6. Extra (END)

190 43 6
                                    


Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Ini adalah pertama kalinya Acel dan Rana menonton pertunjukan balet. Tentu saja, sebagai ketua dan pendiri klub penggemar Alice yang menamakan diri mereka Mommy and Dad, Acel dan Rana harus menyaksikan Alice bersinar sebagai penari utama di atas panggung.

Mereka tidak tahu apa-apa tentang balet-baik budaya maupun tariannya. Mereka bahkan tidak tahu bahwa pertunjukan musik klasik akan mengiringi pertunjukan utama. Jika jantung mereka tidak berdebar-debar menantikan penampilan Alice, mereka mungkin akan tertidur karena mendengar musik klasik.

Yang mereka tahu hanyalah, jika Alice tidak tampil dengan baik, mereka benar-benar akan mengeluarkan banner yang terlihat rapih didalam tasnya dan meneriakan yel-yel untuk mempermalukan gadis itu.

"Sepertinya, orang yang duduk di depan kita adalah Jovial. Haruskah kita menginterogasinya?" Rana berbisik, melirik bagian belakang kepala pria itu.

Acel mengerutkan kening. "Apa kau sudah gila? Apa gunanya menginterogasi dia?"

"Entahlah, menanyakan apakah dia memperlakukan gadis busuk dengan baik atau tidak. Sebagai Mommy-nya, bukankah wajar jika kita khawatir?"

"Itu masuk akal. Tapi kita bicara tentang Jovial. Dia bahkan tidak peduli ketika banyak penggemarnya yang tidak suka dengan cara Gadis bau ini mempublikasikan hubungan mereka. Tapi apa? Dia justru ikut bergabung kedalam siaran Gadis bau! Menceritakan bagaimana mereka bertemu pula!"

"Aku yakin dia memperlakukan Gadis bau dengan baik-sangat baik, sebenarnya." Acel berhenti sejenak, melirik ke arah panggung. "Terlebih lagi, Gadis bau tidak akan membiarkan dirinya diinjak-injak orang lain. Jangan khawatir."

Saat pertunjukan utama dimulai, auditorium menjadi gelap, dan melodi lembut musik klasik memenuhi udara. Lampu sorot tunggal menerangi panggung, menampilkan Alice yang meluncur dengan anggun di lantai, setiap gerakannya memikat para penonton.

Acel dan Rana langsung terpesona oleh keindahan balet yang halus. Mereka menyaksikan dengan kagum saat Alice dengan mudah memerankan Giselle yang sedih, matanya yang ekspresif menyampaikan kedalaman emosi yang menyentuh semua orang di teater. Kerumitan koreografi dan keanggunan para penari membuat Acel dan Rana terkagum-kagum.

Mereka benar-benar lupa akan rencana awal mereka untuk menginterogasi Jovial.

Alunan musik yang lembut dan merdu menyelimuti auditorium, memancarkan pesona yang memukau para penonton. Meskipun Alice tidak menari dengan sendirian, fokus Acel dan Rana hanya tertuju pada Alice, mata mereka tertuju pada setiap gerakannya yang anggun. Saat dia melompat dan berputar-putar di atas panggung, seolah-olah waktu terasa melambat.

Semangat dan dedikasi yang dicurahkan Alice dalam latihannya terlihat jelas dalam setiap gerakannya yang elegan. Dia dengan mudah menyampaikan emosi yang menyayat hati dari Giselle, memikat penonton dengan kerentanannya yang mentah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Parasocial ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang