumaha damang teh di Jakarta?' Tanya Ibu Asha

"Damang bu, kumaha kabarnya Bu? Damang oge?" Ujar Asha khawatir dengan kondisi Ibunya

"Damang teh.. Engke ibu ka Jakarta ulin, sing sehat ya teh," sambung Ibu Asha tak kuasa menahan rindu pada anaknya

"Enya bu, upami aya naon-naon, wartosan Asha ya? Bu, Asha hoyong diajar heula bu, Assalamualaikum," pamit Asha kemudian telepon pun ditutup.


Sudah setengah tahun lamanya Asha menetap di Jakarta, saat ini dirinya sedang memasuki semester dua. Banyak sekali pelajaran yang ia dapatkan selama menjadi anak rantau. Bedanya kini dirinya tidak sendirian, teman-temannya yang senasib pun saling menguatkan satu sama lain, membuat Asha semakin betah tinggal di Ibu Kota negara Indonesia.

~ Flashback Off ~

Setelah pertemuan pertama kalinya itu, sampai saat ini mereka berlima sering kali hang out dan Asha tentu sangat senang dengan ajakan mereka. Kedekatan lima sekawan itu menciptakan sebuah circle pertemanan bernama "PW" atau "Paramitha Woman". Alasannya adalah sifat dan latar belakang mereka yang berbeda itu membentuk sebuah kelompok yang sempurna, seperti arti pada kata Paramitha sendiri yaitu kesempurnaan. 

Bisa dibilang karena Paramitha Women Asha yang awalnya pendiam, penyendiri, enggan berkomunikasi berubah menjadi sosok periang, serta tidak mengenal lagi sisi introvertnya. Susah-senang mereka lalui bersama, banyak cerita mereka yang dicurahkan dimulai dari curhat soal keluarga, teman, bahkan sampai topik seputar jodoh pun diceritakan.


"Ngga berasa sekarang semester empat aja ya?" Ungkap Gracia yang tiba lebih awal di kelas

"Tapi jujur capek banget semester kemaren tuh, semoga aja semester empat lebih ringan lah dibanding semester tiga," sahut Asha di samping Gracia

"Nadine lu liat apa sih di depan?" Ucap Bianca sadar temannya tidak fokus

"Eh itu yang duduk di sana anak baru ya?" Bisik Nadine menunjuk ke arah seorang perempuan 

"Ngga mungkin lah anak baru, paling kalo ngga kakak tingkat yaa mahasiswa pertukaran?" Balas Rachel tidak memperdulikan sekitar.


Selang lama kemudian dosen di jam pertama kuliah masuk dalam kelas. Seperti pada semester sebelumnya, pada awal pertemuan kebanyakan dosen akan kasih tahu project atau tugas selama satu semester kedepannya, lalu dosen membagikan kelompok mahasiswa untuk membuat tugas kelompok seperti membuat makalah, presentasi, dan sebagainya. Seperti biasa dalam hal kelompok, geng Paramitha Women selalu satu kelompok.

Seperti yang sudah disampaikan oleh dosen, nantinya di pertengahan semester akan ada pertunjukan tiga angkatan mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Angkatan Asha terpilih menampilkan tari daerah, dari mata kuliah seni tari. Dalam 5 kelompok tersebut dapat menentukan mau nari daerah mana saja, beserta filosofi tarian tersebut.

Di saat teman-temannya sedang sibuk memilih kelompoknya, tatapan Asha terfokuskan pada perempuan berdiam diri menatap papan tulis. Tidak ada seorang pun mengajak gadis tersebut untuk menjadi satu kelompok. Ntah apa yang salah dengan gadis itu, Asha tidak menanggapi perempuan itu dan membahas lebih lanjut terkait acaranya. 

Pertengahan Paramitha Women sedang berdiskusi memilih tarian daerah, perempuan berambut keriting warna coklat menghampiri mereka berlima. Kehadiran gadis itu mengejutkan mereka. Dengan nadanya yang kaku perempuan tersebut mengatakan 

"Gua boleh gabung kan?" 

-

Dont forget to vote, comment, dan follow akun aku yaa biar tidak ketinggalan update ceritanya! See you on next chapter! Bubayy

Our Friendship!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang