[Liburan]
Yoo Junghyuk mencoba menyewa mobil dengan uang hasil lombanya, dan beruntung mereka tak menanyakan apakah masih sekolah atau belum.
Yoo Junghyuk menyiapkan semua perlengkapannya, Kim Dokja hanya menambahkan saja. Kim Dokja tak harus partisipasi dalam pembayaran, Yoo Junghyuk ikhlas asal diberi jatah malam ini.
"Satu kamar, mbak." Yoo Junghyuk dengan sopannya.
"Maaf nak, ini untuk pasangan saja." Kata perempuan itu, tak memperlihatkan wajah nya.
Melihat ini Kim Dokja kesal. Dia meluncurkan aksinya, "sayang, apa kita kehabisan Hotel malam ini?"
Yoo Junghyuk tercengang. Apa yang kau lakukan?
"Should we do it in the car? Melakukannya disana capek~ mbak, tolong ya kami sudah kelelahan, satu kamar saja mbak."
Yoo Junghyuk tahu ini. Kim Dokja tak akan melakukan seks di mobil sebab itu sewaan.
Dengan demikian mereka akhirnya mendapatkan kamar itu. Untung si mbak itu tak menanyakan apakah kita gay.
"Harus kah kita mandi dulu, sayang?" Goda Kim Dokja.
"Cepat lah masuk, atau aku akan masuk juga"
Kim Dokja terkekeh mendengar itu, Yoo Junghyuk tak ingin di goda pada saat ini, lucu, pikirnya.
Setelah selesai mandi Yoo Junghyuk baru masuk ke kamar mandi, menahan ereksi, pikiran gairah nya sudah kemana mana.
Sementara Kim Dokja, dia melihat di meja kecil itu disediakan, kondom dengan size yang berbeda. Ia tak tahu jika ukuran Yoo Junghyuk tak ada disana.
__________
Kim Dokja, menduduki Yoo Junghyuk, dengan seksi dia tersenyum, manis sekali mempunyai pacar tampan.
"Harus mulai dari mana Junghyuk-ah~?"
Yoo Junghyuk dengan penuh ereksi, membuka tali handuk Dokja, dengan tidak sopannya dada sampai penis dokja terekspos hanya untuk si mola mola.
"Dimana pelumas nya?" Kim Dokja sudah menyiapkan pelumas itu, memberinya pada Junghyuk.
Pelumas itu ditumpahkan banyak sekali, Kim Dokja merasakan dinginnya terkena pelumas.
Bokong Kim Dokja merasakan penis Yoo Junghyuk sudah keras, kain handuk yang dipakainya lumayan tipis. Kim Dokja hanya menunggu untuk digenjot.
Tangan Yoo Junghyuk mulai dengan puting yang membelakangi itu, dengan imut masuk kebelakang. Yoo Junghyuk tak tahan lagi.
Jari yang kasar satu persatu masuk ke lubang Kim Dokja, diperlakukan seperti vagina. Sudah penuh dengan pelumas dan licin. Menuju titik nya.
"Eep- !!!!! Aku mau-- ha-"
Salah satu puting nya sibuk di gilas dengan lidah basah Junghyuk, penis Kim Dokja di kocok dengan tangannya, oh tidak, lubang nya tak kunjung melebar walau Dokja sudah mengeluarkan sperma tak berguna. Kim Dokja kewalahan, ketiga bagian sensitifnya disentuh secara bersamaan. Ini keterlaluan, pikirnya.
"Cukup.. uhg- heum--!!!"
Yoo Junghyuk membuka resleting nya, mengeluarkan benda yang lebih besar, libido Dokja sudah meluap luap, segera ia mengangkat pantatnya keatas, tapi benda itu tak mau masuk. Kim Dokja terlalu ketat. Kim Dokja dengan gairah nafsunya akan seksual kini di ujung tanduk, memaksanya masuk. Setelah masuk dengan paksaan, hanya bisa sampai kepalanya saja Kim Dokja tak kuat lagi, ia sudah tertutupi nafsu.
"Yoo Junghyuk, lakukan sesuatu.." ucapnya penuh makna, dengan suara lirih terengah-engah.
Yoo Junghyuk dengan beku, melihat kekasihnya sangat erotis saat melakukan apa saja. Dengan kuat, panggul Dokja dia tarik, sampai penis keras itu masuk kedalam, Yoo Junghyuk merasakannya. Ini waktu yang dia tunggu. Kim Dokja mengerang keras merasakan penuh kenikmatan.
Kim Dokja dengan keinginan mendominasi, pundak Yoo Junghyuk didorong sampai terbaring, dengan inisiatif ingin melakukannya sendiri. Dengan pelan bergerak keatas dan bawah, pantat mulus nya bersentuhan dengan panggul Yoo Junghyuk, pihak atas melakukannya sangat pelan hingga yang diam tak tahan dengan tempo yang lambat.
Dengan nakal, Kim Dokja membuka baju Yoo Junghyuk yang sudah terkena spermanya, otot perut nya terbuka, dengan penuh nafsu Dokja menyentuhnya, seperti ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Secara tak sopan ia menjilatinya dan memberikan tanda cinta di bagian otot Yoo Junghyuk.
Yoo Junghyuk mulai tak tahan dengan tempo ini, segera dia berbalik menindih Kim Dokja, menggenjot nya dengan tidak ada ampunan.
"Aku mencint-aimu ah-! Yoo Junghyukh... Engh hah" Kim Dokja kewalahan dengan puting nya dipermainkan.
Kim Dokja sudah keluar, Yoo Junghyuk tak kunjung mengeluarkan sperma dan masih menyerangnya tiada henti, "kiss me, Junghyuk"
Dengan basah kecupan kecupan manisnya terdengar, desahan desahan Kim Dokja masih melirih, tak bisa bernafas, saat kedua bibir itu menjauh Saliva yang masih menyatu dikedua bibir itu. Yoo Junghyuk keras lagi saat melihat mimik wajah Dokja yang sayu membuat orang orang yang bisa melihat jadi ingin menerkam nya.
Dengan terengah-engah, "kamu lebih keras lagi... AHH--!"
Tanpa aba aba Yoo Junghyuk menyerangnya lagi dengan tempo cepat, dari awal sampai kini Yoo Junghyuk sangat menikmati keindahan ini.
Yoo Junghyuk melakukannya dengan lebih cepat lagi, "Kim Dokja... Ah.. aku akan keluar didalammu, is that okay?"
"Ngh.. you're so sweet, make me full Yoo Junghyuk.."
Splurt! Splurt!
Kim Dokja penuh, perutnya kenyang sperma hangat milik Yoo Junghyuk. Rasanya aneh, tapi hangat dan nyata, Kim Dokja sempat berpikir ia akan hamil setelah ini.
"Bet he's gonna do it again, right?" Pikir Dokja was was. Dengan sangat lelah, dia pikir dia akan segera di serang lagi, tapi kali ini dengan aneh Yoo Junghyuk berbaring di sebelahnya, dengan penis yang masih di dalam. Ia tak ingin membicarakan ini bisa saja jika dia menanyakan dia akan tak tidur sampai pagi.
Kim Dokja sangat mengantuk dan tertidur pulas setelah nya.
Yoo Junghyuk mencium pundak Kim Dokja dengan penuh kasih sayang, ia tak ingin kehilangan Dokja karena kesalahannya. Kim Dokja sepenuhnya milik Yoo Junghyuk seorang, ia janji tak akan regresi lagi.
_____fin.
I know you guys are enjoying this or may not, but please vote guys, all you can do is vote if you like this piece of shit! Saran dan kritik dipersilahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living In Heaven [Mature]
FanfictionJoongdok, BL! Dengan semua trauma yang Yoo Junghyuk alami, dia sangat salah melakukan ini. Demikian Yoo Junghyuk dengan ribuan regresinya, ingin hidup kembali dan bertemu orang yang paling ia cintai. Ia takkan pernah menyakitinya, usahanya mendapa...