Aku kembali dengan cerita baru!
Ada yang kangen sama aku?
Kalian gak gamon sama gibran kan?
•
•
Udah deh gak mau banyak cincong.
Jangan lupa vote dan komen ya!!•☘️Happy Reading ☘️•
Dunia benar-benar kejam menurut sean. Anak berusia 5 tahun harus mengalami sebuah kecelakaan hebat yang menewaskan kedua orang tuanya tepat di hari kelahirannya.
Keinginan untuk merayakan ulang tahun yang ke 5 harus berakhir menjadi tragedi yang mengerikan, menimbulkan trauma yang berkepanjangan.
Sean tinggal bersama kedua abang kembar nya. Jean, dan Jefan.
Mereka merawat, dan menyayangi sean dengan sepenuh hati hingga sean memasuki usia yang ke 15 tahun. Namun, seperti yang sudah takdir tulis untuk nya, kedua abang kembar nya mengalami kecelakaan yang membuat Jean lumpuh permanen, sedangkan Jefan koma di rumah sakit.
Warisan yang sempat di tinggalkan orang tua mereka malah diambil oleh tante mereka sendiri. Kini, Sean memutuskan kerja paruh waktu untuk biaya pengobatan Jefan, dan biaya kemoterapi Jean.
Sean memasuki rumah nya. Tinggal rumah itu lah peninggalan terakhir kedua orang tuanya, selebihnya sudah diatas nama kan oleh tante nya sendiri.
Sean menenteng plastik kresek berisi nasi bungkus. Seragam SMA yang ia kena kan terdapat beberapa noda hitam, wajah tampannya di tutupi beberapa debu di area pipi, laku bibir pink nya yang memucat, namun tidak melunturkan sedikitpun senyuman nya.
"Bang jeje!" panggil Sean antusias. Pemuda itu berlari mendekati Jean yang melamun di ruang tamu.
"Bang jeje ngapain di luar? Kenapa gak istirahat?" tanya Sean setibanya di hadapan Jean.
Jean tersenyum, lalu mengelus surai hitam adiknya. "Capek istirahat mulu." kata Jean.
"Sean aja main di taman, mau?"
"Emang kamu gak capek?"
Sean menggeleng. "Enggak, justru Sean mau sekalian main."
"Beneran gak papa?"
Sean mengangguk semangat, "Gak papa abang. Sebelum pergi, kita makan dulu ya. Tadi Sean bantuin pembangunan proyek di komplek perumahan ujung sana, terus om-om nya ngasih Sean uang. Lumayan untuk tambahan beli makanan sama nabung buat biaya rumah sakit bang jejep." kata Sean.
Jean menatap sendu adiknya. Sean masih terlalu muda, tapi pemikiran anak itu sudah dewasa sebelum waktunya. Seharusnya, Anak-anak seperti sean masih masa pubertas dan sedang mencari jati dirinya. Namun anak itu sudah bekerja dimana saja asalkan bisa menghasilkan uang.
"Tapi bang, lauk nya cuman telor goreng, tempe goreng, sama sayur kangkung. Gak papa kan?" tanya Sean.
"Emang ada berapa bungkus?"
"Satu, soalnya Sean udah makan bareng om-om proyek lainnya." Sean tersenyum sumringah.
Mata Jean memicing. "Kamu gak bohong kan?" tanya Jean menyelidik.
Sean menggeleng. "Ngapain aku bohong, orang Sean udah makan." ucap Sean sedikit ngegas.
Jean tertawa. "Yah udah, gak papa. Makasih ya, kamu mandi sana."
Sean mengangkat tangan ke atas dahi tanda hormat. "Siap komandan, perintah anda akan segera di laksanakan." Sean meletakkan plastik itu diatas pangkuan Jean.
Setelah itu, Sean berlalu meninggalkan Jean yang tersenyum melihat tingkah laku Sean yang menurutnya lucu. Setelah punggung itu menghilang dari pandangan, Jean menundukkan kepala, menatap nasi bungkus di pangkuannya.
"Andai kecelakaan itu tidak terjadi, kau pasti tidak akan merasakan hidup sesulit ini." lirih Jean. "Sean.....maafin abang yang tidak becus menjalankan tugas abang...."
•••
Hidup bukan perihal kapan kita bisa tertawa. Tapi hidup selalu mengajarkan kita untuk selalu tertawa, meskipun kamu tidak mampu melakukannya.
Sean lelaki kuat, yang sedang mengusahakan masa depan nya.
Ia ingin, keluarga bahagia seperti 10 tahun yang lalu. Jika waktu bisa di ulang, rasanya Sean ingin tetap menjalani masa kecilnya dan tidak memperdulikan bagaimana masa depannya.
Karena, semakin kamu dewasa, maka semakin banyak pula air mata!
Ini tentang Seano Alvarendra, si lelaki tangguh yang bekerja paruh waktu untuk biaya pengobatan kedua abangnya. Tak kenal lelah, asalkan ia bisa kembali kumpul dengan canda dan tawa meskipun tidak lengkap tanpa orang tua.
“Semua akan kembali seperti semula, Ujian ini akan kita lewati secara bersama, canda, tawa, sudah kita lalui meskipun kita telah kehilangan sosok yang berharga. Bang jeje, bang jejep, tinggal kalian harapan terakhir sean....”
TBC
Semoga cerita ini bisa di terima para readers, semoga cerita ini banyak pembacanya, semoga cerita ini bisa serame cerita gibran. Dan hanya kata semoga yang bisa pita ucap kan.
Makasih untuk yang udah vote dan komen. Makasih juga yang udah singgah.
Yuk sini, kita semangat kan sean sama-sama.
Bye bye
Ig:syhnjtj_pitaaaaa(Sion NCT wish]
Sean: “Halo Aunty, saya Seano Alvarendra siap menghibur kalian lewat karya adik saya(pita🤣) agar kalian tak kesepian. Salam kenal yaa.
Pita: “Alay bet nih orang😔