"ORLA!?"
Suara bariton itu berhasil membuat seorang gadis yang sedang memasak di dapur langsung bergegas menemui farida─ibu tirinya. Sejak ia kecil ia hanya tinggal bersama Vano─ayah kandung nya. Yang ia tau ibu kandung nya sudah meninggal saat dirinya di lahirkan itupun ia tau dari almarhumah neneknya dulu.
Orla jasmine, gadis yang selalu di perlakukan kasar oleh ibu tirinya namun ayahnya sendiri tidak mengetahuinya. Yang ayah nya tau istri barunya itu sangat baik mengurus putrinya padahal itu hanyalah tipu daya istri barunya.
"Cepetan! Lama banget sih kamu!" bentak nya.
Sontak orla menundukkan kepalanya takut. "M-maaf bu... Tadi orla lagi masak ikan takut goso-"
"Udah berisik! Cepet pijatin kaki saya!" gadis itu mengangguk lalu duduk dan perlahan kedua tangannya memijat kaki farida yang sudah terlentang lurus.
Farida melototi nya tajam. "Yang keras dong! Jadi perempuan lemah banget kamu!" protesnya.
Orla menatap nya sekilas kemudian kembali melakukan tugasnya, tidak di sadari gadis itu mengeluarkan buliran air mata yang membasahi pipinya.
"Nah gitu, kamu itu harus berbakti pada orang tua! Saya juga kan ibu kamu..." ucapnya.
Di dalam hati kecil nya orla merasakan sakit yang sangat dalam. Ia tidak masalah jika melakukan tugasnya sebagai seorang anak yang harus melayani kedua orang tuanya tetapi ntah kenapa perlakuan ibu tirinya─farida membuat hati kecilnya merasakan sakit luar biasa.
Karena dari dulu ia belum pernah mendapatkan perlakukan manis dari seorang ibu pada anaknya. Yang ia dapatkan hanya rasa sakit, sakit, dan sakit.
"Ibu.. Orla rindu ibu... Tolong kembali.. Dan peluk orla, bu... " batinnya.
Jika bisa ia pun akan membongkar rahasia ibu tirinya pada ayahnya namun karena ancaman dari farida membuat dirinya bungkam selama ini.
"Eh mau kemana kamu!?" tanya farida pada seorang laki-laki yang baru saja melewati nya namun belum mendapat jawaban darinya karena dia telah lebih dulu berlalu pergi.
Farida sendiri hanya bisa menggerutu kesal karena putra kandung nya tidak menjawab pertanyaannya. "Anak jaman sekarang bisanya main terus! Gak ada sopan-santun sama sekali! " gerutunya kesal.
***
Malam harinya, farida dan putranya sudah duduk manis di meja makan sembari menunggu kedatangan Vano.
Tidak lama kemudian pria itu datang dan ikut duduk bersama mereka dengan senyuman yang hangat. "Bu, orla mana? Dia gak makan?" tanya nya.
Farida memutar bola matanya malas. "Dia ada di kamar mas, Mungkin sebentar lagi dia ke sini. " jawabnya seadanya.
Vano mengangguk percaya begitu saja.
"Ayah..?"
Suara tersebut berhasil membuat mereka menoleh. Ayah Vano mengernyit saat menyadari mata putrinya terlihat merah. "Sayang mata kamu kenapa? Kamu habis nangis?" tanya padanya.
Orla mendapat tatapan tajam dari farida, wanita itu mengancam nya lewat isyarat. Ia tau bahwa dia menangis karena perlakuan buruknya padanya.
"Nggak kok yah, tadi mata orla kena debu... Terus jadi kayak gini. " balasnya sembari senyuman tipis di bibirnya.
"Yasudah ayo ikut makan sama kami. Ini juga ada makanan kesukaan kamu, perkedel. " gadis itu mengangguk dan duduk di samping ibu tirinya.
Farida yang mendapat anak tirinya duduk di samping nya pun hanya bisa menahan amarahnya.
"Kenapa kalian diam saja? Ayo di makan masakan ibu pasti enak. " kata ayah yang langsung menguyah makanan.
Orla yang mendengar nya menjadi sedikit sedih. Karena ayahnya saja tidak tau kalau semua makanan ini adalah masakan nya bukan masakan farida.
Sontak farida tersenyum smirk. "Iya dong mas, ibu semuanya yang masak. Lagian putri kamu mana mau masak orang kerjaan nya aja main hp terus. " celetuknya berbohong.
Vano menatap putrinya. "Lain kali bantu ibumu di dapur orla, jangan males-malesan... " peringatnya.
Gadis itu hanya bisa mengangguk pelan. "Iya ayah, maaf. " ucapnya pelan.
"Minta maaf sana sama ibu kamu. " titahnya tentu saja membuat orla berpikir dua kali karena semuanya bukan salah dia mengapa orla harus meminta maaf?.
Namun karena kemurahan hatinya orla menoleh ke arah farida yang tersenyum smirk ke arahnya juga. "Maaf Bu.. Orla gak bantu ibu masak.."
Tentu saja perkataan nya membuat farida sangat senang sekali, berhasil membuat anak itu di permalukan di depan ayahnya sendiri dengan meminta maaf.
Sedangkan laki-laki yang berada di samping Vano hanya bisa menggeleng pelan sembari santai mengunyah makanan.
"Wanita itu pembohong profesional. "
Untuk lebih tau tentang cerita ini kalian bisa follow akun ➡︎ @ozuput.sal atau akun ini!!
Terimakasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart, Agasya
Teen Fictionini adalah kisah 'Agasya Mahendra' yang hidupnya lebih berwarna saat kedatangan perempuan bernama 'orla jasmine' ke dalam hidupnya bahkan ia rela melakukan apapun demi perempuan itu. saat kenyataan pahit terbongkar bahwa orla memiliki rahasia besa...