14. Kesempatan

207 30 7
                                    

Seungcheol sampai di tempat Jihoon dan Myungho berada. Nafasnya tidak beraturan karena ia berlari menuju tempat sepi disekitar istana itu. Jihoon dan Myungho yang melihat Seungcheol datang dengan kondisi demikian terheran.

"Kita berhasil!" seru Seungcheol heboh beberapa kali. Jihoon dan Myungho masih bingung. "Segelnya berubah warna kan?" tanya Seungcheol memastikan harapannya.

Jihoon dan Myungho saling menatap. "Kami tidak mengetahuinya," ujar Jihoon, sontak hal itu membuat Seungcheol panik. Raut wajahnya terkejut bukan main, kebahagiaannya yang tadi ia gambarkan seketika hilang berubah dengan ketidakpercayaan atas apa yang ia dengar.

"Tidak! Tidak mungkin! Tadi aku memgalaminya sendiri, seharusnya, jika memang waktu yang berhenti adalah tanda bahwa segel itu bekerja, maka kita berhasil!" keukeuh Seungcheol pada kedua pria lainnya yang masih tidak mengerti apapun. "Kalian harus mempercayaiku!"

"Sebentar, sebentar, coba jelaskan perlahan kepada kami," pinta Jihoon selagi Myungho berjalan menuju arah lain.

"Tadi, sekitar 5 menit? 3 menit? Aku tidak yakin tetapi tiba-tiba waktu berhenti. Hanya aku yang bisa bergerak saat itu, maka dari itu aku menyimpulkannya demikian. Aku berlari kesini untuk mengetahuinya," ungkap Seungcheol menggebu-gebu. Jihoon tentu merasa bahwa hal itu tidak masuk akal. Namun berbeda dengan Myungho yang tengah mengecek sesuatu.

"Ucapannya benar," celetuk Myungho memberitahu Jihoon dengan raut terkejut. Tangannya kemudian menyodorkan layar gawai yang ia pakai untuk merekam kegiatan mereka sejak awal. "Aku sengaja menyimpan rekaman ini untuk melihat kejadiannya dan rekaman ini menunjukkannya," tuturnya.

Jihoon dan Seungcheol segera menonton rekaman tersebut dan benar menurut Myungho, video itu sempat megalami glitch yang tidak masuk akal dipertengahan waktunya tepat ketika kristal itu berubah warna. Ketiganya saling menatap. Raut wajah Seungcheol berubah terharu. Jihoon dan Myungho hanya bisa menghela nafas lega.

"Yang mulia," suara lain menginterupsi kegiatan mereka. Ketiga menemukan Wonwoo datang dengan Kim Mingyu dan pengawal istana yang lain. Raut wajah pria Jeon itu terlihat suram, disampingnya, Kim Mingyu menatap Seungcheol kebingungan.

"Anda sudah ditunggu oleh Ratu, harap untuk segera kembali ke istana," pinta Wonwoo serius. Seungcheol terdiam. Ia kemudian menatap Mingyu minta penjelasan. Tapi pria Kim itu hanya menghela nafasnya dan menarik pergelangan tangan Seungcheol untuk mulai bergerak.

Seungcheol tidak punya pilihan lain dan hanya berjalan penuh tanda tanya, "kenapa kau berada disini?" tanyanya kepada Mingyu. Alis Mingyu berkerut tanda kesal, "Bagaimana bisa aku membiarkan Wonwoo setelah ia bertemu dengan Jeon Jehoon," jawabnya ketus.

"Jeon Jehoon?"

"Pria Vampir yang tidak segan memukul anaknya padahal anaknya berpangkat Kapten, aku tidak bisa membiarkannya melakukan itu lagi jika ia tidak berhasil membawamu kembali ke istana," jawab Mingyu membungkam Seungcheol. Seungcheol hanya bisa melirik Wonwoo yang terlihat lebih tertekan.

Kondisi Istana yang sudah selesai menjamu tamu pesta dan berakhir dengan dramatis akibat pengumuman mendadak Pangeran kedua terasa mengganggu. Beberapa penjaga berlarian keluar gerbang untuk mengamankan para wartawan yang tengah meliput dihalaman istana sekaligus mengantarkan para tamu agar tidak terganggu.

Hebat Choi Seungcheol, mungkin inilah kekuatan namanya. Baik Choi Seungcheol sebagai warga biasa maupun Pangeran kedua di dunia entah berantah ini tetap membuat kekacauan didalam keluarganya.

"Yang mulia ratu menunggu di Paviliun anda," ujar penjaga istana. Seungcheol, Wonwoo dan Mingyu pun segera pergi ke paviliun pribadi Seungcheol. Diluar paviliun, pelayan yang diketahui dibawah perintah Ratu tengah berdiri cemas. Seungcheol paham sesuatu tengah terjadi di dalam.

The Sweetest Escape- CheolhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang