Dia adalah Orion Raka Greyson, anak tertua di keluarga Greyson."Jaga ucapan mu" perintah Rion dengan Nada dingin yang tak di timbal sang empu.
"Kenapa kalian pulang" tanya Arsen dengan Nada tenang mengalihkan topik pembicaraan.
"Daddy menyuruh, dia berkata jika kami pulang, kami akan mendapatkan adik yang sangat lucu" jelas Satria.
Liel yang sedari tadi hanya diam, memiringkan kepala lucu setelah mendengar ucapan orang yang diketahui nama nya Satria itu.
"Sekarang kami tau siapa dia" lanjut Satria melangkah lebih dekat ke arah Arsen.
Dengan gerakan cepat Satria mengangkat tubuh ringan Liel dengan sangat lembut ke gendongan koala nya.
Liel yang digendong berusaha turun dengan menggeliat ke kanan dan kemari.
"Tak apa aku tidak jahat. Panggil aku abang, abang Satria" ucapnya menenangkan membawa dan ada sedikit perkenalan.
"Kita akan menjadi keluarga, kau akan menjadi bungsu keluarga Greyson" lanjutnya saat melihat perubahan ekspresi Liel.
"T-tapi rumah Liel, sekolah Li-"
Belum sempat Liel menyelesaikan perkataan nya Rion sudah memotong. Ah tampaknya keluarga Greyson memang suka memotong perkataan orang ya.
"Jangan memikirkannya, cukup penuhi kepala kecil ini dengan keluarga Greyson maka semua akan aman honey" perjelas Rion dengan merebut Liel dari gendongan Satria.
"Ck, sembarangan mengambil. Setidaknya biarkan dia bersamaku hari ini" sinis Satria dan duduk kembali ke sofa tempat awal Liel duduk.
"Kau pergilah, apa kau lupa jika kau diperintah daddy untuk ke ruangan nya" usir Satria.
"Ya bajingan, bunny kakak akan pergi sebentar" umpat diawal dan diakhiri memberi kabar kepada si kecil yang sekarang di bawa Rion menuju kamar pribadi nya.
Terdengar suara langkah kaki seseorang menuju arah dapur. Aura mansion yang semula biasa nya menjadi sedikit mencekam. Dia, Barra.
"Buatkan kami makan malam" ucap yang berkuasa, Barra kepada salah satu maid yang berada di dapur.
Pelayan itu hanya menatap Barra tanpa bergerak sedikitpun, ia terkejut, sangat. Ini pertama Kali keluarga ini akan mengadakan makan malam.
"Apa kau tuli" bentak Barra bertanya.
"A-ah tidak Tuan, baiklah makanan akan segera terhidang" jawab sadar pelayan itu dengan gemetaran.
Barra tak menghiraukan perkataan dari maid itu, ia hanya menatap maid itu sebentar dan berbalik untuk kembali ke ruangan pribadi nya.
Di Ruangan pribadi Barra, terdengar ketukan pintu pelan. Dan panggilan setelahnya.
"Arsen" ucapnya sebelum masuk tanpa izin kedalam ruangan besar itu.
"Persis seperti iblis kecil" gumam Barra melihat kedatangan anak bungsu yang sebentar lagi akan menjadi seorang kakak itu.
"Ada apa?" Tanya Arsen menanyakan.
"Kau akan melepas gelar bungsu mu, apa kau bisa terima?" Tanya Barra dengan serius setelah memikirkan nya dengan sangat matang.
Arsen bukan orang pertama yang dia beri tau, kedua anak nya sudah mendapat berita bahwa akan mendapatkan anggota Baru. Dan mereka langsung menerima nya melihat betapa manisnya anak yang dimaksud.
Arsen mendengar itu terkejut, sangat. Dia tak sebodoh itu untuk tidak mengerti apa yang Barra katakan.
"Siapa? Apa dia adalah anak kau dengan perempuan lain" Tanya Arsen dengan sinis.
Perempuan lain? Ya. Orang yang melahirkan Arsen sudah lama meninggal karena dibunuh oleh Barra, lantaran orang yang bernama Ariana Ayoka itu selingkuh dan itu membuat Barra murka sehingga dengan keadaan sadar ia membunuh pasangan nya.
Sayang sekali nama yang sangat bagus artinya itu harus jatuh ke manusia sampah seperti nya. Ariana nama dari Italia yang bermakna paling suci. Kemana cerminan dari arti nama itu, sangat bertolak belakang.
Arsen dan kedua saudara tak peduli dengan kematian perempuan itu, toh semasa hidup perempuan itu juga tak pernah menunjukkan kasih sayang sebagai seorang ibu kepada mereka.
"Jika iya maka kau pasti tau jawaban ku" ucapnya melangkah Kan kaki untuk keluar dari ruangan ber cat hitam itu.
"Bukan" elak Barra membuat Arsen menahan kaki nya untuk tidak melangkah keluar ruangan.
"Dia anak manis yang kau bawa" lanjut Barra menjelaskan.
"Apa yang kau maksud Liel?" Tanya Arsen membalikan badan menatap yang tua.
"Ya, dia" ucapan dengan anggukan setelahnya.
"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Arsen karena penasaran.
"tapi tak apa. Aku setuju, dia memang terlihat manis" setuju Arsen tanpa merasa posisi nya akan terganti, toh ia juga sebenarnya tidak ingin menempati posisi yang terdengar memalukan untuknya.
"Ya, jika pun kau tidak setuju daddy tidak pedu-" ucapnya sebelum pintu dengan kasar ditutup.
"Anak itu" ujarnya menggeram marah karena Arsen tak mendengarkan ucapannya.
Dua orang berdiri di balkon kamar menghadap matahari yang mulai menenggelamkan dirinya. Dengan posisi salah satu nya memeluk yang satunya lagi.
"Hari akan gelap honey, ayo bersihkan dirimu" jelas Rion terhadap yang dipeluk nya.
"Iya abang, lepas ini" ucap Liel menunjuk tangan yang sedari tadi mengelus perut nya yang rata itu.
"Mari honey" ajak Rion menuntun Jalan si kecil menuju kamar Mandi.
Saat Rion akan masuk juga ke dalam kamar Mandi, Liel mencegahnya.
"Abang, Liel akan membersihkan badan Liel sendiri" perjelas Liel saat melihat kening abangnya mengerut menandakan tak suka karena tak diperbolehkan masuk.
"Abang juga akan membersihkan diri honey, kenapa tidak bersama? dan kita tidak akan telat untuk makan malam bersama" jelas Rion panjang lebar setelah mendengar Ada maid yang mengatakan bahwa malam ini akan ada makan malam, tak biasa.
Setelah mendengar penjelasan panjang dari sang abang Liel memilih untuk mengalah dan membersihkan diri bersama. Tidak perlu dijelaskan secara detail biarkan hanya Liel dan Rion yang tau.
Biarkan imajinasi kalian lepas, kalian bebas berfikir apapun. No one will be angry with your thoughts.
KAMU SEDANG MEMBACA
B'BIEL (TIDAK SELESAI)
RomanceGabriel, pemuda 13 tahun yang bekerja untuk menjalani hidup. Gabriel, ya hanya Gabriel tanpa nama belakang. Seorang perempuan, ah tidak dia seorang pemuda yang cantik hampir menyamai perempuan, atau bahkan perempuan akan dikalahkan kecantikan nya ol...