't w o •

26 3 1
                                    

Malam turun dengan keheningan yang menyejukkan. Bintang-bintang bersinar terang, memancarkan cahaya lembut yang menari di atas permukaan danau yang tenang. Angin malam berhembus pelan, membawa aroma bunga lavender yang tumbuh subur di taman istana.

Di balkon istana yang megah, Seorang penerus tahta kerajaan Utopia,Hongjoong. Sendiri, dia memandangi langit malam dengan mata yang penuh kesedihan dan kerinduan. Kedua orang tuanya baru saja meninggalkannya untuk selamanya, kekosongan yang ditinggalkan begitu terasa.

Hongjoong meremas pagar balkon dengan erat, seolah mencari kekuatan dari dinginnya besi yang menyentuh kulitnya. Dia teringat akan canda tawa dan kehangatan yang selalu memenuhi hari-harinya bersama mereka. Sekarang, hanya hening yang menyertainya, membawa kembali kenangan-kenangan indah yang membuat hatinya terasa berat.

Di bawah sinar rembulan, Hongjoong menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan gejolak hatinya. Dia tahu bahwa sebagai pewaris takhta, ada banyak tanggung jawab yang harus diembannya. Namun, malam ini, dia hanya seorang anak yang merindukan kedua orang tuanya, berharap waktu dapat di ulang kembali agar bisa melihat senyum mereka kembali.

Di kejauhan, suara angsa yang bersembunyi di danau terdengar lembut, seolah-olah ikut merasakan kesedihannya. Hongjoong berdiri sendiri di balkon, pandangannya tertuju pada danau yang dipenuhi angsa-angsa putih yang berenang anggun.

Namun, matanya tiba-tiba menangkap sesuatu yang berbeda—seekor angsa hitam yang berenang di antara mereka. Hongjoong sedikit mengerutkan keningnya, merasa ada kejanggalan dalam harmoni pemandangan malam itu, angsa hitam itu tampak begitu kontras di tengah kerumunan angsa putih.

Alih-alih bergabung dengan angsa-angsa hitam lainnya, ia berenang di antara angsa putih dengan anggun, menciptakan kontras yang memukau. Pemandangan tak biasa ini menarik perhatian Hongjoong dari balkon kerajaannya, memunculkan rasa ingin tahunya yang mendalam akan keanehan dan keindahan yang jarang ditemui.

“Mengapa dia tidak bergabung dengan kelompoknya dan malah bergabung dengan kelompok angsa putih?” Hongjoong bergumam, di dalam hatinya ia ingin sekali pergi ke danau itu untuk melihat angsa itu lebih dekat

“Mungkin karena angsa hitam itu jatuh cinta dengan salah satu angsa putih. Makanya terlihat jika angsa hitam itu terus berada di samping salah satu angsa putih itu” suara lembut nan lirih itu mengejutkan Hongjoong. Ia berbalik badannya dan terkejut karena Seonghwa ternyata berada di balkon juga.

Seonghwa terkekeh kecil sambil membungkuk sopan sebagai hormat kepada Hongjoong, “apakah saya mengejutkan Yang Mulia?” Tanya seonghwa dengan senyuman tipisnya

“Kau beruntung, saya tak punya penyakit apapun yang mengacu pada jantung.” balas Hongjoong dengan nada yang sedikit sarkas

“Yang Mulia ingin pergi ke Danau itu?” Tanya seonghwa dengan menatap Hongjoong

Hongjoong memgangguk, “ya, saya ingin pergi ke Danau tersebut. Bisakah kau menemani saya?”

Seonghwa memgangguk patuh.  “tentu saja Yang Mulia,” balas seonghwa dengan nada yang sedikit tegas tetapi lembut

Hongjoong melangkah keluar dari gerbang megah kerajaan utopia yang megah, angin lembut menyambutnya. Pakaian kerajaan yang indah melayang lembut mengikuti gerakannya. Di sampingnya, Seonghwa, pengawal pribadi setia dengan armor yang bersinar di bawah sinar rembulan malam, menjaga jarak beberapa langkah di belakangnya, namun tetap waspada.

Mereka menuju danau yang tenang, airnya berkilau seperti kaca yang memantulkan langit biru yang cerah. Seonghwa menatap sekeliling dengan penuh kewaspadaan, memastikan tidak ada bahaya yang mengancam tuannya. Ketika mereka semakin dekat, Hongjoong mengamati angsa-angsa putih yang berenang di danau, keindahan mereka menambah ketenangan suasana. Namun, perhatian Hongjoong segera tertarik pada satu angsa hitam yang berenang sendirian di sisi danau, kontras mencolok dengan angsa-angsa putih lainnya.

Hongjoong menghampiri tepian danau dan menatap angsa hitam dengan rasa penasaran. Seonghwa, yang mengikuti di belakang, berdiri dengan sikap hati-hati, siap menghadapi kemungkinan yang tak terduga. Hongjoong memandang angsa hitam itu dengan penuh perhatian, merasa seolah hewan itu adalah simbol dari sesuatu yang lebih dalam—sesuatu yang tersembunyi di balik kehidupan yang sempurna dan damai di kerajaannya.

Ketika Hongjoong melangkah lebih dekat, angsa hitam dengan salah satu angsa putih itu perlahan mendekati tepian danau, seakan merespons kehadiran raja muda tersebut. Keheningan meliputi danau, hanya dipecahkan oleh suara lembut air yang berdesir.

Hongjoong dan Seonghwa berdiri diam, terpesona oleh kehadiran angsa hitam yang misterius, seolah mereka sedang menunggu pesan yang belum terucapkan dari dunia yang lebih luas di luar kerajaan mereka.

Hongjoong pun berjalan sedikit dekat untuk mengamati kedua angsa yang berbeda clan itu, tak lama Hongjoong berucap “apakah angsa hitam ini sedang pamer kepada kita, jika dia sudah mendapatkan pasangan?” Ucapan Hongjoong tersebut diselingi dengan tawa kecil nya

Seonghwa hanya tersenyum tipis dan membalas ucapan Hongjoong “Kemungkinan besar Iya, Yang Mulia,”

Hongjoong teringat sesuatu, Hongjoong mengeluarkan sepotong roti dari kantong nya di celananya. Hongjoong segera menuju ke tepi danau yang tenang, Hongjoong duduk di atas batu besar

Dengan lembut, dia membagi roti itu menjadi dua bagian, lalu melemparkannya ke arah sepasang angsa hitam dan angsa putih yang berada di dekatnya.

Angsa hitam dengan hati-hati mematuk potongan roti yang jatuh di depan mereka, sementara angsa putih juga menggapai bagian yang sama. Hongjoong tersenyum lembut melihat interaksi harmonis di antara mereka, menikmati momen sederhana yang penuh kedamaian dan romantis itu.

Tak lama kemudian Setelah kunjungan mereka ke danau yang tenang, Hongjoong dan Seonghwa dikejutkan oleh serangan tiba-tiba.

Tsak!

Brukh!

Dengan kilatan tajam, sesuatu menyerang salah satu prajurit Hongjoong, membuatnya jatuh tewas seketika.

Seonghwa, tanpa ragu, segera mengeluarkan pedangnya dan berdiri di depan Hongjoong, seolah menjadi perisai hidup yang melindungi pemimpinnya dari bahaya yang mengancam. Prajurit lainnya juga melakukan hal yang sama dengan seonghwa bedanya mereka mengawasi sekitar.

“Tunjukkan Siapa Engkau!!!” Teriak Seonghwa dengan tegas sembari memegang pedangnya erat, pandangannya tak pernah luput dari setiap pergerakan tersembunyi.

Hening, hanya ada suara angin berhembus malam hari. Seonghwa pun menyuruh prajurit lainnya untuk segera masuk ke dalam Kerajaan, seonghwa yang akan menutup gerbang Kerajaan Utopia setelah dirasa Hongjoong dan prajuritnya masuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In the Shadow of the Throne: A Love Story (JoongHwa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang